Code: Atma, Gim RPG dengan Makhluk Halus dan Mitologi Khas Indonesia
Pocong, kuntilanak, dan genderuwo kini hadir dalam bentuk gim. Gim bernama ”Code: Atma” ini diharapkan dapat mengubah persepsi makhluk halus menjadi lebih keren dan bahkan ”fashionable”.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pocong, kuntilanak, dan genderuwo kini hadir dalam bentuk gim. Gim bernama ”Code: Atma” ini diharapkan dapat mengubah persepsi makhluk halus menjadi lebih keren dan bahkan fashionable.
Perusahaan pengembang gim dalam negeri Agate Games merilis gim terbarunya, bertajuk Code: Atma, pada Kamis (25/6/2020). Gim hasil kerja sama Agate Games bersama Telkom, Melon, dan Oolean ini mengemas karakter mistis dan mitologi khas Indonesia menjadi sebuah gim bergenre RPG atau role playing game.
Gim ini memosisikan kita sebagai seseorang yang bisa melawan makhluk mistis dengan bantuan sebuah aplikasi ponsel. Pemain akan mengoleksi Atma, atau berbagai karakter tokoh mistis, yang dapat dipanggil sewaktu-waktu untuk melawan Atma milik lawan.
Para Atma ini berasal dari cerita rakyat dan legenda urban Indonesia yang sudah familiar; dari kuntilanak, jelangkung, tumang dari cerita Sangkuriang, hingga genderuwo. Namun, desain karakternya dibuat lebih modern dan bergaya kekinian.
Ini adalah upaya untuk meningkatkan relevansi cerita rakyat sebagai budaya Indonesia di masa kini serta di depan audiens yang lebih luas.
”Kalau industri kreatif kita tidak mengkreasikan warisan budaya kita agar terkesan lebih keren, itu akan membuat keinginan kita memopulerkan budaya kita secara global menjadi lebih jauh,” kata CEO Agate Games Arief Widhiyasa.
Terkait hal ini, EVP Digital and Next Business Telkom Joddy Hernady mengatakan Indonesia harus bisa menjadi tuan rumah untuk gim di Indonesia. Gim hasil inisiatif Oolean ini ingin menunjukkan bahwa pengembang gim Indonesia kini mampu bersaing dengan pengembang gim negara lain.
”Harapannya bisa menyemangati gim developer lokal lainnya untuk membangun gim yang bisa diminati gamer Indonesia, bahkan ke depan juga untuk pasar global,” kata Joddy.
Creative Director Agate Games Fandry Indrayadi mengungkapkan, salah satu target utama yang ia emban adalah menemukan titik yang tepat atau sebuah sweet spot antara otentisitas karakter mahkluk mistis dan relevansinya dengan dunia saat ini.
”Desain karakter yang kami buat ini perpaduan sebagai makhluk kuno, tetapi juga harus berpakaian modern, fashionable untuk disesuaikan dengan persepsi masyarakat modern,” kata Lead Artist Agate Games Beatrice Nauli.
Untuk itu, selama pengembangannya, gim ini membutuhkan banyak riset desain karakter. Menurut Fandry, pengembangan gim ini membutuhkan waktu hingga hampir dua tahun sejak pertama kali ide pembuatannya dicetuskan.
Selama beberapa waktu terakhir, Agate Games juga telah membuka akses versi beta untuk Code: Atma untuk sukarelawan yang bersedia mencoba memainkan gim ini. Fandry mengungkapkan, sebanyak 16.000 pemain telah mencoba gim ini dan membantu proses finalisasi aplikasi.
Secara umum, di masa pandemi Covid-19 ini, meski tidak bisa memberikan angka, Fandry memastikan konsumsi gim di Indonesia meningkat dibandingkan dengan biasanya.
”Jumlah engagement dalam gim meningkat. Jumlah gim yang di-download juga meningkat,” kata Fandry.
Secara global, pandemi Covid-19 memang meningkatkan penjualan gim. Penerapan pembatasan sosial hingga lockdown yang dilakukan oleh banyak negara membuat masyarakat mencari hiburan di dalam rumah.
Firma riset pasar NPD melaporkan pada Mei lalu bahwa total konsumsi video gim masyarakat Amerika Serikat meningkat 9 persen dibandingkan dengan 2019, menjadi 10,9 miliar dollar AS (setara Rp 155 triliun).
Gim orang sibuk
Fandry mengatakan, gim ini secara khusus dipasarkan kepada pemuda laki-laki berusia 25-35 tahun. Sebab, secara khusus, pihaknya menargetkan kelompok yang sudah bekerja.
Namun, kecenderungan kelompok umur ini yang sudah memiliki pekerjaan, menurut Fandry, akan mengurangi peluang mereka untuk bermain gim RPG konvensional yang perlu dimainkan secara nonstop.
Untuk itulah Agate memilih genre idle RPG. Genre gim ini adalah idle RPG. Genre ini memungkinkan gim tetap berprogres tanpa harus membutuhkan input dari pemain.
Karakteristik RPG biasanya memaksa pemain untuk grinding atau melakukan hal yang membosankan demi mendapatkan uang dalam gim atau meningkatkan skill dari karakter yang dimainkan.
Namun, dalam genre idle RPG, karakteristik semacam itu diminimalkan. Bahkan, dalam Code: Atma, koin yang menjadi mata uang dalam gim akan terus bertambah secara otomatis.
”Behavior dari market yang kami tuju ini lebih cocok gim RPG yang santai. Pada dasarnya ini adalah gim untuk orang sibuk,” kata Fandry.
Film hingga boneka
Beatrice Nauli mengatakan, salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan gim ini adalah penciptaan berbagai karakter yang volumenya besar.
Code: Atma saat ini memiliki 40 karakter makhluk mistis dan mitologi. Namun, apabila level masing-masing Atma ini meningkat, desain dan tampilannya juga akan berubah. Total, ada seratus karakter Atma unik.
Kekayaan intellectual property yang diciptakan bersama gim ini membuka peluang untuk pengembangan produk berbasis puluhan karakter yang ada pada Code: Atma.
Menurut Fandry, sedari awal pihaknya juga sudah merancang premis gim ini untuk bisa dikemas ulang menjadi bentuk hiburan lainnya, dari film hingga bahkan merchandise.
”Bisa jadi film, bisa jadi komik. Apa pun bisa. Ini memang sesuatu yang sangat expandable. Kami juga sangat terbuka peluang kerja sama untuk kolaborasi,” kata Fandry.