Musik untuk Pengungsi
Tatkala status Gunung Agung dinaikkan menjadi Awas pada akhir September 2017 dan membuat warga sekitar Gunung Agung turun gunung ke tempat pengungsian di kawasan Klungkung dan beberapa lokasi lain, Indra pun terpanggil untuk menggalang dana bagi para pengungsi. Dengan bendera Sanggar Musik Indra Lesmana (Smile), Indra bergerak menyalurkan bantuan yang dihimpun dari teman-teman dekatnya ke desa-desa yang menjadi lokasi pengungsian terdekat, seperti Desa Abang dan Desa Rendang di Kecamatan Karangasem.
”Kebanyakan mereka (pengungsi) butuh bantuan langsung karena banyak yang mengungsi ke titik-titik pengungsian yang sifatnya swadaya, bukan yang disediakan pemerintah. Mereka memilih di sana karena selain dekat dengan rumah mereka, juga karena anak-anak mereka harus tetap sekolah,” tutur Indra melalui sambungan telepon dari Bali, Jumat (29/12).
Pada September, tercatat jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Agung mencapai 143.000 orang, umumnya menumpuk di kawasan Klungkung. Bersama Dewa Budjana yang kelahiran Klungkung, Indra berkunjung ke lokasi pengungsian di GOR Swecapura, Klungkung, menghibur pengungsi dengan musik yang mereka mainkan.
”Bulan Oktober donasi (melalui Smile) terhenti. Ini karena saya enggak aktif mengajak di media sosial. Untuk menarik orang berdonasi lagi, saya mengajak Budjana membuat singel yang hanya bisa di-download setelah donatur mengisi form donasi. Begitu mereka donate, singel langsung masuk ke e-mail mereka,” ujar Indra.
Singel berjudul ”Distance” itu digarap bersama antara Indra dan Budjana. Judul ”Distance” dipilih untuk menyampaikan pesan, meski Gunung Agung berada di Bali, ada distance (jarak), tetapi Gunung Agung bisa menumbuhkan empati pada sesama. ”Membawa (donatur) ke tempat yang sama,” kata Indra.
Sejak ”Distance” diluncurkan Oktober lalu melalui situs Indralesmana.com, donasi kembali mengalir. Bahkan menurut Indra, partisipasi masyarakat cukup tinggi. ”Sampai sekarang terus berlangsung,” kata Indra.
Untuk berdonasi, donatur bisa membuka situs Indralesmana.com, masuk ke fitur Project #smilerelief, lalu mengisi data dan jumlah donasi yang diberikan. Begitu proses itu selesai, lagu segera dikirim melalui e-mail donatur.
”Jadi, lagu itu tidak dibeli sih. Namun, sebagai tanda terima kasih kepada para donatur,” ujar Indra. Setiap dana yang masuk dicatat dan dilaporkan penggunaannya secara transparan di situs Indralesmana.com, termasuk lokasi distribusi bantuan.
Bagi Indra, keterlibatannya dalam kegiatan amal untuk pengungsi Gunung Agung tersebut murni dilandasi rasa kemanusiaan. ”Mereka ini, kan, ibaratnya tetangga saya. Sejak kecil saja diajari, kalau tetangga ada masalah, ada kesulitan, kita harus bantu. Jangankan tetangga, sebagai sesama manusia, kita juga harus saling bantu, kan,” katanya. Dengan keterlibatannya dalam upaya penggalangan dana, Indra berharap, dapat meringankan beban para pengungsi.
Konser amal
Penyanyi Rossa, awalnya digandeng The Patra Bali Resort & Villas untuk tampil di konser malam pergantian tahun 31 Desember bertajuk ”Rossa, A New Chapter”. Erupsi Gunung Agung, membuat manajemen mengubah konsep konser Tahun Baru menjadi konser amal bertajuk ”Bali Remains Beautiful and Safe” sebagai bentuk kepedulian terhadap pemulihan situasi akibat erupsi Gunung Agung.
Dalam jumpa pers di Bali, Direktur Keuangan dan SDM The Patra Bali Resort & Villas Rizki P Hasan mengatakan, konser amal digelar sebagai bentuk keprihatinan, sekaligus partisipasi Patra Jasa dalam mendukung program pemerintah bahwa Bali aman untuk dikunjungi. Seluruh hasil penjualan tiket konser dan penghasilan yang diperoleh pada 31 Desember, meliputi sewa kamar, F&B, dan lain-lain, akan disumbangkan untuk membantu pengungsi erupsi Gunung Agung yang terbagi di 22 titik pengungsian.
”Kami mengajak masyarakat berkenan untuk berkontribusi,” ujar Rizki. Tiket konser dapat dibeli melalui hotline khusus, Loket.com, dan Kiostix. Pada saat konser berlangsung menurut rencana perwakilan pengungsi dari 22 titik pengungsian juga akan hadir.
Rossa yang ditemui seusai latihan terakhir menjelang konser, merasa gembira sekaligus terharu dengan adanya perubahan konsep konser menjadi konser amal. ”Buat aku, melewatkan malam Tahun Baru dengan konser sudah biasa. Namun, mengubah konser ini jadi konser amal sungguh ide yang luar biasa. Aku juga langsung berpikir untuk ketemu pengungsi dan kalau mungkin nyanyi di sana setelah konser,” tutur Rossa. Dia juga berencana untuk memberi kontribusi secara pribadi bagi pengungsi.
Sejak erupsi Gunung Agung, penyanyi yang sekaligus Duta Pariwisata Indonesia ini tak berhenti mengikuti perkembangan berita di Bali. Apalagi Rossa juga banyak menerima pertanyaan dari teman-temannya tentang kondisi Bali.
”Enggak semua daerah kena dampak erupsi. Kalau tidak salah, hanya di Karangasem yang statusnya masih Siaga. Kalau kayak Kuta, Seminyak, Legian, Tanah Lot, aman. Mudah-mudahan enggak ada erupsi lagi,” katanya.
Melalui konser amal tersebut, selain bisa berkontribusi kepada para pengungsi, Rossa juga sekaligus mengajak wisatawan untuk tetap berkunjung ke Bali. Apalagi pemerintah juga sudah memberikan jaminan bila Bali aman dikunjungi. ”Lebih baik percaya pada pemerintah daripada rumor yang simpang siur,” katanya.
Selama konser yang akan berlangsung hingga dua jam, Rossa akan membawakan setidaknya 20 lagu. Beberapa lagu diambil dari reportoar konsernya yang digelar beberapa saat lalu di Singapura, ditambah beberapa lagu tradisional Bali, seperti ”Jangi Janger”. Rossa juga akan menyanyikan ”Wonderful Indonesia” dan ”Pesona Indonesia” sebagai ajakan untuk berkunjung ke Indonesia. ”Karena, kan, nanti yang datang enggak cuma wisatawan lokal,” katanya.
Bagi Rossa, bisa terlibat dalam konser amal, merupakan berkah luar biasa karena dia diberi kesempatan untuk bisa berguna buat orang banyak. ”Kan, kalau nyanyi Tahun Baru itu tentang keriaan, sukacita. Namun, di balik sukacita yang kita share, karena ini harus juga, kita harus gembira supaya bisa berpikir positif, tetapi di lain sisi, apa yang kita lakukan malam itu bisa diperpanjang juga buat orang lain, yang bukan ada di dalam situ, untuk turut bersukacita,” katanya.
Dia berharap, konser amal bisa turut meringankan beban pengungsi sehingga mereka bisa memulai awal baru di tahun 2018 dengan semangat baru. ”Mudah-mudahan, mereka bisa menyambut Tahun Baru dengan lebih baik,” ujar Rossa.