Ernest mengakui beban yang disandangnya ketika membuat Susah Sinyal. Setelah Cek Toko Sebelah yang meraih sejumlah penghargaan di ajang bergengsi, ada ekspektasi tinggi yang harus dia penuhi. Ada angka 2,6 juta penonton Cek Toko Sebelah. Ada Piala Citra untuk kategori Skenario Asli Terbaik untuk film tersebut. Masih ada pula Piala JAFF-Netpac Asian Film Festival untuk kategori Sutradara Terbaik.
”Jujur saja, semua pencapaian itu adalah beban berat saat saya menggarap film ketiga. Ada standar yang harus saya penuhi. Tetapi, ya, akhirnya saya hanya bisa melakukan yang terbaik,” katanya.
Namun, berkat kolaborasi dengan sejumlah pihak yang digandengnya, dunia yang jauh dari kehidupannya itu berhasil dihadirkan Ernest dengan apik. Ernest memberikan porsi lebih besar dalam penulisan skenario kepada Meira Anastasia, yang juga istrinya. Menurut Ernest, istrinya adalah emak-emak dua anak yang pasti paham tentang bagaimana membuat drama.
Tentu bukan film Ernest kalau tidak ada komedinya. Adegan dan dialog lucu tak henti membuat studio penuh dengan tawa membahana.
Dia masih menggandeng sejumlah komika dan aktor yang juga bermain dalam Ngenest dan Cek Toko Sebelah untuk bermain dalam Susah Sinyal. Sebutlah di antaranya Adinia Wirasti (Ellen Tirtoatmodjo), Arie Kriting (Melki), Abdur Arsyad (Yos), Dodit Mulyanto (Ngatno), Aci Resti (Saodah), Chew Kinwah (Koh Chandra), Asri Welas (Tante Maya), Gita Bhebhita (Bu Sondang), dan Gisella Anastasia (Cassandra Salim).
Sudah berat dengan garapan tema, Ernest masih ”menyusahkan diri” dengan mengambil pemain debutan untuk peran utama. Aurora Ribero, yang belum pernah bermain film, diberi kepercayaan memegang kunci dan beradu peran dengan aktris senior.
Demi menyelami dunia pengacara dan ibu tunggal, Ernest tak sungkan berkonsultasi dengan pakarnya. Ada ahli bidang hukum dan psikologi untuk menghadirkan situasi dan nuansa yang sama seperti aslinya.
”Berbagai tantangan itu justru memaksa saya meningkatkan kemampuan dan keberanian. Meskipun saya harus bekerja lebih keras, saya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk keluar dari zona nyaman dan mempelajari sesuatu yang baru,” ujar Ernest.
Dua makna
Susah Sinyal berkisah tentang Ellen Tirtoatmodjo, pengacara sukses dan ibu tunggal, yang hampir tak punya waktu untuk putrinya, Kiara (Aurora). Anak itu tumbuh dalam asuhan neneknya, Agatha Verhoeven (Niniek L Karim). Guncangan datang ketika sang nenek meninggal. Dua orang yang nyaris tak pernah berkomunikasi itu semakin jauh.
Setelah mengalami masalah di sekolah, guru bimbingan dan penyuluhan menyarankan ibu dan anak itu berlibur, menghabiskan waktu berdua. Kiara memilih ke Sumba. Setelah melalui beberapa kali adu argumen, keduanya bisa ”nyambung” dan berbaikan.
Kembali ke Jakarta, Ellen dan rekannya, Iwan (Ernest), terancam kalah dalam kasus hukum yang dihadapi. Ellen tidak bisa memenuhi janjinya menemani Kiara tampil dalam audisi menyanyi di televisi. Tali komunikasi yang sudah tersambung antara keduanya pun ikut terancam putus lagi.
Drama dalam film Susah Sinyal terasa lebih kental. Susah Sinyal di sini bisa diartikan secara harfiah, bahwa di sebuah pelosok di Sumba, sinyal telepon seluler nyaris tak ada. Hanya ada titik-titik tertentu tempat mereka bisa mendapat sinyal. Di sisi lain, Susah Sinyal juga bisa diartikan sebagai sinyal-sinyal hubungan antara ibu dan anak yang susah tersambung karena tak dijalin dengan baik.
Ernest menuturkan, inspirasi kisah ini datang dari dirinya sendiri yang merasa bahwa kesibukan pekerjaan sering kali merampas waktu bersama buah hati. Semula dia hendak memilih hubungan ayah dan anak, seperti pada Cek Toko Sebelah. Tetapi, Meira menilai drama akan lebih dalam terasa ketika hubungan itu antara ibu dan anak. Memang demikianlah adanya. Tak sedikit penonton yang meneteskan air mata saat adegan-adegan yang menampilkan Ellen dan Kiara.
Ernest dan Meira meramu dengan baik drama yang mengaduk perasaan dan komedi yang mengocok perut penonton. Banyak ruang yang bisa dieksplorasi keduanya dengan leluasa. Meskipun bukan pusat cerita, Ernest tetap menghadirkan ciri khasnya, yakni gurauan-gurauan menyangkut etnis Tionghoa.
”Mama cuma mau tanya, tehnya pakai daun apa?” ujar Mama Iwan (Dayu Wijanto), yang ceritanya tengah mempersiapkan pernikahan Iwan.
”Ya daun tehlah Ma, masa daun ganja,” jawab Iwan.
Susah Sinyal memang bukan Cek Toko Sebelah, kata Meira. Meski pemerannya sama, karakter yang mereka mainkan berbeda. Warna lain dalam Susah Sinyal diharapkan mudah tersambung dengan penonton. Tak seperti ungkapan Melki di atas, geser sedikit mati, tetapi dengan geser (tema) sedikit (enggak) mati.