Rencana Bisnis WhatsApp a la Matt Idema
WhatsApp mengembangkan aplikasi WhatsApp Business untuk membantu perkembangan UMKM di Indonesia. Ada pula WhatsApp Business API berbayar yang menyasar perusahaan besar.
Mungkin masih ada yang ingat bahwa hingga beberapa tahun lalu, di dalam aplikasi WhatsApp ada keterangan yang berbunyi bahwa kelak dalam setahun, pengguna akan diminta membayar biaya langganan 1 dollar AS.
Meski demikian, pada faktanya, ketentuan ini tidak pernah diterapkan. Baru hingga pada 2016 WhatsApp memberikan kepastian dalam bentuk pengumuman bahwa akan menghilangkan skema langganan tersebut dan memastikan bahwa aplikasi percakapan tersebut gratis digunakan.
Saat itu, jumlah pengguna WhatsApp “hanya” 900 juta, dan kini pada 2020, jumlah itu berlipat ganda; sekitar 2 miliar orang setidaknya menggunakan WhatsApp setiap bulannya.
Lalu, bagaimana membuat WhatsApp sebagai bisnis menguntungkan? Bagaimana Facebook memanfaatkan bisnis yang diakuisisinya pada 2014 senilai 19 miliar dollar AS itu?
Sebagai perbandingan, Instagram yang diakuisisi pada 2012 dengan nilai 1 miliar dollar AS saja telah menghasilkan 20 miliar dollar AS pada 2019, 25 persen dari total pendapatan Facebook, menurut Bloomberg.
Sekitar setahun setelah pengumuman penghapusan skema langganan berbayar tersebut, WhatsApp menunjuk Matt Idema sebagai chief operating officer pertama perusahaan itu; menjadi orang yang bertanggung jawab atas operasional sehari-hari serta strategi bisnis WhatsApp.
Idema bukanlah orang sembarangan dalam hal pengembangan produk bisnis. Sebelum ditunjuk menjadi COO WhatsApp, ia adalah vice president Facebook untuk bidang product marketing. Artinya, ia adalah yang mengatur strategi bisnis raksasa media sosial tersebut dalam bidang yang krusial: produk periklanan dan bisnis.
Pada Kamis (22/10/2020), WhatsApp mengundang Kompas untuk berbincang khusus dengan Idema, terkait sejumlah peluncuran produk bisnis WhatsApp.
Contohnya, aplikasi WhatsApp Business akan dilengkapi dengan sejumlah fitur seperti tombol katalog dan keranjang yang memungkinkan pengguna dapat langsung membeli barang ataupun memesan jasa. Idema percaya bahwa fitur gratis ini akan membantu perkembangan UMKM di Indonesia.
Namun, di sisi lain, Idema juga memperkenalkan akan mengenakan biaya untuk sejumlah layanan seperti WhatsApp Business API yang dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar sebagai sebuah kanal layanan pelanggan.
Idema bahkan mengatakan bahwa karakteristik penggunaan aplikasi WhatsApp di Indonesia menjadi salah satu faktor yang berkontribusi pada rancangan produk bisnis WhatsApp. Dalam kesempatan ini Idema juga menyampaikan komitmen WhatsApp terhadap enkripsi serta privasi penggunanya. Berikut kutipan wawancaranya.
Bagaimana WhatsApp melihat Indonesia?
Indonesia adalah pasar yang sangat penting bagi WhatsApp. Ternyata produk kami digunakan masyarakat Indonesia tidak hanya untuk berbincang dengan teman dan keluarga tetapi juga untuk kegiatan bisnis.
Jadi produk yang kami luncurkan pada hari ini, seperti WhatsApp Hosted API dan juga fitur jual-beli di aplikasi WhatsApp Business, kami rasa akan sangat populer di Indonesia.
Kami menyakini ini karena sudah sangat biasa bagi masyarakat Indonesia yang sudah biasa untuk berkomunikasi dengan toko daring melalui WhatsApp untuk membeli sesuatu.
Ciri khas masyarakat Indonesia yang melakukan jual-beli melalui WhatsApp ini bahkan telah membantu kami dalam mendesain produk untuk secara global. Setiap bulan, 6 juta orang di Indonesia mengakses fitur katalog barang pada WhatsApp.
Secara global, 175 juta orang mengirim pesan ke akun WhatsApp Business setiap harinya, artinya, ini hampir mencakup 10 persen basis pengguna kami. Ini adalah indikator yang kuat bahwa aktivitas jual-beli dilakukan di WhatsApp. Dan ini akan terus berkembang.
Bagaimana anda memperkirakan keberadaan aplikasi WhatsApp Business dan WhatsApp API, dalam perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia? Terlebih lagi di situasi pandemi di mana ada kebutuhan untuk mengurangi kontak fisik.
Benar, kami melihat tren di Indonesia dan banyak negara lainnya menunjukkan masyarakat yang harus bekerja dari rumah dan membatasi kontak fisik memilih WhatsApp untuk berinteraksi sosial.
Terlihat peningkatan yang besar tidak hanya pada penggunaan fitur seperti panggilan telepon, video call, dan group video call, tetapi juga komunikasi bisnis. Masyarakat pakai aplikasi kirim pesan seperti WhatsApp untuk membeli barang atau memesan jasa.
Di sisi lain, WhatsApp API sudah membantu banyak perusahaan besar untuk menjalankan bisnisnya di pandemi ini. Seperti yang kita tahu, di masa pandemi akan sulit bagi perusahaan untuk menjalankan call center ketika banyak staf yang harus bekerja dari rumah. Sehingga, banyak perusahaan yang memberikan layanan pelanggan menggunakan chat.
Bagaimana progres layanan pembayaran WhatsApp Pay di Indonesia? Facebook, perusahaan induk WhatsApp, telah berinvestasi kepada Gojek di Indonesia. Akan pakai Gopay?
Kami sangat bersemangat mengenai investasi Facebook di Gopay pada tahun ini. Tim Facebook, Instagram, dan WhatsApp, bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Gojek untuk mendukung UMKM di Indonesia.
Inilah mengapa kami berinvestasi ke Gojek, yakni mendukung UMKM. Kami ingin membantu mereka untuk masuk ke dalam ekonomi digital, membantu mereka menggunakan digital tools sehingga mereka bisa terus bertumbuh.
Di mana ujungnya, para UMKM ini dapat memperbesar jumlah pelanggan mereka dan membuka lapangan kerja baru. Sudah terbukti bahwa digitalisasi telah membantu UMKM di seluruh dunia tumbuh, dan kami juga ingin melakukannya untuk UMKM Indonesia.
Kami saat ini sedang terus menyempurnakan WhatsApp Pay, dan kami terus bekerja sama dengan para partner dan regulator. Namun kami belum punya kerangka waktu yang spesifik kapan akan memperkenalkan WhatsApp Pay.
Pekan lalu, sejumlah negara—Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru, beserta India dan Jepang—meminta para pemain aplikasi percakapan untuk memasang backdoor yang mempermudah penyelidikan. Bagaimana pendapat Anda? Apakah WhatsApp akan menuruti permintaan ini?
Kami menjunjung tinggi enkripsi, dan kami selalu terbuka terhadap posisi kami ini. Kami percaya privasi adalah hal yang sangat penting bagi individu di seluruh dunia dan kami tetap akan terus melindungi semua pesan yang melalui WhatsApp untuk terus terlindungi enkripsi. Tidak ada sedikitpun keinginan kami untuk mengubah ini.
Selain fitur bisnis, dalam waktu dekat apakah ada rencana introduksi fitur baru untuk pelanggan biasa? Seperti interkonektivitas precakapan antara Facebook, Instagram, dan WhatsApp?
Kami memang sedang mengerjakan banyak fitur baru. Namun saat ini adalah momen untuk memperkenalkan fitur WhatsApp bisnis. Kami percaya produk bisnis WhatsApp akan menciptakan pasar yang sangat besar dengan cara menyediakan layanan komunikasi kepada pelanggan. Dalam waktu yang akan datang kami tentu punya pengumuman untuk produk untuk segmen konsumer.