Perlawanan Jedi Terakhir
Kerja sama kolektif yang cantik antara Rian Johnson sebagai penulis naskah dan pengarah cerita,
Kathleen Kennedy dan Ram Bergman sebagai sutradara, serta JJ Abrams, Tom Karnowski, dan Jason McGatlin, kali ini menjadikan episode Star Wars lebih dari sekadar film fiksi sains.
Sebagai kelanjutan episode ketujuh sebelumnya, The Force Awakens, cerita dimulai dengan perjumpaan tokoh utama, Rey (Daisy Ridley), dengan calon mentornya, Luke Skywalker (Mark Hamill), yang juga seorang Jedi Master di sebuah kuil suci, Ahch-To. Kuil itu adalah tempat suci pertama yang dibangun
Ordo Jedi.
Luke diceritakan sengaja menyepi sekaligus menyingkir dari hiruk pikuk pertempuran abadi antara kekuatan jahat, diwakili The First Order pasca-kejatuhan Kekaisaran Galaksi, dengan kekuatan baik, pihak Republik dan pasukan perlawanannya (Resistance). Awalnya, Luke menolak lantaran masih kecewa dan merasa gagal mendidik keponakannya, Kylo Ren alias Ben Solo (Adam Driver). Kylo atau Ben adalah putra saudara kembar Luke, Putri Leia Organa (Carrie Fisher), dengan Han Solo (Harrison Ford).
Pada episode ketujuh sebelumnya, The Force Awakens, Kylo alias Ben membunuh ayahnya sendiri, yang datang menemuinya dan memintanya melepaskan diri dari First Order. Kejahatan itu kembali diulang Kylo dengan menyasar Luke dan bahkan ibu kandungnya sendiri. Kylo sebagai tangan kanan kepercayaan sekaligus murid Pemimpin Tertinggi First Order, Snoke (Andy Serkis), berduel mati-matian dengan Luke.
Dalam sebuah serangan armada perangnya, Kylo menghancurkan kapal induk pasukan pemberontak dan nyaris menewaskan ibunya. Semua itu dilakukan Kylo demi meyakinkan sang pemimpin tertinggi kalau dirinya telah sepenuhnya memeluk kuasa kegelapan. Pada salah satu adegan, Rey digambarkan bekerja sama dengan Kylo mengalahkan Snoke. Kylo mengangkat dirinya menjadi Pemimpin Tertinggi dan mengajak Rey bergabung, tetapi ditolak mentah-mentah.
Perjuangan pemberontak
Sementara itu, pertempuran sengit habis-habisan antara pasukan First Order dan pemberontak terus terjadi. Pihak First Order selalu bisa mendeteksi keberadaan kelompok pemberontak dan mengejar mereka. Belakangan diketahui, hal itu terjadi lantaran First Order menguasai teknologi pendeteksi canggih yang dapat menemukan keberadaan buruannya di bagian galaksi mana pun mereka berada.
Mengetahui hal itu, Finn (John Boyega), rekan seperjuangan Rey yang dahulu anggota pasukan First Order yang membelot di episode Force Awakens, mencoba mencari solusi. Dengan dibantu tokoh baru, Rose Rico (Kelly Marie Tran), keduanya mencoba mencari seorang pemecah kode (code breaker) yang diyakini mampu membawa mereka menyusup ke kapal induk musuh sekaligus melumpuhkan alat pendeteksi canggih tadi. Upaya Finn didukung pilot petempur pasukan pemberontak, Poe Dameron (Oscar Isaac), yang walau terkenal ceroboh dan kerap melawan perintah, tetapi juga menjadi orang kepercayaan Putri Leia.
Dalam sebuah pertempuran sengit di planet berpermukaan garam, Kylo Ren memimpin langsung sebagai pemimpin tertinggi First Order baru menggantikan Snoke. Luke sendiri hadir dalam pertempuran sengit yang menentukan kelanjutan nasib kaum pemberontak, yang kembali berada di ujung tanduk.
Empat dekade bertahan
Tahun 2017 menjadi tahun spesial buat film Star Wars yang memperingati empat dekade keberadaannya. Film terlaris sepanjang masa itu pertama kali dirilis pada 1977. Edisi film pertama itu diberi judul tambahan empat tahun kemudian menjadi episode IV: A New Hope. Film perdana tadi meledak, bahkan sampai menjadikannya sebuah fenomena baru budaya pop yang mendunia.
Merek Star Wars bahkan dicatat Guinness World Records sebagai salah satu lisensi merchandise film paling sukses yang pada 2015 diperkirakan bernilai 42 miliar dollar AS.
Saat diwawancara jarak jauh, Selasa (5/12), General Manager Studio Entertainment The Walt Disney Company Asia Tenggara Tom Bachelor menyatakan, selama empat dekade terakhir, film-film Star Wars masih terus relevan dan mampu menarik orang untuk datang menonton. Hal itu terjadi lantaran ide dan jalan cerita yang disajikan memang sengaja dibuat dengan mengusung tema-tema yang juga sangat relevan dengan kehidupan keseharian.
”Tema-tema dan nilai-nilai yang ditawarkan memang akan selalu relevan dengan level audiens mana pun, baik penonton lama maupun baru. Beberapa tema dan nilai, seperti terkait kebaikan melawan kejahatan, tema keluarga, keberanian, pencarian identitas, dan pergulatan dalam keberagaman. Saya pikir hal-hal seperti ini akan selalu dialami di mana pun Anda berada di dunia ini. Semua itulah yang membuat orang mau datang kembali menonton walau film Star Wars sendiri telah ada sejak 40 tahun terakhir,” ujar Bachelor.
Lebih lanjut, episode V: The Empire Strikes Back dan episode VI: Return of The Jedi dirilis berturut-turut pada 1980 dan 1983. Bersama edisi perdana, ketiganya menjadi trilogi pertama film Star Wars. Sementara itu, tiga episode prekuelnya dibuat dan dirilis berturut-turut tahun 1999, 2002, dan 2005. Setelah episode prekuel ketiga, Star Wars: Revenge of Sith, pembuatan kelanjutannya sempat vakum selama satu dekade.
Baru setelah Lucasfilm dibeli The Walt Disney Company pada 2012, proses produksi film-film Star Wars terbilang rutin dan berkelanjutan setiap tahun. Dimulai dari Episode VII The Force Awakens pada 2015, yang kemudian disusul edisi spin-off,Rogue One, setahun kemudian. Pada akhir 2017 ini episode The Last Jedi diluncurkan dan ditayangkan pertama kali di Indonesia, beberapa hari lebih awal ketimbang Amerika Serikat.
Menurut rencana, secara selang-seling edisi spin-off dan episode utama lanjutan juga akan diluncurkan setiap tahun. Satu episode spin-off direncanakan tayang di bioskop-bioskop pada 2018, dengan judul yang telah ditetapkan, Solo. Sedangkan episode IX dan edisi spin-off, yang sama-sama belum diketahui judulnya, akan ditayangkan berturut-turut pada 2019 dan 2020.