Di tengah pandemi, Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) X tahun ini tetap dilaksanakan secara virtual. Pelaksanaan juga dilakukan dengan batasan ketat, mengacu pada protokol kesehatan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·2 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Menyikapi situasi pandemi Covid-19 saat ini, pelaksanaan Jambore Sepeda Lipat Nasional (Jamselinas) tahun ini mengalami sejumlah perubahan. Selain mengurangi jumlah peserta, ajang bersepeda yang semula diagendakan berlangsung di Kota Magelang, Jawa Tengah, akhirnya diputuskan untuk dilaksanakan secara virtual pada 10 Oktober mendatang.
”Harus diberlakukan sejumlah penyesuaian karena kami berharap ajang Jamselinas nantinya tidak berkembang memunculkan terjadinya kluster Covid-19 baru,” ujar Agung Eko Hirlanto, anggota panitia Jamselinas 2020, saat ditemui dalam jumpa pers di Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kota Magelang, Jawa Tengah, Minggu (16/8/2020).
Dengan melaksanakannya secara virtual, peserta jambore cukup bersepeda di daerahnya masing-masing. Aktivitas ini bisa dilakukan secara pribadi atau berkelompok dengan batasan jumlah peserta per kelompok maksimal lima orang. Jarak tempuh bagi tiap peserta ditetapkan minimal sejauh 30 kilometer. Perekaman aktivitas dan pencatatan jarak ini bisa dilakukan peserta dengan menggunakan aplikasi Strava.
Para peserta nantinya diminta untuk membuktikan aktivitas bersepedanya dengan mengirimkan foto kelompok atau perorangan. Adapun rute yang dilewati, termasuk lokasi foto, diharapkan adalah ikon dari daerah tersebut.
Dalam melakukan aktivitasnya, para pesepeda diwajibkan untuk benar-benar mematuhi protokol kesehatan, seperti memakai alat pelindung diri dan tertib menjaga jarak satu sama lain.
”Selain menjadi bahan pertimbangan dan penilaian dari panitia, pelaksanaan protokol kesehatan dalam Jamselinas diharapkan juga mampu memberi contoh gambaran ideal bagaimana bersepeda secara aman dan sehat di tengah pandemi,” ujar Agung.
Jika semula jumlah peserta ditargetkan mencapai 2.020 orang, atas pertimbangan panitia bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Magelang, Agung mengatakan, maka jumlah peserta dibatasi menjadi 1.662 orang.
”Banyak pesepeda sebenarnya berharap kami membuka pendaftaran peserta gelombang kedua, tetapi kami putuskan cukup membuka gelombang pertama saja. Terlalu banyak peserta nantinya berisiko menimbulkan kerumunan,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan, saat bersepeda, para peserta diharapkan betul-betul mematuhi protokol kesehatan. Pasalnya, dia mencontohkan, seorang warga Kota Magelang yang diduga kurang disiplin justru sakit setelah bersepeda bersama rombongan ke Kabupaten Bantul, DIY.
Warga tersebut kemudian terkonfirmasi positif Covid-19 dan akhirnya meninggal. ”Kasus pesepeda asal Kota Magelang tersebut membuktikan bahwa aktivitas olahraga sekalipun jika tidak dilakukan dengan hati-hati, nantinya akan tetap berisiko mendatangkan penyakit,” ujarnya.
Semula, menurut Joko, Jamselinas sebenarnya ditargetkan juga mampu mendatangkan wisatawan, baik dari pesepeda maupun keluarganya, ke Kota Magelang. Namun, dengan kondisi pandemi, target tersebut tidak lagi diperhatikan.
”Pada kondisi seperti sekarang, kesehatan dan keselamatan masyarakat banyak adalah hal yang paling utama,” ujar Joko.