Meyakini Kesuksesan Mobil Listrik di Indonesia, TAM Segera Luncurkan Lexus Elektrik
Maraknya kehadiran mobil listrik di Tanah Air membuat Toyota tidak tinggal diam. Dalam waktu dekat, PT Toyota-Astra Motor segera meluncurkan mobil listrik murni pertamanya di bawah merek Lexus.
Oleh
Stefanus Osa Triyatna
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran mobil listrik belakangan ini semakin gencar. Toyota sebagai salah satu pemain otomotif di Tanah Air meyakini keberhasilan mobil listrik di Indonesia di masa depan. Pengembangan kendaraan ramah lingkungan itu pun sesungguhnya sejalan dengan desain besar Toyota selama ini.
Setelah sukses membangun pasar kendaraan berteknologi hibrida (hybrid electric vehicle/HEV), PT Toyota-Astra Motor (TAM) segera memperluas pasar mobil elektrifikasi nasional dengan menyiapkan lini produk kendaraan listrik murni (battery electric vehicle/BEV). Teknologi BEV membuat mobil sepenuhnya menggunakan sumber energi listrik sebagai tenaga penggerak.
Melihat kesiapan pasar yang semakin baik dalam mengadopsi teknologi elektrifikasi, TAM sebagai pemegang merek Toyota dan Lexus merasa sudah waktunya untuk memulai titik baru. TAM berencana segera meluncurkan kendaraan BEV melalui merek Lexus secara resmi di Indonesia pada pekan depan.
”Toyota sudah mulai teknologi elektrifikasi sejak tahun 1990-an secara global. Tidak hanya karena melihat adanya kebutuhan untuk melestarikan lingkungan, tetapi kami juga sudah berkomitmen untuk menghadirkan pilihan mobilitas yang lengkap sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tutur Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor, Susumu Matsuda, dalam jumpa pers digital bertajuk ”Toyota-Astra Motor Electrification Day” di Jepang, Rabu (18/11/2020).
Jika semua berjalan sesuai rencana, Lexus elektrik ini akan menjadi mobil listrik murni keempat yang dipasarkan secara resmi di Indonesia. Sebelumnya telah diluncurkan BMW i3S oleh PT BMW Group Indonesia pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019, dan Hyundai Ioniq serta Hyundai Kona Electric, oleh PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) pada 6 November 2020 lalu.
Meskipun tidak menyebut secara spesifik tipe Lexus yang akan diluncurkan di Indonesia, saat ini baru ada satu model Lexus yang berteknologi BEV, yakni Lexus UX 300e. Mobil ini diluncurkan di Pameran Mobil Internasional Guangzhou, China, akhir 2019 lalu.
Pemilihan merek Lexus sebagai merek pertama untuk mengusung teknologi BEV Toyota juga menunjukkan strategi TAM menyasar pasar premium lebih dulu sebelum meluncurkan mobil listrik di pasar yang lebih luas.
TAM menyadari penjualan kendaraan elektrifikasi, khususnya kendaraan listrik murni, baru dapat menyasar sebagian kecil lapisan pelanggan yang cukup mampu.
Peluncuran Lexus BEV ini semakin melengkapi pilihan kendaraan elektrifikasi buatan Toyota bagi masyarakat Indonesia, setelah bulan Maret lalu Toyota meluncurkan teknologi Plug-In Hybrid Electric Vehicle (PHEV) yang saat ini menjadi salah satu model yang masih difokuskan untuk pasar fleet, seperti taksi.
Sudah lebih dari 20 tahun belakangan ini, Toyota terus melengkapi pilihan kendaraan elektrifikasinya, baik dari teknologi HEV, PHEV, BEV, dan juga Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV).
Walaupun model-model BEV Toyota diluncurkan belakangan dibanding model-model berteknologi lainnya, Toyota terlihat bertekad untuk mengejar ketinggalan di tengah maraknya pergeseran menuju mobil listrik yang dilakukan sebagian besar produsen mobil di seluruh dunia.
Karena itu, kata Matsuda, TAM selalu melakukan studi berkelanjutan untuk menghadirkan berbagai pilihan mobilitas bagi masyarakat, baik dari sisi produk, teknologi maupun layanan, termasuk pula menyediakan teknologi elektrifikasi.
Terhitung sejak meluncurkan Prius sebagai mobil elektrifikasi pertama yang dipasarkan di dunia, Toyota telah meluncurkan lebih dari 40 model kendaraan elektrifikasi hingga saat ini.
Total penjualan mobil berteknologi elektrifikasi Toyota sudah lebih dari 15 juta unit di tingkat global. Toyota mengklaim, penggunaan kendaraan elektrifikasi Toyota setidaknya telah mengurangi produksi emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 125 juta ton atau setara dengan konsumsi 47 miliar liter bahan bakar.
Meyakini keberhasilan
Terkait keraguan masyarakat akan keberhasilan kendaraan listrik di Indonesia, Wakil Presiden Direktur TAM Henry Tanoto justru menegaskan, ”Toyota yakin keberhasilan kendaraan listrik di Indonesia. Semua stakeholders mengarah ke sana. Elektrifikasi akan menjadi langkah strategis yang penting di Indonesia. Kami pun sangat mendukung komitmen pemerintah terhadap mobil listrik.”
Menurut Henry, sejalan dengan keinginan positif pemerintah Indonesia untuk mengakselerasi kendaraan elektrifikasi dan juga infrastuktur yang mulai dibangun, Toyota juga melangkah lebih maju lagi. Setelah menghadirkan HEV dan PHEV, TAM melengkapinya dengan menghadirkan teknologi BEV.
Toyota pertama kali menghadirkan kendaraan elektrifikasi di Indonesia pada 2009 dengan memasarkan Toyota Prius HEV generasi kedua. Setahun kemudian, melalui Lexus sebagai merek kendaraan premium, Toyota memasarkan Lexus LS HEV untuk segmen atas.
Sampai saat ini, menurut Henry, tidak kurang delapan model kendaraan elektrifikasi di bawah merek Toyota dan Lexus sudah dipasarkan di Indonesia, baik berbentuk sedan, MPV maupun SUV. Dari tahun ke tahun penerimaannya juga makin baik. Hingga Oktober 2020, total penjualan mobil elektrifikasi TAM sudah melebihi angka 3.300 unit.
”Pendekatan yang kami lakukan lebih dari 10 tahun ini bertujuan agar teknologi elektrifikasi makin populer, dikenal, dan diterima masyarakat Indonesia. Dengan begitu, masyarakat juga turut berkontribusi dalam membangun lingkungan hidup yang sehat dengan mengurangi emisi CO2,” imbuh Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy.
Menurut Anton, pendekatan TAM tersebut berfokus pada dua langkah, yakni pertama, meningkatkan pemahaman masyarakat terkait teknologi elektrifikasi. Kedua, menyiapkan teknologinya untuk membantu mobilitas masyarakat.
Tahun 2020 ini, selain menghadirkan Toyota Prius PHEV bekerjasama dengan salah satu perusahaan taxi online, TAM juga menghadirkan tambahan pilihan kendaraan HEV, yakni Toyota Corolla Cross Hybrid.
Kehadiran bertahap
Matsuda mengatakan, untuk mempersiapkan pemasaran mobil BEV secara ritel, kehadiran teknologi mobil listrik murni tersebut perlu dilakukan bertahap di Indonesia. TAM berencana menciptakan ekosistem khusus mobil listrik yang rencananya akan mulai dibangun di Bali pada awal tahun 2021.
Karena itu, saat ini TAM juga tengah bekerjasama dengan ITDC (Indonesia Tourism Development Corporation) Nusa Dua untuk mempersiapkan dan membangun konsep EV Ecotourism di kawasan Nusa Dua Bali. Tujuannya, memberikan kesempatan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk semakin terbiasa dan mengenal teknologi ini.
”Kami memiliki banyak pilihan teknologi elektrifikasi, saat ini kami sudah menyiapkan tiga teknologi baik HEV, PHEV, maupun Battery Full EV untuk pelanggan di Indonesia. Ini menjadi milestone penting agar kami terus studi untuk ke depannya melebarkan pilihan yang lebih lengkap, sejalan dengan kebutuhan mobilitas,” ujar Direktur Pemasaran TAM Kazunori Minamide.
Melalui kerja sama ini, Toyota akan menyediakan layanan mobilitas yang terintegrasi bagi semua masyarakat dan turis yang ingin mencoba menggunakan kendaraan listrik murni di Bali. Diharapkan, masyarakat dapat mencoba dan semakin terbiasa menggunakan kendaraan berbasis teknologi BEV serta dapat semakin mendukung daya tarik pariwisata di Bali dan Indonesia secara keseluruhan.
Pendekatan yang sama juga digunakan dengan menyediakan teknologi PHEV untuk armada taksi. Diharapkan, semakin banyak lagi orang yang dapat merasakan pengalaman dengan kendaraan elektrifikasi. ”Dengan berbagai pendekatan yang berbeda ini, kami percaya setiap lapisan masyarakat dapat memiliki kesempatan untuk merasakan dan menggunakan kendaraan elektrifikasi ini,” ujar Anton.
Sebagai wujud komitmen selanjutnya, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), sebagai produsen produk Toyota di Indonesia, dijadwalkan akan memproduksi kendaraan HEV secara lokal mulai tahun 2022. Produknya ditujukan untuk pasar domestik maupun ekspor, sambil terus melihat kesempatan memperluas produksi lokal kendaraan berteknologi elektrifikasi lainnya.