Kehadirannya di satu tempat ditandai kemunculan ratusan burung gagak. Monster berbentuk manusia bersayap seperti kelelawar dan berwajah menyeramkan dengan gigi geligi runcing itu digambarkan mengenakan kostum jas panjang dan topi ala koboi.
Saat berburu, sang monster bepergian dengan kendaraan truk tua berlapis baja antipeluru dan memiliki beragam jenis senjata serta jebakan mematikan. Satu per satu dia mengumpulkan jasad para korbannya di dalam boks belakang truk.
Para penggemar film ini pasti sudah terbiasa dengan kengerian-kengerian dari aksi sang monster dalam memburu korbannya. Dalam sekuel ketiga kali ini, monster Jeepers juga digambarkan memiliki kemampuan menggunakan sejumlah senjata unik selain senjata lempar berbentuk bintang ala ninja (shuriken), yang dalam dua seri terdahulu diceritakan dibuat sendiri dari tulang manusia para korbannya.
Perlawanan dari korban
Walau alur cerita dan ketegangan yang terbangun tak seseru dua seri sebelumnya, sang sutradara sekaligus penulis naskah, Victor Salva, di sekuel ketiga filmnya ini mencoba untuk menambahkan satu unsur cerita menarik. Diceritakan, sejumlah mantan korbannya, terutama mereka yang pernah kehilangan anggota keluarga lantaran dimakan oleh sang monster, berupaya melakukan perlawanan.
Salah satunya dengan membentuk tim pemburu monster. Tim itu dipimpin Sheriff Dan Tashtego (Stan Shaw) dan dibantu Sersan Davis Tubbs (Brandon Smith). Mereka bahkan mempersenjatai diri dengan senjata kaliber besar. Selain tim pemburu monster, perlawanan juga dilakukan Gaylen Brandon (Meg Foster), perempuan tua yang tinggal bersama cucunya, Addison (Gabrielle Haugh). Gaylen dendam lantaran putranya, Kenny, diceritakan sebelumnya, dibunuh monster Jeepers. Berhasilkah perlawanan mereka?
Film ketiga ini mangkrak bertahun-tahun lantaran sang sutradara sekaligus penulis naskah harus menjalani hukuman penjara. Sekuel kedua, Jeepers Creepers 2, diluncurkan tahun 2003.
Seri ketiga menurut rencana selesai diproduksi dan ditayangkan tahun 2006, namun terhenti lantaran kesulitan pendanaan. Judulnya pun berubah-ubah, sedangkan kepastian tentang kapan film akan mulai dibuat dan dirilis terus menemui persoalan.
Baru pada tahun 2016, satu dekade kemudian, pembuatan film berlangsung walau kembali mengalami beberapa kali ketersendatan. Prosesnya kemudian dinyatakan tuntas April tahun lalu.
Dikabarkan pula pihak produser dan sutradara telah mempersiapkan sekuel keempat film ini walaupun belum pasti kapan prosesnya selesai dan tayang perdana. (WISNU DEWABRATA)