logo Kompas.id
HiburanMerawat Seni Rupa Batuan
Iklan

Merawat Seni Rupa Batuan

Oleh
PUTU FAJAR ARCARNA
· 4 menit baca
None
foto-foto: Kompas/Putu Fajar Arcana )

Seorang pengunjung sedang memandang lukisan berjudul "Pria Bali di Bak Mandi" karya pelukis I Wayan Aris Sarmanta.

Dalam catatan I Made Susanta Dwitanaya, seni klasik batuan telah disebut dalam Prasasti Batuan (1022 M). Prasasti yang ditulis pada masa raja Marakata dari Dinasti Warmadewa ini menyebut istilah ”citrakara” yang merujuk pada kehidupan seni gambar di masa lalu.

Sulit memang melacak artefak-artefak yang tersisa mengingat seni gambar menggunakan medium yang rentan terhadap kerusakan. Pada prasasti juga disebut istilah ”sulpika” (pematung) dan ”undagi” (arsitek). Dwitanaya menafsir, sungguh mustahil lahir seni ukir atau patung tanpa didukung oleh seni gambar. ”Sebab, untuk menciptakan relief pastilah didahului dengan tahapan menggambar,” tulis Dwitanaya dalam katalog pameran seni lukis batuan bertajuk The Dynamic Heritage. Pameran yang menampilkan karya-karya 12 perupa asal Desa Batuan, Gianyar, ini berlangsung 29 Januari-23 Februari 2018 di Griya Santrian Gallery Sanur, Bali.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000