Demi Mewujudkan Perbedaan
Merancang sebuah perbedaan perlu mempertimbangkan banyak sisi secara matang. Tidak sekadar tampil beda menghasilkan model eksterior ataupun interior. Tidak sekadar pula memberikan nilai tambah yang enak dilihat. Perbedaan itulah yang tetap dipertahankan oleh Toyota di tengah menguatnya kolaborasi produksi model bersama Daihatsu.
Rancangan dimulai dari sketsa, corat-coret di atas selembar kertas putih, hingga penuh perdebatan menyatukan visi dan menyinkronkan kebutuhan konsumen. Belum cukuplah itu semua.
Para desainer otomotif PT Toyota Astra Motor (TAM) tetap harus menyinkronisasikan pula karya desainnya, seperti pada model All New Toyota Rush TRD Sportivo, dengan tim engineering agar hasil desain tersebut tidak mengganggu fungsi kinerja mobil.
Tak hanya itu, ada pula proses perdebatan untuk meyakinkan prinsipal Toyota Motors Corporation (TMC) di Jepang. Bagai seutas benang memasuki lubang jarum, begitulah proses kerja kreatif di balik produksi model- model Toyota di Indonesia untuk bisa menyematkan emblem Toyota Racing Development (TRD).
Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto, di Jakarta, Selasa (23/1), mengatakan, desain TRD Sportivo pertama kali dicoba pada model Toyota Yaris. Versi lamanya disebut limited edition tahun 2008. Karena mendapatkan respons positif, Yaris TRD pun dimasukkan sebagai varian teratas.
Selain Yaris, desain TRD Sportivo juga diaplikasikan pada Vios, Rush, Fortuner, dan Agya. Varian TRD di setiap model ini terbukti menjadi kontributor paling besar penjualan, seperti terbukti hampir 90 persen pembeli All New Rush memilih model TRD Sportivo.
”Di model lain pun rata-rata TRD menjadi pilihan utama dibandingkan varian lain. Yaris TRD menyumbang 85 persen dari total penjualannya dan Fortuner menyumbang 68 persen. TRD Agya menyumbang 65 persen, sedangkan TRD Vios, walaupun tidak terlalu besar, tetap menyumbang kontribusi 8 persen dari total penjualannya,” kata Soerjo.
Filosofi kekuatan
Di tengah gencarnya uji kendaraan bersama media, baik digelar di Kota Malang (Jawa Timur) maupun di Bandung (Jawa Barat), awal Januari lalu, Kompas tergelitik mencari tahu, bagaimana kerja para desainer otomotif Toyota yang selama ini menyebut diri ”Super Team” dalam menghasilkan All New Rush TRD.
Section Head Accessories Development Section TAM Donny Adhi Yuwono menunjukkan filosofi kekuatan yang ingin ditunjukkan pada All New Rush TRD. Dalam mendesain, keseimbangan proporsi antara aksesori yang akan disematkan dan rancangan mobil yang dirakit oleh pabrik perlu diperhatikan. Basic mobil yang akan ”didandani” menjadi TRD harus dipahami terlebih dahulu oleh desainernya.
Karakter utama mobil itu harus ditemukan dahulu sehingga sesuai dengan tema TRD. Untuk Rush, kata kunci sentuhan TRD yang digariskan perusahaan adalah tough (tangguh), dynamic, atau sporty. Inilah yang disebut kekuatan karakter.
Desainer harus mampu menyampaikan ide atau pemikirannya kepada pihak lain, terutama atasan perusahaan. Bagaimanapun ini adalah sebuah tantangan karena ide memiliki sifat yang begitu abstrak. Sketsa di atas kertas haruslah bisa diimplementasikan dalam proses produksi mobil berskala massal dan memiliki nilai jual lebih tinggi.
Desain tersebut juga tidak asal desain. Menurut Donny, diperlukan survei, baik ke pengguna maupun komunitas otomotif yang spesifik, seperti komunitas Rush. Dari sanalah selera dan kebutuhan mereka digali secara detail.
Namun, Donny tetap memberikan catatan bahwa evaluasi merupakan hal penting yang tidak bisa diabaikan. Hal ini karena kelemahan dari produk lama menjadi pijakan untuk melakukan perubahan. Begitu pula kekuatan yang bisa ditemukan untuk tetap dibawa ke model generasi berikutnya. Suara konsumen bisa dianalisis untuk mencari desain yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Memang, tidak serta-merta hasil survei bisa diterjemahkan menjadi produk tertentu. Hasil survei tetap menjadi dasar yang kemudian ditambahkan kreativitas desainer sehingga ada nilai tambah dari kendaraan tersebut. (OSA)