logo Kompas.id
Gaya HidupJangan Bayar Tebusan...
Iklan

Jangan Bayar Tebusan ”Ransomware”

Uang tebusan digunakan untuk pembiayaan aktivitas kriminal dan mendorong kriminal siber terus mengulang penggunaan ”ransomware”. Publik diminta jangan membayar tebusan jika ”database” komputer disandera ”ransomware”.

Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/RsK2Bu3EA50kiT6YouH3Byz4CSA=/1024x585/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2020%2F06%2Fb01c00be-f8ec-451b-90d8-010e09e1452c_jpeg.jpg
KOMPAS/TRIPWIRE

Penampakan pesan ransomware Netwalker. Ransomware ini yang menyerang University of California San Francisco dan meminta tebusan senilai 3 juta dollar AS pada 1 Juni 2020.

JAKARTA, KOMPAS — Ransomware sebagai bentuk serangan siber mulai kembali meningkat peredarannya. Namun, jangan sekali-sekali membayar uang tebusan yang diminta ransomeware untuk menyelamatkan data yang ”disandera” para peretas ini.

Bitcoin senilai 1,14 juta dollar AS atau setara Rp 16,4 milliar harus berpindah tangan dari University of California San Francisco (UCSF) kepada sindikat kriminal siber Netwalker setelah jaringan komputer mereka diserang ransomware pada awal Juni lalu.

Editor:
khaerudin
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000