Pecah Bersama The Chainsmokers
Perlahan lampu panggung menyala, hampir bersamaan dengan intro ”Sick Boy” yang menggema. Penonton makin bergemuruh kala duo DJ The Chainsmokers tampil di panggung. Andrew segera melompat menuju meja DJ. Sementara Alex naik ke atas meja sembari mengambil mikrofon.
”Jakarta, ayo buat suara. Kami The Chainsmokers. Senang kami bisa kembali,” teriak Alex yang segera disambut penonton penuh semangat. Sebelumnya, penonton sudah lebih dulu dihibur oleh DJ Jenja, Weird Genius, Alffy Rev, dan Dipha Barus.
Tanpa banyak bicara, The Chainsmokers segera menggempur panggung. Lagu demi lagu sambung menyambung tanpa henti. Seolah dimabuk asmara, penonton menggila mengikuti alunan musik yang berdentum-dentum di antara pekat asap rokok yang membumbung tinggi. Penyelenggara mencatat, malam itu ada 15.000 penonton yang menyesaki JIExpo, Kemayoran.
Tersimak ”We Will Rock You” milik Queen, ”Love Your Self” milik Justin Bieber dan ”Zombie” milik The Cranberries. Juga singel-singel The Chainsmokers seperti ”Everybody Hates Me”, ”Inside Me”, ”Don’t Let Me Down” dan ”All We Know”. Mereka juga membawakan lagu ”Something Just Like This” yang populer dibawakan The Chainsmokers bersama Coldplay.
Permainan kembang api membuat penampilan The Chainsmokers makin meriah. Penonton bersorak setiap kali kembang api menyala, lalu melesat ke langit di antara musik yang tak henti menggedor telinga.
Meski vokal Andrew kerap tenggelam karena dentuman musik yang amat keras, penonton tak peduli. Malam serasa banjir adrenalin. Pecah, kalau mengutip istilah yang kerap dipakai penggemar musik dansa elektronik. Mereka terus menggerakkan tubuh. Tak peduli basah oleh keringat. Sebagian penonton laki-laki terlihat melepas kaus yang mereka kenakan.
Sebagian penonton lainnya memilih menonton sambil diam atau bersandar di besi pembatas. Musik elektronik, terutama yang kosong tanpa vokal, kerap terasa hambar, tak bisa menyentuh rasa. Hanya dentuman keras tanpa jiwa.
Selain orang dewasa, banyak anak-anak yang turut menonton penampilan The Chainsmokers malam itu. Padahal, selain penuh sesak, asap rokok dan penonton yang berseliweran menenteng minuman beralkohol menjadi pemandangan jamak. Sebagian orangtua yang membawa anak, keluar dari lokasi sebelum penampilan The Chainsmokers berakhir.
Spektakuler
Jakarta malam itu adalah kota kedua yang dikunjungi The Chainsmokers di Asia setelah Hong Kong. Penyelenggara, Townsquare Entertainment dan Third Eye Management, melalui Image Dynamics mengabarkan bahwa penampilan mereka di Jakarta akan spektakuler dengan iringan live band. Namun, di atas panggung, tak tampak sosok para pemain band. Di layar besar pun hanya sosok Andrew dan Alex yang selalu disorot kamera, beserta DJ set mereka.
Namun, Chainsmokers menepati janji mereka untuk memperdengarkan single terbaru mereka, yaitu ”Sick Boy”, ”You Owe Me” dan ”Everybody Hates Me”. Singel-singel tersebut juga diperdengarkan dalam tur-tur mereka ke banyak negara dalam beberapa bulan terakhir ini.
”Everybody Hates Me” bahkan baru saja menjadi singel pertama The Chainsmokers yang berhasil menduduki posisi tertinggi di Billboard’s Hot Dance/Electronic Songs akhir Maret ini, yaitu di posisi ke-5. Sebelumnya, posisi tertinggi dicetak oleh singel ”Something Just Like This” yang dibawakan bersama Coldplay, yaitu di posisi ke-6 pada Maret tahun lalu.
Pertengahan Maret lalu, duo Alex dan Andrew juga telah berhasil meraih tiga penghargaan dari iHeartRadio Music Awards 2018 yang digelar di The Forum Los Angeles. Mereka menyabet penghargaan kategori Dance Artist of The Year, Dance Album of The Year untuk album Memories… Do Not Open, serta Best Collaboration untuk lagu ”Something Just Like This ft. Coldplay”.
Februari 2017, The Chainsmokers meraih Grammy untuk kategori Best Dance Recording, melalui lagu ”Don’t Let Me Down”. Lagu yang dinyanyikan bersama Daya ini membuahkan Grammy pertama untuk Chainsmokers. Saat ini, single ”Don’t Let Me Down” telah di-streaming miliaran kali dari berbagai kanal menjadikan duo Alex dan Andrew sebagai salah satu pasangan DJ yang pantas diperhitungkan di industri musik.
Duo ini mulai membawa nama The Chainsmokers pada 2012, dengan hanya membuat lagu-lagu remix dari band-band indie di New York. Dua tahun kemudian, mereka mulai menyita perhatian, salah satunya dengan lagu ”#Selfie”, yang masuk dalam 20 singel teratas di tangga lagu sejumlah negara.
Sementara ”Closer”—yang dinyanyikan bersama Halsey—menjadi singel nomor satu pertama mereka di tangga lagu Billboard. Hingga kini, The Chainsmokers telah melahirkan 25 singel dan tercatat sebagai pasangan DJ terkaya ketiga di dunia pada tahun lalu dengan penghasilan sebesar 38 juta dollar AS.