Tebus Emas Dahulu, Lebaran Kece Kemudian
Menjelang Lebaran, warga menebus emas di Pegadaian demi bergaya.
Mengenakan baju, celana, hingga sepatu baru saat Lebaran seakan menjadi kewajiban masyarakat yang pantang dilewatkan. Bukan untuk pamer, berpenampilan kece jadi cara masing-masing individu untuk menyemarakkan suasana hari raya.
Memakai perhiasan di telinga, tangan, hingga kaki, jangan dilupakan. Guna mendukung keinginan itu, suasana rumah gadai pun mulai ramai dengan hiruk pikuk para ibu yang mau menebus emas. Usai lebaran, perhiasan masuk ’sekolah’ lagi. Siklus rutin.
Apakah akan digadaikan lagi usai Lebaran? Antara ya dan tidak
Sejak pertengahan Ramadhan 2024, kursi tunggu di Kantor Pegadaian Kemandoran, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan selalu ramai. Pada hari Kamis (4/4/2024), di kursi tunggu, terlihat empat perempuan dan dua laki-laki sedang menunggu antrean. Tata (39), warga Permata Hijau, Jakarta dengan sabar menunggu namanya dipanggil oleh kasir. Sekitar 15 menit ia menunggu, sampai namanya disebut.
Kedatangannya kali ini untuk menebus dua anting emas yang ia gadai beberapa waktu lalu. Anting ini hendak Tata pakai di Hari Raya Idul Fitri, agar terlihat cetar. Kegiatan ini cukup rutin dia lakukan. Usai Lebaran, Tata biasanya menggadaikan kembali anting tersebut untuk biaya hidup.
“Antingnya Lebaran nanti untuk dipakai silaturahmi keliling kampung,” ucapnya dengan tawa tipis.
Setelah Tata, giliran Syaras Tita (42), warga Kemanggisan, Jakarta Barat yang dipanggil oleh kasir. Ia datang juga untuk menebus anting emas yang tergadai sejak beberapa bulan lalu. Anting ini pun rencananya juga hendak dipakai saat merayakan Lebaran bersama keluarga. Bonus yang didapat dari tempatnya bekerja membuat ia memiliki cukup uang untuk menebus perhiasan tersebut.
Baca juga: Jasa Sepuh Emas Perhiasan Menuai Berkah Jelang Lebaran
Emas memang tidak hanya sekedar perhiasan. Bagi beberapa orang, memiliki logam mulia ini jadi strategi taktis menghadapi naik-turun kehidupan. “Apakah akan digadaikan lagi usai Lebaran? Antara ya dan tidak, tetapi harapannya saya sih tidak. Tergantung kebutuhan dan kondisi nanti,” ujar Syaras.
Ramai menggadai
Setiap Lebaran, kantor Pegadaian memang selalu ramai ketimbang waktu normal. Manager Gadai Pegadaian Cabang Kemandoran Nur Arofah menjelaskan, minat warga untuk menggunakan jasa gadai terlihat ramai dari awal Ramadhan hingga menjelang Idul Fitri. Di awal, nasabah menggadaikan barang berharga seperti perhiasan dan sertifikat kendaraan. Dana segar digunakan untuk modal membuka usaha, seperti menjual takjil, pernak-pernik Ramadhan, dan lainnya. Jelang Hari Raya nasabah ramai menebus emas.
Ia menerangkan, khusus penebusan, antusiasme warga bahkan mulai terlihat pada H-12 hingga H-3 Idul Fitri. Kaum ibu menjadi nasabah utama Pegadaian. Bila dibandingkan dengan periode Lebaran tahun lalu, kenaikan permintaan tebus emas tahun ini naik 20 persen.
Selain gadai-tebus emas, masyarakat juga ramai menitipkan perhiasan atau kendaraannya agar tidak perlu khawatir saat pulang kampung nanti. Pegadaian menawarkan jangka waktu penitipan minimal dua pekan hingga paling lama satu tahun. Biaya juga cukup terjangkau.
Untuk sepeda motor, biaya penitipan sebesar Rp 15.000, sementara penitipan mobil sebesar Rp 30.000. Biaya ini untuk penitipan per 10 hari. “Karena yang memegang perhiasan biasanya ibu-ibu. Mereka menggunakannya dengan baik. Angkanya naik. Untuk penitipan juga naik hingga 50 persen,” ucap Nur.
Secara umum, kinerja bisnis Pegadaian memang tengah positif. Data per Minggu (24/3/2024), menyebut bahwa sejak awal hingga pertengahan Ramadhan, jumlah penyaluran kredit gadai di seluruh kantor Pegadaian sudah mencapai Rp 6,3 triliun. Penyaluran pinjaman gadai di periode yang sama juga naik sebesar Rp 487 miliar apabila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Sementara, per Februari 2024, laba perusahaan tumbuh sebesar 21,4 persen bila dibandingkan pada periode yang sama.
Tren emas
Tebus dan gadai perhiasan emas memang masih menjadi juara
Senada dengan Nur, Sekretaris Perusahaan Pegadaian Zulfan Adam menjelaskan, setiap tahun menjelang Lebaran tren menebus perhiasan naik karena akan dipakai nasabah saat hari raya. Tren tebus emas umumnya mulai terlihat sejak satu pekan sebelum Lebaran. Uang Tunjangan Hari Raya (THR) sudahn di tangan, membantu nasabah untuk menebus emas yang dulu digadaikan.
Seusai mengenakan perhiasan kala berlebaran, emas akan kembali ’sekolah’. Uang tunai hasil gadai emas digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Tebus dan gadai perhiasan emas memang masih menjadi juara,” ucapnya.
Emas juga bisa menjadi THR atau "salam tempel" untuk anggota keluarga saat silahturahmi. Sejak awal bulan April, Pegadaian mulai menawarkan produk emas yang ramah kantong yakni baby gold. Emas dengan kadar mulai dari 0,02 gram dibanderol dengan harga hingga Rp 50 ribuan saja.
Emas jenis ini mulai diburu oleh masyarakat untuk dijadikan THR. Ketimbang memberi uang kartal, memberikan THR emas dinilai lebih bermanfaat, khususnya bagi anak-anak karena bisa mengedukasi mereka untuk memulai belajar investasi.
Emas dengan kadar mulai dari 0,02 gram dibanderol dengan harga hingga Rp 50 ribuan saja
Selain untuk menebus emas, tidak sedikit pula masyarakat menggunakan THR membeli emas dengan tujuan investasi. Kondisi karut marut ekonomi global yang sedang tidak pasti malah membuat harga emas makin pasti. Emas pun bukan lagi soal penampilan, namun menjadi safe haven sebagai strategi investasi bertahan hidup di tahun-tahun mendatang yang kian menantang.
Harga emas memang sedang meningkat. Selama beberapa tahun terakhir pamor logam mulia ini terus melambung. Tahun 2018, harga emas masih berada di angka Rp 600.000 hingga Rp 615.000 per gram. Kini, harga emas sudah melewati Rp 1.200.000 – Rp 1.300.000 per gram. Memilikinya jadi peluang yang sulit dilewatkan.
Baca juga: Mudik Aman, Rumah Antikemalingan
Pegadaian sendiri menawarkan dua jenis emas batangan yakni emas cetakan PT Untung Bersama Sejahtera (UBS), juga emas hasil perusahaan plat merah, PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Melansir data Pegadaian per Jumat (5/4/2024), emas UBS sudah berada di harga Rp 1.292.000 per gram.
Sementara emas Antam dibanderol dengan harga Rp 1.316.000 per gram. Promo pun digelar, mulai dari diskon uang muka sampai potongan hingga Rp 1.000.000 ditawarkan untuk mereka yang ingin memiliki tabungan emas. “Emas memang masih menjadi jawara,” ujar Zulfan.
Hanya saja, kalau memang belum bisa memiliki barang-barang itu di hari raya. Tidak perlu berkecil hati. Dendangkan saja lagu klasik Dhea Ananda dalam hati sebagai dopamin rasa syukur dan bahagia. Hari Raya Idul Fitri bukan untuk berpesta-pesta, yang penting maaf lahir batinnya.