Neta V, Tampilan Imut, Performa Yahud
Mobil listrik Neta V kerap dipandang sebagai mobil imut. Selain karena ukurannya yang kecil, warna-warna yang ditawarkan mobil tersebut terkesan manis. Lantas bagaimana performa mobil seharga Rp 379 juta ini?
Kehadiran Neta V di pengujung 2023 bisa jadi akan mengubah peta persaingan mobil listrik di Tanah Air. Mobil listrik buatan China itu resmi mengaspal di Indonesia setelah diperkenalkan di GIIAS 2023.
Untuk menjawab rasa penasaran akan mobil ini, Kompas berkesempatan menjajal performanya pada perjalanan jarak jauh dari Jakarta ke Semarang dan mengunjungi sejumlah destinasi wisata di Semarang, Jawa Tengah.
Tak mengherankan jika Neta V kerap dipandang sebagai mobil imut. Selain karena ukurannya yang kecil, warna-warna yang ditawarkan, seperti moonlight green, sky blue, dan sakura pink, membuat mobil tersebut terkesan manis. Kendati demikian, Neta V juga hadir dalam warna yang lebih netral lewat white storm dan midnight grey.
Harus diakui, sempat ada rasa tidak yakin saat mendapat tantangan membawa mobil listrik berukuran panjang 4,07 meter dan lebar 1,69 meter itu untuk sebuah perjalanan jauh. Mampukah mobil listrik hatchback berdimensi ringkas itu melahap rute sejauh 400 km lebih?
Perjalanan dimulai dari dealer Neta Arista di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (11/12/2023). Berbekal baterai terisi 100 persen, kami melaju dengan kecepatan 90-100 km per jam di jalan tol. Di tempat istirahat Kilometer 130 Tol Cipali, multi information display (MID) menunjukkan Neta V yang kami tumpangi sudah melaju sejauh 137 km dan menghabiskan 43 persen baterai. Sembari beristirahat, kesempatan ini kami gunakan untuk menambah daya.
Baterai yang semula tersisa 57 persen menjadi penuh 100 persen dalam waktu 54 menit. Selama itu, mobil yang kami kendarai menyedot daya 19,21 kWh. Kami pun semakin percaya diri menuju Semarang.
Ketika mobil yang kami bawa melintasi Tol Trans-Jawa, tepatnya di sekitar Pekalongan, tiba-tiba terdengar notifikasi berupa bunyi beep beberapa kali. Bunyi tersebut terdengar setelah kami berjalan sejauh 211 km dari pemberhentian pertama di tempat istirahat Km 130 Tol Cipali.
Ternyata, bunyi tersebut merupakan pengingat bahwa baterai yang tersisa tinggal 20 persen. Saat itu indikator menunjukkan mobil masih bisa melaju 85 km lagi, sementara pengisian daya terdekat ada di tempat istirahat Km 379A Batang yang berjarak 37 km dari posisi kami.
Baca juga: Tips Mudik Aman dan Nyaman Menggunakan Mobil Listrik
Indikator kembali berbunyi saat baterai tersisa 15 persen dan 10 persen. Beruntung, akhirnya kami bisa mencapai titik Km 379A Batang saat baterai tersisa 7 persen. Di titik ini kami kembali melakukan pengisian daya selama 1 jam 39 menit. Baterai yang semula 7 persen terisi 88 persen setelah menyedot daya 36,74 kWh.
Kami melanjutkan perjalanan ke garis finis di Semarang dan mencatat total jarak tempuh sejauh 433,8 km. Dengan gaya berkendara kami, rata-rata daya yang dihabiskan untuk perjalanan dari Jakarta ke Semarang ialah 7 km per kWh.
Selama perjalanan, kami mengisi daya dua kali dengan total 55,95 kWh dan menghabiskan biaya pengisian listrik Rp 135.421. Biaya tersebut tentu jauh lebih murah dibandingkan dengan mobil konvensional. Jika konsumsi bahan bakar mobil 1 liter untuk 12 km, untuk jarak tempuh yang sama, mobil konvensional membutuhkan 36,15 liter bensin beroktan 92 seharga total Rp 482.602,5.
Performa
Tak cukup menjajal performa Neta V melahap perjalanan jarak jauh, Kompas juga menjajal kenyamanan Neta V untuk perjalanan dalam kota. Bentuknya yang ringkas memudahkan pengendara saat harus melintasi jalanan yang padat, bahkan keluar-masuk gang sempit.
Tenaga Neta V juga terasa stabil saat dibawa ke kawasan Semarang atas yang berbukit. Jalanan menanjak tak jadi halangan. Terlebih mobil ini sudah dilengkapi fitur hill start assist yang membantu pengemudi saat berhenti di jalan menanjak. Fitur ini memberikan waktu bagi pengemudi memindahkan kaki dari pedal rem ke pedal akselerator.
Saat melewati jalanan dengan sudut belok yang sempit dan putar balik, Neta V dengan mudah melintasinya. Hal itu berkat radius putar yang kecil, yaitu 4,85 meter.
Perjalanan juga makin nyaman berkat layar digital berukuran 12 inci yang diposisikan portrait (vertikal) di bagian tengah dasbor. Posisi layar portrait tentu dilakukan dengan pertimbangan yang matang. Selain membuat interior mobil menjadi mirip Tesla, kebiasaan melihat layar telepon seluler di posisi portrait juga memudahkan pengguna dalam mengoperasikan layar.
Soal kebiasaan dan kenyamanan pengguna dalam mengoperasikan layar digital tersebut menjadi kunci. Pasalnya, layar tersebut merupakan pusat pengendalian fitur-fitur yang ada di mobil ini. Tidak hanya untuk mengoperasikan entertainment system, layar tersebut juga untuk mematikan mesin, menyalakan lampu, mengatur pendingin ruangan, dan banyak lainnya.
Salah satu fitur yang menjadi nilai lebih Neta V ialah Tow Mode. Fitur ini dapat diaktifkan saat mobil harus diderek. Dengan fitur ini, mobil masih bisa dijalankan dalam kondisi mesin mati tanpa harus khawatir merusak motor yang terhubung dengan roda depan.
Neta V mendapat pasokan daya dari baterai berkapasitas 40,7 kWh. Baterai ini dilengkapi dengan HEPT 3.0 thermostatic management system yang mampu menjaga temperatur baterai agar tetap pada kondisi optimal.
Dengan baterai yang terisi penuh, mobil ini diklaim mampu mencapai 401 km berdasarkan pengujian dengan standar China Light-Duty Vehicles Test Cycle (CLTC) atau mencapai 384 km berdasarkan standar New European Driving Cycle (NEDC). Dengan kemampuan tersebut, mobil ini sebenarnya tidak hanya mumpuni untuk transportasi dalam kota, tetapi juga untuk perjalanan jauh.
Lagi pula, Neta V punya kemampuan menelan daya maksimal hingga 50 kWh sehingga memungkinkan pengisian daya dengan cepat. Hal itu dapat tercapai dalam kondisi baterai tertentu. Saat baterai dalam kondisi suhu tinggi, kemampuan Neta V untuk menelan daya tentu tidak akan maksimal.
Baca juga : Wuling BinguoEV Banyak Diminati
Senior Manager After Sales PT Neta Auto Indonesia Januar Eka Sapta menyarankan pengisian daya dilakukan dalam rentang baterai tersisa antara 20 persen hingga 80 persen. ”Jangan mengisi daya saat baterai tersisa di bawah 20 persen. Sebab, selain pengisian membutuhkan waktu lama, suhu baterai juga menjadi panas. Jangan pula mengisi saat baterai masih tersisa 80 persen karena saat itu baterai masih memiliki tenaga,” tuturnya.
Januar menambahkan, pengisian daya menggunakan AC Home Charging dari 0 persen ke 100 persen membutuhkan waktu 8 jam. Sementara pengisian dari 30 persen ke 80 persen menggunakan DC Fast Charging hanya butuh waktu sekitar 30 menit.
Lantas, apa yang terjadi jika baterai Neta V benar-benar habis hingga menyentuh 0 persen? Januar mengatakan, Neta V masih bisa dikendarai hingga 5 km dalam keadaan baterai tersisa 0 persen. ”Jarak 5 km tersebut merupakan langkah darurat yang dirancang untuk memosisikan mobil ke tempat yang aman untuk berhenti,” ujarnya.
Neta V yang beredar di pasar Indonesia sudah menggunakan slot pengisian daya CCS2. Slot pengisian daya ini yang menjadi salah satu pembeda dengan Neta V yang dipasarkan di negara asalnya di China. ”Kalau di China, ada peraturan yang mengharuskan slot pengisian daya AC dan DC terpisah. Itulah mengapa ada dua penutup di sisi kiri dan kanan bagian depan. Di Indonesia, Neta V hanya memfungsikan sisi kiri,” kata Januar.
Fitur lain yang menjadi andalan di Neta V ialah MID yang sangat minimalis, tetapi cukup informatif. Karena layar digital di tengah dasbor sangat mumpuni menjadi pusat informasi dan pengaturan, Neta memasang MID yang kecil memanjang di balik kemudi. Desainnya membuat interior menjadi tampak futuristis.
Kendati kecil, informasi yang disajikan cukup lengkap. Selain kecepatan, kapasitas baterai tersisa, dan estimasi jarak tempuh, MID di Neta V juga menampilkan indikator daya yang keluar. Satuan yang ditampilkan bisa berupa ampere atau volt. Fitur ini memungkinkan pengemudi tahu apakah gaya berkendaranya boros atau irit.
Mobil yang dibanderol Rp 379 juta ini juga sudah dilengkapi fitur cruise control. Fitur ini sangat memudahkan pengemudi dalam mengatur kecepatan yang diinginkan. Di jalan tol, fitur ini sangat berguna. Pasalnya, kita bisa mengatur kecepatan secara stabil hanya dengan menggunakan tombol yang ada di kemudi.
Desain kemudi Neta V juga tampak futuristis dengan bentuk yang hampir persegi. Kemudi yang berukuran kecil membuat pandangan pengemudi ke depan lebih leluasa. Sejumlah tombol disematkan di kemudi untuk mengatur volume, kecepatan cruise control, hingga mengangkat dan mematikan sambungan telepon.
Catatan
Namun, ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Pengguna harus membiasakan diri saat hendak menyalakan lampu sein. Pasalnya, letak tuas untuk lampu sein ada di sebelah kiri, bukan di sebelah kanan seperti kebanyakan mobil di Indonesia.
Suspensi Neta V juga masih dirasa terlalu mengayun dan kurang stabil sehingga mobil terasa bumpy. Keluhan ini diakui Brand and Marketing Director Neta Indonesia Yusuf Anshori. ”Kami memang sempat mendapat feedback dari masyarakat dan media terkait kenyamanan suspensi Neta V. Kami juga sudah menginfokan ini ke kantor pusat dan sudah ada improvement,” ujarnya.
Baca juga: Menjelajah dari Jakarta ke Yogyakarta dengan Mobil Listrik
Ruang kepala pengemudi dan penumpang di baris depan dan belakang masih cukup lega. Begitu pula dengan ruang kaki untuk penumpang dengan tinggi badan 170 cm. Ruang yang tersisa membuat duduk dalam perjalanan jauh tetap terasa nyaman.
Hanya saja, posisi duduk pengendara sedikit kurang nyaman karena lekuk kursi yang dirasa terlalu rendah. Alhasil, posisi duduk pengendara seolah sedikit jongkok. Kondisi ini kurang nyaman untuk perjalanan jauh. Pasalnya, pengendara menjadi lebih cepat merasa capai.
Satu hal lagi yang dapat ditingkatkan ialah kekedapan kabin. Saat mobil ini berjalan di jalan tol dengan lapisan aspal, suara di kabin tak terlalu berisik. Namun, ketika jalanan aspal berganti dengan beton, suara berisik dari roda cukup mengganggu.
Untuk pasar Indonesia, Neta Auto Indonesia mungkin perlu upaya keras mengenalkan diri dan produk-produknya. Melalui Neta V sebagai pembuka jalan, ini adalah langkah awal yang baik. Fitur dan performa yang yahud diharapkan dapat mencuri perhatian masyarakat Indonesia di antara mobil-mobil listrik pabrikan lain.
Dengan harga yang kompetitif dan fitur yang ditawarkan, Neta V harusnya tetap bisa percaya diri membawa kerabatnya yang lain. Benar saja, Managing Director PT Neta Auto Indonesia Jason Ding dalam sebuah jamuan makan malam di Semarang menyebut akan membawa varian Neta lainnya ke Indonesia. ”Neta L mungkin akan menjadi salah satu model lain yang ingin kami kenalkan ke Indonesia,” ucapnya.
Berbeda dengan Neta V yang merupakan mobil listrik jenis hatchback, Neta L merupakan mobil listrik jenis SUV. Kita tunggu saja bagaimana pasar merespons kehadiran Neta V sambil menantikan kepastian kedatangan Neta L untuk meramaikan pasar mobil listrik di Tanah Air.
Baca juga: Membawa Mobil Listrik Bervakansi dan Liputan di Jawa Timur