Otoritas Uni Eropa menilai aksi korporasi ini dapat memberikan akses data kesehatan konsumen yang direkam oleh gawai ”smartwatch” buatan Fitbit kepada Google dan menguatkan dominasinya dalam pasar iklan daring.
Oleh
SATRIO PANGARSO WISANGGENI
·3 menit baca
BRUSSELS, KAMIS — Proses akuisisi produsen smartwatch Fitbit oleh Google menemui jalan buntu. Otoritas Uni Eropa menilai aksi korporasi ini dapat memberikan akses data kesehatan konsumen yang direkam oleh gawai smartwatch buatan Fitbit kepada Google.
Komisi Eropa pada Rabu (5/8/2020) mengumumkan akan memulai investigasi mendalam untuk memeriksa rencana akuisisi Fitbit oleh Google.
Organ eksekutif Uni Eropa tersebut khawatir penguasaan data kesehatan tersebut akan membuat posisi Google semakin mendominasi di jagat iklan daring. Google akan dapat memanfaatkan data kesehatan itu untuk memersonalisasi iklan yang akan diterima setiap individu.
Wakil Presiden Eksekutif Komisi Eropa Margrethe Vestager mengatakan bahwa penggunaan gawai yang bisa dikenakan atau wearable devices akan semakin populer di masyarakat. Peningkatan penggunaan ini akan disertai dengan besarnya data yang dihasilkan oleh gawai-gawai ini.
”Data ini akan memberikan informasi mengenai hidup dan kesehatan penggunanya. Investigasi kami bertujuan untuk memastikan bahwa penguasaan Google terhadap data tersebut tidak akan mendistorsi kompetisi (iklan daring),” kata Vestager melalui keterangan tertulis.
Vestager menilai, dengan menguasai data kesehatan yang diambil dari wearables Fitbit, Google akan mendapatkan keuntungan yang signifikan dalam pasar periklanan daring. Google dapat memberikan personalisasi yang lebih baik dalam pengemasan dan target iklan.
Komisi Eropa akan melakukan investigasi selama 90 hari kerja. Pengambilan keputusan akan dilakukan pada 9 Desember 2020.
Mengenai hal ini, Senior Vice President Devices and Services Google Rick Osterloh mengatakan bahwa inti dari langkah akuisisi bukanlah penguasaan data pengguna. Ia mengatakan, akuisisi Fitbit adalah terkait perangkat keras wearables tersebut. Google saat ini tidak memiliki produk wearables.
Menurut Osterloh, saat ini persaingan pasar wearables ketat dan diisi banyak pemain, seperti Apple, Samsung, Garmin, Fossil, Huawei, dan Xiaomi.
”Kami percaya kombinasi Google dan Fitbit akan mendorong kompetisi pada sektor ini dan membuat generasi wearables di masa depan semakin baik dan terjangkau,” kata Osterloh.
Osterloh mengatakan, sedari awal Google tidak akan menggunakan data kesehatan dari Fitbit untuk pemanfaatan iklan. Ia mengungkapkan bahwa Google telah menawarkan ke Komisi Eropa untuk membuat dokumen hukum yang mengikat guna memastikan Google tidak menggunakan data Fitbit.
Meskipun demikian, Osterloh mengatakan, pihaknya mengapresiasi kerja Komisi Eropa yang memperhatikan kepentingan masyarakat.
Seperti yang diketahui, Google telah mengumumkan kesepakatan akuisisi terhadap Fitbit pada 1 November 2019. Saat itu, Osterloh mengumumkan bahwa pihaknya akan membeli Fitbit senilai 2,1 miliar dollar AS (Rp 30 triliun).
Dominasi Google di pasar iklan daring dinilai sangat besar. Dalam rapat dengar pendapat Kongres AS, akhir Juli lalu, disebut bahwa penguasaan Google sangat besar dan hampir absolut pada penyaluran iklan dari pemasang dan media yang memberikan ruang.
Pendapatan iklan Google pada kuartal I-2020 sebesar 41,2 miliar dollar AS atau sekitar Rp 602 triliun. Berdasarkan data Emarketer, Google menguasai 73,1 persen pangsa pasar iklan daring pada 2019 disusul Amazon (12,9 persen), Microsoft (6,5 persen), Verizon (2 persen), dan Yelp (1,8 persen).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Pemerintah Inggris melalui ”Online Platforms and Digital Advertising” pada Juli 2020, Google menguasai 50-100 persen persen jalur pemasangan iklan daring.