Produk Kecantikan dan Perawatan Lokal Makin Dipercaya
Produk lokal yang mewarnai dunia kecantikan dan perawatan di Tanah Air semakin dipercaya masyarakat. Jaminan kualitas dan kuatnya ekosistem pemasaran membuat produk kecantikan dan perawatan lokal menyaingi produk asing.
Oleh
ERIKA KURNIA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Produk lokal yang mewarnai dunia kecantikan dan perawatan di Tanah Air semakin dipercaya masyarakat. Jaminan kualitas dan kuatnya ekosistem pemasaran membuat produk kecantikan dan perawatan lokal menyaingi produk mancanegara.
Hal ini diakui narasumber diskusi virtual ShopeePay Talk bertajuk ”Pikat Hati Masyarakat dengan Produk Lokal”, Rabu (17/2/2021). Diskusi dihadiri Co-Founder Secondate Beauty Gitta Amelia, CEO Garis Temu Giorrando Grissandy, dan pemengaruh (influencer) kecantikan dan gaya hidup Putri Caya.
Merek kosmetik lokal baru, Secondate Beauty, misalnya, bisa dengan cepat mendapat kepercayaan masyarakat Indonesia. Ini dibuktikan dengan mudahnya memasarkan produk Milky Gel Lip Tint mereka di tengah gempuran berbagai produk serupa dari Korea Selatan.
”Saat kami luncurkan produk ini di awal 2020, dalam waktu 10 menit langsung terjual habis. Bahkan, dalam waktu tiga bulan, kami bisa menjual 10.000 item,” kata Gitta.
Lakunya produk tersebut diyakini karena adanya jaminan kualitas. Sebelum peluncuran, pengembangan dan penelitian dilakukan sejak 2018. Produk pewarna bibir tersebut dibuat sesuai selera dan kebutuhan perempuan Indonesia, seperti dengan menambahkan formula pelembab bibir dan beragam warna yang cocok dengan variasi warna kulit.
Putri Caya, yang banyak mengulas produk-produk kecantikan dan perawatan, mengakui, selain kualitas, merek lokal juga disukai karena banyak menawarkan produk yang unik dan orisinal.
”Kesan pertama dari tampilan visual itu penting. Merek harus menawarkan sesuatu yang berbeda. Kalau bisa, dalam iklannya pakai orang kebanyakan, bukan model, apalagi model orang Barat,” ujarnya.
Agensi pemasaran kreatif Garis Temu mengatakan, merek kecantikan dan perawatan lokal juga mampu bersaing karena dukungan teknik pemasaran yang tidak kalah dengan merek asing. ”Dua tahun terakhir, saya melihat jumlah influencer kecantikan semakin bertambah dan gencar memasarkan produk lokal. Ini artinya industri kecantikan kita berkembang,” tuturnya.
Ekosistem pemasaran yang mendukung, mulai dari media konvensional, media sosial, pemengaruh atau influencer, hingga e-dagang ikut berkontribusi meningkatkan kepercayaan pasar dalam negeri.
”Belakangan, e-dagang pun ikut mendukung dengan program pemerintah Gerakan Bangga Buatan Indonesia,” tuturnya.
Survei Katadata Insight Center (KIC) di akhir tahun 2020 menunjukkan, 82,3 persen responden memilih menggunakan produk lokal karena dimotivasi oleh kebanggaan terhadap produk dalam negeri dan 60,7 persen karena harga yang terjangkau.
Peluang
Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay Eka Nilam Dari pada kesempatan sama menilai, merek kecantikan dan perawatan diri lokal sudah sangat siap bersaing dan menangkap peluang pasar yang besar.
”Meski terus digempur dengan berbagai merek dan produk internasional, berbagai produk lokal ternyata mampu menunjukkan perkembangan yang menjanjikan melalui kualitas dan harga yang bersaing serta strategi pemasaran dan branding yang baik,” kata Eka.
Penjualan produk tersebut dilaporkan tetap berkembang selama pandemi. Saat pergantian tahun kemarin, misalnya, Shopee mencatat, perawatan wajah menjadi prioritas pertama pengguna. Sebanyak 4.000 produk terjual setiap menitnya pada 12 Desember. Masker wajah dan lipbalm menjadi produk terpopuler.
Untuk produk kosmetik, lembaga riset Statista memproyeksikan, di 2021, pendapatan dari pasar ini di Indonesia diproyeksikan 1,71 miliar dollar AS. Tingkat pertumbuhan pasar ini sampai 2025 diprediksi 7,2 persen. Segmen ini meliputi produk wajah, bibir, mata, kuku, dan kosmetik alami lainnya.