Bahan pangan penting bagi tubuh untuk bisa tetap sehat selama pandemi Covid-19. Di sisi lain, pengetahuan tentang bahan pangan dan pengolahannya juga penting untuk menjaga kebersihan bahan pangan.
Oleh
FAJAR RAMADHAN
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Masyarakat perlu memperhatikan keamanan pangan selama pandemi Covid-19. Hingga kini, studi tentang penularan Covid-19 dari bahan makanan masih relatif minim sehingga upaya preventif penting dilakukan.
Menurut Direktur Southeast Asian Food and Agricultural Science dan Technology (Seafast) IPB University Nuri Andarwulan, setidaknya ada empat hal yang harus diperhatikan untuk menjaga keamanan pangan selama pandemi Covid-19. Keempat tips tersebut ialah bersihkan, pisahkan, masak, dan dinginkan.
Bersihkan artinya sebelum menyantap makanan, tangan harus dibersihkan dengan sabun atau hand sanitizer. Baru setelah itu kebersihan makanan yang harus dijaga. Makanan segar yang baru dibeli wajib dibersihkan dengan cara dicuci terlebih dahulu.
”Kita tidak pernah tahu apakah ada droplet yang menempel pada makanan tersebut,” katanya dalam kelas jurnalis daring yang diselenggarakan Nestle Indonesia, Rabu (17/6/2020).
Selanjutnya, bahan pangan mentah dan bahan pangan yang sudah dimasak harus selalu dipisahkan. Jika tidak, bahan pangan yang sudah matang dapat terkontaminasi mikroba yang terdapat pada bahan pangan mentah.
”Kita tahu bahan pangan mentah sering kali menjadi sumber penyakit. Tidak hanya Covid-19, tetapi juga penyakit lain yang diakibatkan mikroba,” kata Nuri.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah memperhatikan suhu saat memasak makanan. Suhu terendah yang bisa digunakan untuk memasak makanan adalah 63 derajat celsius. Sebab, suhu ini menjadi suhu kritis bagi pertahanan diri mikroba, termasuk mikroba penyebab Covid-19.
Menurut Nuri, mikroba tersebut biasanya dilindungi oleh senyawa-senyawa tertentu, seperti protein. Protein tersebut hanya bisa dirusak oleh suhu di atas 63 derajat celsius. Hal ini bisa diterapkan saat seseorang hendak membakar ikan atau daging.
”Artinya, suhu terdingin dari bahan pangan tersebut adalah 63 derajat celsius,” katanya.
Untuk membuat makanan dengan metode panggang, suhu yang ditetapkan bahkan lebih tinggi. Nuri menyarankan agar suhu pada seluruh bagian pangan yang dipanggang minimal mencapai 71 derajat celsius. Akan tetapi, akan lebih baik jika makanan dipanggang dengan kategori well done atau suhunya mencapai 77 derajat celsius.
Khusus untuk makanan dari unggas, seperti ayam, kalkun, dan bebek, suhu paling tepat yang digunakan untuk pemanggangan adalah 82 derajat celsius. Hal ini karena kontaminan mikroba pada jenis makanan ini adalah yang paling banyak dibandingkan dengan lainnya.
Masyarakat juga diminta memperhatikan suhu untuk menghangatkan makanan. Minimal suhu yang digunakan untuk proses ini adalah 74 derajat celsius. ”Tidak jarang kita masak terlalu banyak pada pagi hari, maka perlu dihangatkan lagi pada sore harinya. Upayakan makanan tersebut dimasak kembali hingga mendidih,” kata Nuri.
Nuri mengatakan, makanan yang disimpan pada suhu 5-60 derajat celsius harus kembali dipanaskan setelah dua jam. Sebab, dalam kurun waktu tersebut, mikro organisme dalam makanan bisa tumbuh melalui mekanisme inkubasi.
Sementara itu, tips menjaga keamanan pangan yang keempat adalah dinginkan. Artinya, makanan yang disajikan dingin harus disimpan dengan suhu yang dingin pula. Idealnya, suhu yang dipilih adalah di bawah 5 derajat celsius, tepatnya di bawah 4,4 derajat celsius.
”Untuk makanan beku, maka harus selalu disimpan di suhu beku. Idealnya suhu beku tersebut adalah minus 18 derajat celsius,” katanya.
Dalam hal ini, Nuri juga mengajak masyarakat untuk mengenali petunjuk penyimpanan yang biasa tertera pada kemasan produk beku. Informasi tentang umur simpan produk, sebagian besar tidak lagi relevan karena telah mengalami penyalahgunaan suhu.
Misalnya pada produk sosis tertera informasi bahwa pada suhu ruang 25 derajat, umur simpannya adalah satu hari. Pada suhu lemari pendingin 5 derajat celsius, umur simpannya adalah 30 hari. Adapun pada suhu beku minus 20 derajat celsius, umur simpannya adalah satu tahun. Perlu diketahui bahwa suhu beku lemari pendingin di supermarket bukanlah minus 20 derajat celsius lantaran berkali-kali mengalami buka-tutup pintu. Suhunya lebih kurang hanya minus 10 derajat celsius seperti halnya lemari pendingin rumahan. Alhasil, masa simpan sosis tersebut otomatis berkurang.
”Jadi, umur simpannya tidak sampai satu tahun lagi. Bisa enam bulan, bahkan tiga bulan. Apalagi saat dibawa pulang terkena panas matahari dan terjadi pencairan atau thawing,” katanya.
Corporate Quality Manager Nestle Indonesia Anas Noor Wahid mengajak para konsumen selalu memperhatikan kondisi label makanan sebelum membelinya. Hal itu untuk memastikan produk yang dikonsumsi masih layak untuk dimakan.
”Kita juga bisa melihat komposisinya apakah sesuai dengan yang kita butuhkan. Bagaimana juga nilai gizinya atau informasi alergi,” katanya.
Gizi seimbang
Sebelumnya, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengajak masyarakat menjaga gizi seimbang selama pandemi. Hal tersebut dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja sistem daya tahan tubuh.
Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan panduan gizi seimbang pada masa Covid-19, seperti prinsip ”Isi Piringku”. Zat penting yang pertama adalah karbohidrat sebagai sumber energi. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat meliputi nasi, jagung, kentang, umbi, dan sagu.
”Sagu tinggi kandungan karbohidrat dan sangat baik untuk menggantikan energi kita yang hilang,” katanya.
Kedua adalah asupan protein, baik dari nabati maupun hewani. Sumber makanan yang mengandung protein, antara lain, tempe, kacang-kacangan, daging, telur, ayam, dan ikan.
”(Protein) juga tidak kalah penting karena dapat membantu mengoptimalkan kinerja sistem daya tahan tubuh kita,” katanya.
Selain itu, Reisa juga menganjurkan masyarakat mengonsumsi sayuran dan buah-buahan, yang merupakan sumber vitamin, mineral, juga serat. Khususnya sayuran dan buah-buahan yang berwarna-warni.
”Vitamin yang direkomendasikan dalam masa pandemi seperti ini adalah vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin D, dan vitamin E. Selain itu konsumsi mineral, seperti zinc, selenium, magnesium, dan zat besi juga penting,” katanya.
Reisa juga menganjurkan agar masyarakat mengonsumsi air minum sebanyak delapan gelas per hari dan berolahraga. ”Jangan sampai kita kekurangan cairan dan mineral, terutama di musim panas,” katanya.