Para peserta Borobudur Marathon 2020 Virtual Challenge berusaha menjaga antusiasme lari dengan berbagai keterbatasan. Berbagai cara mereka tempuh agar lari virtual itu tetap terasa menyenangkan.
Oleh
ADITYA DIVERANTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pandemi Covid-19 membuat berbagai aktivitas luar ruangan menjadi tidak mudah, termasuk pada rutinitas olahraga. Hal itu berdampak pada warga yang gemar berolahraga lari. Saat turut serta dalam perhelatan lari akbar, mereka pun harus menjalankannya secara virtual.
Kondisi itu membuat Yogi Irawanto (56) dan Siska Saskia (53) kini menjalani rutinitas berbeda. Pasangan peserta ajang Borobudur Marathon 2020 virtual ini terpaksa puas berlari di sekitar wilayah domisili masing-masing. Minggu (15/11/2020) sejak pukul 05.30, Yogi dan Siska berlari di seputar kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Yogi mengincar suasana sepi GBK saat pagi hari. Peserta lari kategori setengah maraton ini mengatur rute sendiri, mulai dari lingkar stadion utama hingga ruas jalan di dalam GBK. Sementara itu, Siska juga melalui rute yang relatif serupa meski dengan target jarak 10 kilometer.
Tidak hanya Yogi dan Siska. Pada Minggu pagi, sekitar 9.000 peserta Borobudur Marathon juga melanggengkan upaya lari virtual di tengah situasi pandemi. Para peserta berlari secara soliter demi mencegah kerumunan yang memperparah penularan Covid-19.
Suasana lari virtual itu sangat berbeda dengan kegiatan Borobudur Marathon pada tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada kerumunan euforia dari para pelari lain. Tidak ada sejumlah fasilitas seperti water station serta petugas marshall yang memberi informasi terkait rute. Hampir semua persiapan dilakukan oleh peserta secara mandiri.
Walakin, keadaan tersebut tak memutus semangat para pelari virtual. Yogi, misalnya, hari itu berlari dengan berbagai atribut Borobudur Marathon yang dia cetak sendiri. Dia menempelkan stiker Borobudur Marathon di bagian dada kiri dan punggung pada kaus yang berwarna kuning menyala. Sejumlah stiker itu lalu bersanding dengan nomor peserta yang juga dia pasang di sekitar dada.
”Saya berusaha menyenangkan diri sendiri saja. Selama dua tahun berturut-turut saya selalu hadir di sana (Borobudur Marathon). Meski tahun ketiga ini berlangsung virtual, sayang banget kalau hal ini dilewatkan,” tutur Yogi yang menjadi peserta rutin sejak 2018.
Gun Gun Heryanto (44), peserta lari setengah maraton, juga tampak bersemangat mengejar target jaraknya di sejumlah ruas jalan kawasan GBK. ”Saya harus menjaga ritme lari agar tetap stabil, tidak boleh turun sama sekali,” ujar akademisi perguruan tinggi itu.
Sejumlah pelari berupaya menjaga antusiasme dengan cara masing-masing. Yogi, misalnya, memancing semangat lari dengan sejumlah penghargaan kecil lewat aplikasi olahraga Strava. Dari aplikasi itu, dia berbangga karena bisa memecahkan rekor jarak dan waktu baru.
”Setiap lari, saya juga punya misi menyelesaikan rekor baru di Strava. Hari ini, misalnya, saya berhasil dapat lima poin penghargaan karena rekor personal best,” ungkapnya.
Auliyulloh (24), peserta lainnya, menanamkan diri untuk mencapai rekor waktu baru saat lari virtual. Hal tersebut memicu dirinya untuk tetap konsisten menjaga ritme kecepatan selama lari virtual.
”Setiap peserta pasti punya target sendiri-sendiri. Tapi, kalau saya, yang penting bisa mengejar waktu lebih baik dari ajang sebelumnya. Saya menargetkan total jarak lari bisa selesai dalam waktu 2 jam 30 menit,” tuturnya.
Pelatih lari Agung Mulyawan mengatakan, berbagai cara peserta menjaga antusiasme adalah bagian dari rangkaian persiapan sebelum berlari. Dalam Virtual Training Class: Set Your Virtual Run, 8 November 2020, dia menekankan pentingnya persiapan dilakukan dengan matang seperti ajang lari secara umum.
Agung juga mendorong pelari bersosialisasi dengan menjalin pertemanan virtual untuk saling memotivasi. ”Untuk pelari rekreasional, mari hadapi kondisi ini (lari virtual karena pandemi) dengan senang. Kita harus senang dan jangan mengeluh karena pandemi. Kita jalani dan hadapi saja. Insya Allah, kondisi akan kembali normal,” ucapnya.
Memberi warna
Ajang lari virtual kali ini turut memberi warna pada penyelenggaraan Borobudur Marathon. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan menyatakan apresiasi khusus bagi para peserta lari virtual. ”Peserta lari virtual ini adalah para pelari yang telah berkontribusi besar karena membantu menjaga agar marwah Borobudur Marathon tetap eksis,” ujarnya.
Seiring dengan hal itu, para peserta lari virtual berharap bisa kembali berpartisipasi secara langsung pada tahun depan. ”Lari virtual dalam ajang Borobudur Marathon ini mungkin belum tentu terjadi lagi tahun depan. Saya harap semua bisa segera kembali berlari secara langsung di lokasi,” ucap Yogi mewakili harapan pelari virtual di Jakarta.