Tetap Sehat di Tengah Polusi ala Andien hingga Najwa Shihab
Polusi udara di Jakarta tidak bisa dilawan secara instan. Warga perlu beradaptasi secara cerdas. Berikut beberapa tips dari para figur publik dalam menyikapi polusi udara di Jakarta demi tetap sehat.
Salah satu pesohor yang masih berolahraga di luar rumah adalah Andien (38), penyanyi yang sudah memenangi kompetisi bernyanyi di usia 14 tahun. Andien sesekali jalan pagi, yaitu sekitar pukul 05.00 WIB. Saat itu, suasana Jakarta belum banyak lalu lalang kendaraan.
”Sistem imun baik adalah fondasi kuat untuk menghadapi segala situasi. Maka itu yang perlu terus kita jaga,” kata Andien saat dihubungi pada Kamis (7/9/2023).
Penyanyi yang sukses dengan album pertama Bisikan Hati itu menjaga imunitas tubuhnya dengan tetap berolahraga dan menjaga pola makan. ”Rajin konsumsi sayur dan buah-buahan. Itu akan meningkatkan daya tahan tubuh,” kata penyanyi jazz tersebut.
Sejak polusi kian parah di Jakarta, Andien dan keluarga memang tetap berolahraga. Paling banyak ia berolahraga di dalam ruangan meski sesekali masih jalan pagi. Untuk memenuhi kebutuhan olahraga di dalam ruangan, Andien pun membeli alat treadmill dan sepeda stasioner. Selain itu, dia juga kerap berolahraga pilates di rumahnya.
”Jadi sekarang kami lebih banyak berolahraga dalam ruang. Sesekali masih aktivitas olahraga luar ruang,” ujarnya. Sebelumnya, Andien banyak menghabiskan waktu bersepeda atau berlari di luar ruang bersama suami dan anak-anaknya.
Baca juga: Perempuan dan Anak Rentan terhadap Polusi Udara Kota
Yang dilakukan Najwa Shihab (45) tak jauh berbeda. Figur publik yang dikenal cerdas dan mampu ”menundukkan” pejabat dan politisi ini juga mengurangi olahraga luar ruangan. Padahal sebelumnya, ia bisa berolahraga lari di luar ruangan 3-4 kali seminggu.
Untuk mengobati rasa kangen berlari dan menghirup udara segar luar ruangan, Najwa memanfaatkan momentum kunjungannya ke luar daerah untuk berlari dengan komunitas masyarakat setempat.
”Tiap keluar daerah saya selalu sempatin lari, kuliner, dan lari wisata. Setiap ke luar kota, yang tidak pernah lupa di dalam koper adalah sepatu olahraga. Ini karena lari itu sudah kebiasaan lama. Tapi akhir-akhir ini, berlari di luar daerah jadi memiliki maksud lain. Karena, saya memang sengaja mengurangi aktivitas olahraga sejak kekhawatiran kualitas udara di Jakarta yang memburuk. Jadi momen lari di daerah itu sekaligus momen obat kangen untuk lari outdoor,” kata perempuan yang biasa disapa Nana itu.
Baca juga:Paparan Polusi Udara Selama Kehamilan Tingkatkan Risiko Obesitas Bayi
Meski mengaku hanya pelari senang-senang, Najwa sempat memiliki pelatih lari khusus, terutama saat pandemi. Itu sebabnya, ia jadi rutin berlari seminggu sekali di Gelora Bung Karno, ditambah 2-3 kali mengerjakan PR larinya sendiri.
”Dulu biasanya lari di GBK dan memanfaatkan car free day yang suasana menyenangkan. Suasana pagi, rame-rame, seru, banyak fotografer di sepanjang jalan sehingga buat pelari konten buat saya, itu momen untuk dapat foto. Jadi menyenangkan dan ngangenin,” katanya.
Namun, Najwa mengatakan, sejak polusi udara di Jakarta kian mengkhawatirkan, ia mengaku dengan sengaja memilih treadmill di rumah atau mengganti jenis olahraga, misalnya strength training dan pilates.
Yang terpenting, menurut Najwa, mereka yang terbiasa berolahraga tidak disarankan tiba-tiba berhenti olahraga sama sekali. ”Penting banget untuk tetap aktif. Itu senjata kita memperkuat tubuh. Lari bagi saya sudah kebutuhan. Saya merasa dengan semakin sibuk, saya harus luangkan waktu berolahraga,” kata Nana.
Ia menambahkan, secara spesifik, jika ada show di malam hari, paginya dia harus berolahraga, semalam apa pun dia tidur. ”Sebab, memulai hari dengan olahraga akan bisa memicu hormon endorfin dan adrenalin naik. Bisa fresh, dan semangat,” katanya.
Dan untuk bisa bertahan sehat di tengah polusi Jakarta kali ini, Nana menyarankan agar masyarakat tetap mengenakan masker saat berada di luar ruangan, seperti disarankan dokter.
”Dan kalau memang harus olahraga, ada banyak alternatif olahraga yang bisa dilakukan. Intinya tetap harus olahraga. Justru saat kualitas udara tidak berpihak kepada kita, kita harus menjaga imunitas tubuh dengan terus olahraga. Jangan berhenti, cari olahraga alternatif lain untuk kita punya amunisi bertarung ’mempertahankan napas’. Kita hidup di tengah ancaman kualitas udara yang buruk. Cara tetap aktif dengan keterbatasan yang ada,” katanya.
Tak lupa, Najwa pun menyebut bahwa menjaga kualitas tidur, kualitas olahraga, dan menjaga pola makan juga merupakan kunci bisa bertahan sehat di tengah situasi udara tidak sehat sekarang ini.
Baca juga: Polusi Udara Picu 180.000 Kematian Berlebih di Kota Tropis, Termasuk Jakarta
Dokter umum yang juga influencer atau pemengaruh kesehatan, Tirta Mandira Hudhi, mengingatkan akan bahaya olahraga di luar ruangan dalam kondisi polusi udara tinggi. Sebab, itu bisa berdampak pada paru-paru dan organ lain yang mendukung pernapasan serta jantung atau sistem pembuluh. Jika untuk kebutuhan olahraga, ia menyarankan beraktivitas di dalam ruangan atau bisa di luar ruangan pada saat polusinya rendah.
Penggunaan masker sekali pakai N95 atau KN95 ketika beraktivitas di luar ruangan menjadi salah satu cara, yang menurutnya, bisa menjaga kesehatan. Apalagi dalam kondisi polusi udara, yang mengandung partikel mikroskopis berbahaya PM2.5. ”Pada dasarnya, kalau kita beraktivitas outdoor ketika polusi masih tinggi, itu akan meningkatkan risiko jangka pendek langsung pada sistem kardiovaskular atau jantung. Yang kedua, sistem pernapasan, utamanya paru-paru,” ungkapnya.
Lebih lanjut, menurut Tirta, terus-menerus terpapar polusi akan terasa dampaknya secara bertahap. Gejala awalnya seperti detak jantung terus naik dan muncul gejala bronkitis kronis, seperti berdahak putih dan mulai sesak napas.
Oleh karena itu, ia mendorong pemerintah agar segera mengeluarkan kebijakan menurunkan tingkat polusi. Persoalan polusi tidak mungkin diatasi secara individual. Apalagi, tidak semua orang bisa terus-menerus membeli masker N95 atau KN95 untuk beraktivitas di luar ruangan.
Bagi para figur publik itu, mereka yang terbiasa berolahraga, jangan tiba-tiba berhenti olahraga meski polusi udara kian mengkhawatirkan. Namun, tentu bisa dilakukan dengan cara-cara nyaman, misalnya dengan berolahraga di dalam ruangan, berolahraga pagi sebelum aktivitas Jakarta mulai hidup, atau berolahraga di tempat-tempat dengan kondisi udara lebih segar, seperti di hutan kota atau bahkan ’minggir’ berolahraga ke luar kota seperti yang dilakukan Mbak Najwa. Jadi, bagaimana menurutmu?
Baca juga: Polusi Udara Berdampak pada Kesehatan, Bahkan Picu Kematian