Pil Penenang Maroon 5
Dunia tidak akan indah tanpa Maroon 5. Berlebihan? Mungkin saja tidak. Sejak merilis lagu ”This Love” pada tahun 2002, band asal California, Amerika Serikat, ini seakan menjadi cahaya terang bagi kehidupan manusia. Betapa tidak? Lagu dari album Songs about Jane ini dengan cepat mencuri perhatian.
Irama musik yang ceria, beat yang renyah, dan suara unik sang vokalis langsung mengunci telinga erat-erat dan membuat terpikat. Pada tahun tersebut, penggemar musik jazz, pop, dan metal bersatu dan tidak malu-malu menyanyikan (paling tidak menggumamkan) lagu tersebut.
Maroon 5 adalah sebuah fenomena. Mereka memainkan musik pop yang sederhana dan gampang disuka. Entah main irama cepat atau pelan, Maroon 5 dengan mudahnya mengaduk- aduk perasaan dan membuat jatuh cinta. Secara kolektif, musik mereka bisa dikatakan belum sempurna, tetapi mereka bermain sangat padu. Dan yang terpenting, mereka punya senjata pamungkas, yaitu Adam Levine. Vokalis bersuara tenor dengan gaya falseto khas itu terbukti menjadi bungkus yang cantik dari Maroon 5. Adam Levine bahkan diberi predikat salah satu penyanyi pria dengan suara terseksi (meski bukan terbaik). Wajah ganteng, suara keren, dan lagu yang bagus kemudian menjadi modal pencitraan bagi Maroon 5.
Maroon 5 membuktikan bahwa mereka bukan band one album wonder yang hanya sekali populer dan kemudian menguap hilang. Album-album berikutnya meninggalkan jejak lagu, yang meski tidak sefenomenal ”This Love” tetapi tetap digemari, seperti ”Makes Me Wonder” (album It Won’t Be Soon Before Long, tahun 2007), ”Misery” (Hands All Over, 2010), ”One More Night” dan ”Payphone” (Overexposed, 2012), serta ”Sugar” (V-2014). Boleh dibilang, satu dekade terakhir ini selalu ada Maroon 5 di daftar putar radio, televisi, dan pemutar musik portabel.
Untuk jeda
Kemudian muncul Red Pill Blues, album keenam Maroon 5 yang dirilis awal November 2017. Album baru ini adalah ritual rutin bagi Maroon 5 yang produktif merilis album. Maroon 5 juga rajin merilis singel, seperti ”Don’t Wanna Know” yang pada tahun sebelumnya menjadi hit. Di Red Pill Blues, musisi multiinstrumen Sam Farrar bergabung dengan Maroon 5 untuk memperkuat formasi solid Adam Levine, Jesse Carmichael (kibor), James Valentine (gitar), Mickey Madden (bas), Matt Flynn (drum) dan PJ Morton (kibor). Bergabungnya Sam Farrar kian meluaskan eksplorasi musik Maroon 5.
Apakah pada album Red Pill Blues Maroon 5 akan tampil lebih berenergi? Ternyata tidak. Maroon 5 memilih menyajikan musik yang berbeda daripada album-album sebelumnya. Jika umumnya lagu-lagu Maroon 5 cocok dipakai sebagai lagu pembuka sebuah pesta. Tipikal lagu- lagu untuk menaikkan semangat. Kali ini mereka memilih untuk membuat musik yang berada di bagian tengah pesta, musik untuk jeda.
Secara keseluruhan, Red Pill Blues menyajikan kumpulan lagu pop yang terkadang jazzy, dengan tempo yang tidak terlalu kencang. Model lagu ini memang bukan hal baru bagi Maroon 5. Namun, jika pada album-album sebelumnya lagu slow menjadi peredam agresivitas Maroon 5, maka di Red Pill Blues, musik berirama pelan dan ringan ini menjadi sajian utamanya.
Gitaris Maroon 5, James Valentine, dalam sebuah wawancara di laman www.billboard.com mengatakan bahwa mereka ingin tampil berbeda di album ni. Banyak proses kreatif yang berubah seiring perjalanan karier Maroon 5. Jika pada tiga album pertama mereka membuat lagu sendiri, pada perkembangannya mereka mulai berkolaborasi dengan penulis lagu lain untuk membuka sisi kreatif musik Maroon 5.
”Kami selalu bereksperimen dan mencoba bunyi-bunyian yang baru. Kami kira kami tidak takut mencobanya. Karakter yang ada di album pertama Maroon 5, Songs about Jane, yang bagi para penggemar menjadi ciri khas musik Maroon 5, kala itu juga hasil dari eksperimen kami,” kata James.
Lagu pembuka di album Red Pill Blues, ”Best 4 U” menegaskan hal tersebut. Lagu dimulai dengan pelan dan beat pendek dan permainan bas yang dalam. Adam Levine bernyanyi santai seolah menikmati lagu tersebut. Tidak perlu terburu-buru menikmati album ini. Mungkin seperti itu pesan yang disampaikan. Irama di lagu ”Best 4 U’ ini jelas membuat yang mendengar akan mengoyang-goyangkan badan mereka. Seperti itulah musik yang disajikan Maroon 5.
Mendengarkan suara unik Adam Levine terkadang bisa menjadi membosankan, maka beberapa lagu dibuat dengan format kolaborasi dengan penyanyi lain. Salah satunya adalah lagu ”What Lovers Do” yang menampilkan SZA (penyanyi R&B bernama asli Solana Imani Rowe) ini sudah dirilis sebagai singel beberapa bulan sebelum album baru dipasarkan. Terbukti suara tinggi Adam Levine cocok berpadu dengan suara kalem SZA. Lagu ini disukai lintas generasi, mulai dari mamah muda hingga anak sekolah dasar yang baru suka menyanyi lagu berbahasa Inggris. Kolaborasi dengan rapper Lunchmoney Lewis (lagu ”Who I Am”) atau A$AP Rocky (”Whiskey”) paling tidak cukup menjadi warna album Red Pill Blues.
Sepuluh lagu di album Red Pill Blues ini tidak akan dengan cepat disukai, tetapi jika beberapa kali menikmati satu album komplet, tampak bahwa Maroon 5 memang sengaja membuat album ini sebagai pil penenang ingar-bingar musik mereka. Maroon 5 menutup album ini dengan cara yang cantik (kalau tidak mau dibilang brilian). ”Closure” adalah puncaknya dansa. Lagu dengan durasi 11 menit 28 detik ini bisa jadi salah satu karya epik Maroon 5. Musik pop dengan sentuhan disko dan jazz yang sangat kental ini adalah ciri Maroon 5 yang tidak muncul di sembilan lagu lain di album ini. Maroon 5 bermain liar (meski tidak meledak-ledak) melepaskan adrenalin. Adam Levine mengisi suara di 2 menit pertama, dan selebihnya adalah 9 menit lebih sajian instrumental yang sangat personal dan menyenangkan. Sebuah kenikmatan bermusik yang dibiarkan berlama-lama.
Adam Levine dan kawan-kawan memang jago mengubah suasana. Maka, jika hati Anda galau, lagu Maroon 5 adalah obatnya.
(www.billboard.com/ Yuniadhi Agung)