Raksasa teknologi Google dan media sosial Facebook memperpanjang masa kerja dari rumah (work from home/WFH) untuk karyawan hingga 2021. Kebijakan ini diambil untuk mencegah penularan Covid-19.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Raksasa teknologi Google dan media sosial Facebook memperpanjang masa kerja dari rumah (work from home/WFH) untuk karyawan hingga 2021. Kebijakan agar karyawan melakukan pekerjaan dari jarak jauh diambil selama sisa tahun ini untuk mencegah penularan virus korona baru (SARS-CoV-2), penyebab penyakit Covid-19.
Perpanjangan masa WFH diumumkan Chief Executive Google Sundar Pichai pada Jumat (8/5/2020). ”Kami mulai memahami pertemuan virtual ini meski saya kehilangan pengalaman bersama-sama dengan kita semua di tempat yang sama,” tulis Pichai dalam e-mail seluruh staf yang dilihat oleh CNBC.
Ia juga menjelaskan, nantinya aktivitas kantor akan berjalan bertahap hingga kembali seperti semula. Raksasa teknologi itu akan kembali membuka kantor globalnya pada awal Juni ini, tetapi tetap memberlakukan pembatasan jarak fisik. Hanya 10-15 persen karyawan diizinkan berada di satu tempat pada waktu waktu yang sama.
Pichai juga mengumumkan bahwa perusahaan ini akan libur pada 22 Mei 2020. ”Gunakan waktu untuk melakukan apa pun yang perlu Anda lakukan untuk memprioritaskan kesehatan Anda”, tulisnya dalam memo yang disampaikan kepada seluruh karyawan.
Kebijakan serupa juga ditempuh oleh Facebook. Perusahaan itu akan membuka kembali kantor mereka pada awal Juli ini, tetapi akan memperpanjang izin karyawan untuk bekerja di rumah jika mereka menginginkannya hingga 2021. Perusahaan raksasa sosial media itu belum memutuskan karyawan mana yang harus berada di kantor.
Founder Facebook Mark Zuckerberg juga mengumumkan pada April bahwa semua kegiatan yang melibatkan lebih dari 50 orang dibatalkan hingga Juni 2021. Facebook bersama dengan Google telah memulai kegiatan mereka untuk bekerja dari rumah sejak Maret lalu.
”Sebagian besar karyawan Facebook beruntung dapat bekerja secara produktif dari rumah, jadi kami merasa bertanggung jawab untuk membiarkan orang yang tidak memiliki fleksibilitas ini untuk mengakses fasilitas publik terlebih dahulu,” tulis CEO Mark Zuckerberg di halaman Facebook, April lalu.
”Saya berharap ini membantu mengatasi penyebaran Covid-19 sehingga kita dapat menjaga komunitas kita aman dan bisa bangkit kembali dan segera beroperasi lagi,” jelasnya.
Di Facebook, lebih dari 95 persen karyawan bekerja di rumah. Perusahaan ini mempekerjakan 48.000 pekerja penuh waktu. Selama kuartal pertama, Facebook menambah 3.300 karyawan untuk mengisi fungsi teknis. Zuckerberg menegaskan bahwa perusahaan berencana menambah 10.000 staf produk dan teknik pada tahun 2020.
Berdasarkan survei firma kepegawaian Robert Half International yang dikutip Variety, sekitar 77 persen orang Amerika yang biasanya bekerja di lingkungan kantor bekerja di rumah. Survei yang dilakukan pada 17-22 April ini juga menyebutkan, 60 persen responden merasa keseimbangan pekerjaan dan kehidupan meningkat tanpa perjalanan menuju dan dari kantor.
Sebanyak 60 persen responden merasa keseimbangan pekerjaan dan kehidupan meningkat tanpa perjalanan menuju dan dari kantor.
Sebanyak 79 responden ingin agar selanjutnya atasan membiarkan mereka bekerja lebih sering di rumah. Saat kembali ke rutinitas kerja reguler, 59 persen responden mengatakan mereka akan mempertimbangkan kembali menghadiri acara bisnis. Survei itu juga menyebutkan, 56 persen responden khawatir tentang ”berada dalam jarak dekat” dengan orang lain di kantor. (DNA)