Tanda Cinta untuk Yockie
Hanya tampak beberapa kursi kosong saja di bagian belakang. Mungkin pemilik kursi terjebak kemacetan karena seluruh tiket pergelaran malam itu kabarnya sudah terjual habis.
Malam itu, penonton tampak antusias menyambut konser yang menghadirkan bintang-bintang lintas generasi yang bersentuhan secara musikal dengan Yockie. Ada nama Berlian Hutauruk, Louise Hutauruk, Benny Soebardja, Keenan dan Debby Nasution, Nicky Astria, hingga musisi-musisi muda yang tumbuh bersama karya-karya Yockie, antara lain Andy ”/Rif”, Bonita, Dira Sugandi, Once, Glenn Fredly, Fadly ”Padi”, Ariyo Wahab, hingga D’masiv.
Sesaat sebelum konser dimulai, Setiawan Djody, rekan Yockie di kelompok Kantata Takwa, berdiri di panggung menyapa penonton. Dia bercerita tentang peran Yockie di Kantata Takwa. ”Tanpa Yockie, Kantata Takwa tak akan lahir,” ungkap Djody sembari mengantarkan Aning Katamsi dan Che ”Cupumanik” membuka konser dengan lagu ”Kesaksian”.
Lagu ”Kesaksian” merupakan salah satu lagu yang populer saat Yockie bergabung dengan Kantata Takwa. Paduan unik suara seriosa Aning dan suara Che yang kental nuansa rock mengantar lirik-lirik ”Kesaksian” dengan penuh tenaga. Perhatian penonton terjerat sepenuhnya ke arah panggung, menikmati lantunan vokal dan garapan musik yang ditangani oleh Indro Hardjodikoro.
Selain bergabung dengan Kantata Takwa, Yockie juga tercatat pernah bergabung dengan God Bless dan Swami. Yockie juga melahirkan karya fenomenal berupa album Badai Pasti Berlalu yang digarap bersama Chrisye dan Eros Djarot.
Selain itu, Yockie juga banyak melahirkan karya-karya bernuansa pop dan rock melalui album-album solo. Dan meski banyak terlibat dengan musisi lintas genre, sebagaimana diungkap Inggrid Widjanarko di atas panggung, karakter Yockie tetap kental, tak ikut luntur.
Pagelaran Sang Bahaduri malam itu digagas sebagai penghargaan dan penghormatan atas sepak terjang Yockie di dunia musik. Penggagasnya antara lain Kadri Mohamad, Dion Momongan, Indro Hardjodikoro, Tyas Amalia, Windy Setiadi, Keenan Nasution, Bens Leo, Seno M Hardjo, dan Donny DSS.
Pagelaran Sang Bahaduri merupakan kolaborasi antara alumni Lomba Cipta Lagu Remaja Plus, Swara Gembira, dan mereka yang terlibat dalam album Badai Pasti Berlalu. Semua artis tampil probono, hasil penjualan tiket seluruhnya diberikan sebagai dukungan terhadap kesembuhan Yockie.
Nuansa rock
Malam itu, nuansa rock terasa menyeruak di awal konser, menggambarkan ciri khas Yockie yang kuat. Setelah Aning dan Che, berturut-turut tampil lady rocker Nicky Astria tampil melantunkan ”Biar Semua Hilang” bersama Windy Setiadi yang memainkan akordeon. Begitu juga saat Gilang Samsoe tampil melantunkan ”Pelangi”.
Nuansa rock yang kental sedikit mereda saat Keenan Nasution muncul di panggung membawakan ”Nuansa Bening” disusul Dhenok Wahyudi yang mengusung ”Dalam Cita dan Cinta”. Penonton mulai ikut menyanyi mengikuti lirik lagu. ”Terima kasih masih mengingat lagu saya 40 tahun lalu,” ujar Dhenok.
Berturut-turut kemudian tampil Fryda Lucyana, Benny Soebardja, dan Kadri. Kadri lantas mengundang para personel God Bless yang malam itu menjadi penonton untuk tampil di atas panggung. ”Ini adalah kejutan yang disiapkan oleh Mas Sys, mengajak God Bless ke panggung,” kata Kadri.
Suasana konser malam itu memang diliputi aura kesedihan karena dua hari menjelang konser, Sys NS, yang seharusnya berpartisipasi, meninggal. Selain dukungan kesembuhan untuk Yockie, konser juga menjadi ajang untuk menghormati almarhum Sys NS.
”Semoga Yockie lekas sembuh dan kembali berkarya untuk Indonesia,” kata Ahmad Albar sebelum bersama God Bless melantunkan ”Syair Kehidupan” disusul ”Panggung Sandiwara” atas permintaan penonton.
Selanjutnya, penonton larut dalam lantunan lagu yang dibawakan Dira Sugandi, Bonita, Fadly ”Padi”, D’masiv, Once, Andy ”/Rif”, Tika Bisono, Mondo Gascaro, Fariz RM bersama Sarah Anjani, putri bungsu Yockie, dan Berlian Hutauruk yang melantunkan ”Badai Pasti Berlalu”. Di antara doa untuk kesembuhan Yockie, penonton tampak terhibur dengan lantunan lagu-lagu yang begitu akrab dengan mereka hingga ikut bernyanyi hampir sepanjang konser.
Sosok Yockie tak pelak telah memberi warna bagi musik Tanah Air. Begitu juga dalam perjalanan karier musisi muda Tanah Air. ”Yockie adalah musisi hebat. Karya-karyanya selalu menginspirasi banyak musisi dibawahnya, termasuk saya. Badai Pasti Berlalu adalah karya yang mendahalui zamannya dan akan abadi sepanjang masa,” tutur Erwin Gutawa.
Begitu halnya dengan Ryan dan semua personel D’masiv yang tumbuh bersama karya-karya Yockie. ”Musik Om Yockie banyak memengaruhi masa kecil Ryan karena papa dengar album Om Yockie saat bantu Chrisye (alm) membuat Badai Pasti Berlalu. Karya itu mengiringi masa kecil Ryan. Malam ini kita berdoa sama-sama untuk kesembuhan Om Yockie agar bisa berkarya lagi untuk Indonesia,” kata Ryan.
Eros Djarot yang malam itu juga hadir tak kuasa menahan kesedihannya. Di matanya, sosok Yockie sangat istimewa. Sifat Yockie yang keras kepala justru yang membuat keduanya dekat. ”Makanya dia jadi seniman. Kalau enggak, dia jadi pegawai,” katanya disambut tawa penonton. Dia berharap kelak penghargaan terhadap musisi menjadi perhatian pemerintah.
Malam itu, konser yang ditutup dengan lagu ”Juwita” berhasil mengumpulkan dana Rp 514 juta. Penggalangan dana masih terus dilakukan melalui kitabisa.com hingga waktu tak terbatas. Semua sebagai tanda cinta untuk Yockie.