Bisik Pengampunan Ensambel
Erwin Gutawa menggelar Konser Orkestra di Rumah, Kamis (21/5/2020). Bersama Afgan, Woro Mustiko, dan Najwa Shihab, komponis tersebut menyajikan lagu dan musikalisasi puisi.
Erwin Gutawa menggelar Konser Orkestra di Rumah, Kamis (21/5/2020). Bersama Afgan, Woro Mustiko, dan Najwa Shihab, komponis tersebut menyajikan lagu dan musikalisasi puisi. Karya-karya religi menyelipkan pengharapan agar kesuraman yang merundung negeri ini lekas berlalu.
Konser Orkestra di Rumah diawali ”Overture: Allahumma” pukul 20.30. Selawat dilantunkan dengan merdu diiringi musik bernuansa padang pasir. Erwin yang mengenakan peci dengan baju lengan panjang hitam berada di tengah layar. Ia memimpin sekitar 50 pemain orkestra dan penyanyi latar.
Lagu selama lima menit pertama itu menjadi nyanyian yang mengagungkan kebesaran Allah SWT sekaligus menyerukan ajaran Islam. ”Orkestra di Rumah pada bulan suci ini merupakan bentuk kehadiran musik yang mengabarkan pesan kebaikan,” ujar Erwin kala menyampaikan sekapur sirih.
Ia lantas memanggil Afgan. Penyanyi berbaju koko putih itu langsung menyentuh kalbu dengan ”Insya Allah”. Lewat lagu yang dipopulerkan Maher Zein itu, Erwin langsung memberikan bingkai dengan konteks kekinian Indonesia yang tengah dilanda pandemi.
”Insya Allah, Indonesia pasti bisa. Konser Orkestra di Rumah juga menjadi tempat bercerita mengungkapkan isi hati,” ujarnya. Saat Afgan bernyanyi, Erwin yang sesekali menoleh meski dibatasi sekat video membuat konser itu tampak sungguhan.
Mereka sesekali tersenyum. Damai dan teduh serta-merta merambati sanubari. Lewat lagu berdurasi sekitar empat menit itu, Erwin menebarkan magis dengan harmonisasi biola, terompet, selo, hingga rebana. Ia lantas beramah tamah dengan Afgan.
”Halo Afgan, apa kabar?” tanya Erwin. ”Halo. Baik, Om. Apa kabar?” balas Afgan yang ditanggapi Erwin dengan baik pula. Solois berkarakter vokal berat, tetapi lembut itu kemudian menyapa penonton dan menyampaikan terima kasih karena sudah mendukung pertunjukannya.
”Senang banget. Kali ini berbeda karena biasanya bertemu di panggung besar. Malam ini, kita ketemu online (daring),” ujarnya. Lagu berikutnya, ”Tuhan”, salah satu karya terpopuler Sam Bimbo, lalu meluncur. Tak perlu berlama-lama untuk melihat kekaguman warganet.
Rentetan pujian tak henti bermunculan di boks sebelah kanan layar. ”Keren abiiiisss,” demikian apresiasi dari penonton dengan nama akun Andfit. Sementara penonton berakun Janeeta mengetik, ”Bagus BGT” dengan ikon dua jempol. ”Waaa kerennn,” tulis penonton berakun GalGadot. Di antara mereka, banyak pula yang sedih gara-gara jaringan internetnya berantakan lantas curhat di kolom komentar.
”Selalu merinding rasanya setiap mendengar ’Tuhan’. Bagus banget liriknya,” ucap Afgan yang spontan diiyakan dan ditimpali Erwin dengan memuji pesan dalam lagu itu. Tembang keempat adalah ”Tombo Ati” yang dipopulerkan sejumlah penyanyi, salah satunya Opick. Erwin menuturkan sedikit penjelasan untuk menambah wawasan.
”Aslinya, ditulis Sunan Bonang, salah satu Wali Songo. Obat hati atau tombo ati berisi cara Muslim mendapatkan ketenangan dan kedamaian spiritual,” katanya.
Seusai memanggil Woro Mustiko, ia mengajak penyanyi muda dari Jawa Tengah itu bernyanyi ”Tombo Ati”. Suara lirih Afgan dan Woro bagai bisikan pengingat agar manusia meminta pengampunan dan senantiasa beribadah yang diiringi atraksi ensambel.
Beberapa lagu yang menebalkan keimanan lantas ditampilkan, seperti ”Tobat Maksiat” dari grup musik Wali disusul ”Ketika Tangan dan Kaki Berkata” karya perpaduan Chrisye dan Taufiq Ismail.
Baca puisi
Najwa Shihab tak ketinggalan meramaikan Konser Orkestra di Rumah. Di sela instrumental ”Ketika Tangan dan Kaki Berkata”, ia merapal puisi ”Membaca Tanda-tanda” karya Taufiq. Selama lebih kurang dua menit, suara lantang Najwa sesekali terdengar sedikit parau sewaktu membaca sajak tentang alam yang tak lagi lestari itu.
”Hai Najwa. Apa kabar? Terima kasih sudah membantu konser ini, ya. Sehat-sehat selalu. Terima kasih juga buat semua yang mendukung,” ucap Erwin di pengujung pertunjukan. Ia menutup konser yang berlangsung sekitar 45 menit itu dengan orkestrasinya ”Medley Salawat”.
Afgan kemudian mengajak para musisi dan penonton untuk berdoa bersama. Ia bersama hampir 50 anak, remaja, dan orang tua berselawat. ”Sebagai persembahan terakhir untuk kebaikan negeri kita. Semoga kekuatan doa kita didengarkan dan dikabulkan Allah SWT,” katanya.
Sejumlah anak pun meminta agar Indonesia diselamatkan dari bencana. Koor terus berlanjut hingga Konser Orkestra di Rumah tuntas. Nama-nama pemusik dan pendukung acara itu lantas muncul. Banyak penonton yang tak percaya pergelaran tersebut sudah tuntas.
”Kurang lama padahal keren banget”, ”Iya kok sebentar ya?”, ”Mantap more more”, dan ”Ini udah kelar ya?” keluar berderet-deret di kolom komentar. Bak konser tulen, beberapa komentar jenaka juga dikemukakan penonton seakan-akan sedang berada di hadapan panggung, seperti ”Ga ada bonus 1 lagu lagi nih”, ”Ada yang mau bareng pulangnya?”, ”Udah2 afgan udah bobo”, hingga ”Tolong makanannya dibawa keluar. Jangan nyampah”.
Kekuatan doa
Lewat konser itu, Erwin hendak menjadikannya sarana bertawakal. Alunan musik nan menyentuh ibarat oase penyejuk hati yang mendekatkan diri dengan Sang Pencipta. ”Melalui musik, kami ingin menyatukan hati dan mengirimkan kekuatan doa bagi kebaikan negeri ini,” ujarnya.
Semua proses dilakukan di rumah masing-masing. Konser dengan harga tiket mulai dari Rp 50.000 itu juga didukung 4 penata gambar, 3 penata suara, dan 1 peramu suara. Erwin bersama Afgan, Woro, Najwa, dan para pemain ensambel sepakat membawakan lagu-lagu religi seiring bulan puasa.
Karya-karya itu juga dinilai sinkron dengan pandemi yang tengah terjadi. Sebagian dari pemasukan konser disedekahkan. Selain hiburan, Konser Orkestra di Rumah digelar sebagai permohonan agar situasi Indonesia kembali normal. ”Pastinya lagu-lagu yang kami bawakan sangat keren dan menyentuh hati,” ujar Afgan menimpali.
Erwin juga telah menyelenggarakan Konser Orkestra di Rumah bersama beberapa gitaris, seperti Dewa Budjana, Ridho Hafiedz, dan Tohpati. Mereka memainkan lagu ”Angin Malam” selama sekitar lima menit yang diunggah ke Youtube pada 16 Mei 2020.
Erwin turut mengajak Dira Sugandi dan Afgan dalam konser dengan sedikit sentuhan musik rok tersebut. Konser Solidaritas Jaga Indonesia yang dirampungkan di rumah masing-masing itu digelar pula untuk membantu mereka yang terkena dampak Covid-19.
Konser Orkestra di Rumah merupakan ekspresi kesetiakawanan seiring pengharapan manusia sebagai insan yang berserah diri terhadap kodrat-Nya, seperti disampaikan Najwa lewat ”Membaca Tanda-tanda”. ”Beri kami kearifan membaca seribu tanda-tanda. Allah, ampuni dosa-dosa kami,” ucapnya di sela-sela membaca sajak.