Pembatasan sosial berskala besar bukan halangan untuk melakukan aktivitas kesukaan atau hobi. Semua tetap terlaksana dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kegemaran tidak selalu pupus oleh situasi sulit seperti pandemi saat ini. Sebagian warga tetap bisa melakukan aktivitas kesukaannya atau hobi selama pembatasan sosial berskala besar. Caranya beragam dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.
Pandemi Covid-19 karena SARS-Cov-2 membawa situasi normal baru. Warga mau tidak mau harus beraktivitas di rumah, kecuali untuk urusan penting dan kegiatan usaha dalam pengecualian.
Alhasil banyak hal tidak bisa dilakukan dengan leluasa, termasuk hobi. Donny Charli (32), misalnya, tidak beraktivitas di luar rumah semenjak pembatasan sosial berskala besar di Tangerang Raya. ”Sebelum PSBB masih rutin lari, tetapi sekarang ganti dengan olahraga ringan di rumah sebanyak dua kali dalam sepekan,” ujar Donny, Selasa (5/5/2020).
Warga Serpong, Tangerang, ini merupakan anggota salah satu komunitas lari di wilayah setempat. Biasanya komunitas melakukan lari pada malam Rabu, malam Jumat, dan Minggu pagi.
Namun, kini tidak ada lari di luar ruangan untuk mencegah penyebaran korona. Aktivitas tersebut diganti olahraga ringan dari rumah berbekal matras dengan durasi satu jam setiap hari.
Setiap Selasa, Kamis, dan Minggu akan ada berbagi kolase foto olahraga ringan di rumah antar-anggota komunitas melalui media sosial. Tujuannya, sebagai penyemangat untuk tetap berolahraga di tengah pandemi.
Kevin Febryan Kusuma (25) asal Bandung, Jawa Barat, sempat terkendala melakukan hobi fotografi selama pandemi. Akan tetapi, situasi itu membuatnya menemukan cara menjalankan hobi dengan berbeda dan lebih berkesan.
Semuanya berawal saat ia berseluncur di media sosial. Di sana banyak warga banting setir mempromsikan jualan secara daring untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. ”Tidak sedikit promosi jualan dilakukan ala kadarnya, baik narasi iklan maupun tampilan produk. Maklum, kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk bisa sefleksibel biasanya dan tidak semua orang familiar dengan media sosial,” katanya.
Kevin bersama teman-temannya membuat akun @bisnisinkrisis untuk membantu warga dan UMKM memasarkan produk dengan lebih menarik. Mereka membantu foto produk, desain, dan konsultasi secara gratis. ”Masyarakat bisa saling bantu dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki,” ucapnya.
Aktivitas kesukaan tidak boleh mengesampingkan protokol kesehatan. Lantaran pandemi yang telah meluas. Puput Soedarjanto, misalnya, masih gowes ke tempat kerja dan untuk rekreasi.
Selama itu, anggota salah komunitas sepeda ini tetap mengikuti protokol kesehatan sesuai dengan arahan pemerintah. ”Rute gowes masuk zona merah sehingga mau tidak mau harus melengkapi diri dengan helm, sarung tangan, dan kacamata,” kata Puput.
Bahkan, ia mengenakan baju lengan panjang, celana panjang, dan sepatu setiap bersepeda. Padahal, biasanya baju dan celana lengan pendek saja sudah cukup. Tidak lupa masker dan cairan antiseptik pencuci tangan.
Selain itu, tidak bisa dimungkiri, kecemasan menghinggapi warga karena pandemi Covid-19. Apalagi ruang gerak semakin terbatas guna mencegah penyebaran SARS-CoV-2. Ada sejumlah layanan platform daring yang bisa menjadi pilihan untuk meredam kecemasan itu.
Andris (31), Digital Strategist dari Menteng Dalam, Jakarta Selatan, mengisi masa bekerja dari rumah, salah satunya dengan mengakses platform daring meditasi. ”Dalam masa sulit begini, ditambah self quarantine, memang sering bikin tidak tenang, juga membuat rasa cemas,” ucap Andris.
Guna meredam kecemasan, dia mengakses beberapa platform meditasi. Salah satunya Meditation Game, gim yang dimainkan dengan cara mengumpulkan bola menggunakan karakter cahaya. Sembari mengumpulkan bola, ada instruksi untuk mengatur pernapasan. Fitur gim juga dilengkapi latar musik relaksasi yang menenangkan. Selama memainkan gim ini, Andris terhibur dan merasa lebih santai. Untuk sementara waktu, dia dapat mengalihkan pikirannya dari pandemi yang sedang terjadi.