Tercekik Rahasia Avengers
”Segala bentuk ulasan terhadap penayangan cuplikan tidak boleh disiarkan hingga Rabu 25 April 2018 pukul 6 pagi waktu Singapura. Bereaksi di media sosial diperbolehkan.”
Begitulah kira-kira terjemahan embargo yang diterima awak media sebelum bertolak ke Singapura untuk acara Marvel Studios’ Avengers: Infinity War SEA Media. Puluhan jurnalis dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, India, Australia, Rusia, dan tuan rumah Singapura diundang.
Acara penayangan cuplikan film wajib diikuti peserta. Materi yang ditayangkan berdurasi 20 menit, lebih panjang dibandingkan trailer yang sudah disimak lebih dari 200 juta kali sejak November 2017. Cuplikan lebih panjang itu diputar di bioskop Golden Village di Great World City, Singapura, Sabtu (14/4).
Sebelum masuk studio, para penonton undangan antre mengambil karcis. Barang bawaan digeledah. Kamera, baik foto maupun video, tidak boleh masuk. Semua ponsel pun bernasib sama. Petugas keamanan bioskop memasukkan peranti itu ke dalam amplop besar, dibubuhi keterangan barang dan nomor kartu penitipan. Lalu, tas kembali diperiksa pakai pendeteksi logam di pintu masuk studio.
Larangan mengulas (review) cuplikan itu kembali diumumkan dalam ruangan studio itu. Ketika cuplikan Infinity War akhirnya ditayangkan, beberapa penonton bertepuk tangan dan berdecak kagum menyimak aksi jagoan mereka. Adegan lucu di film itu juga berhasil menyulut tawa. Mudah-mudahan kalimat tadi tidak tergolong bocoran alias spoiler.
Materi dari tayangan itu adalah bahan pertanyaan dalam sesi konferensi pers juga wawancara khusus keesokan harinya. Sutradara Joe Russo, Trinh Tran (produser eksekutif), Robert Downey Jr (pemeran Iron Man), Benedict Cumberbatch (Doctor Strange), dan Karen Gillan (Nebula) muncul di panggung sekitar pukul 10.00 pagi waktu Singapura, Minggu (15/4).
Untuk bisa masuk arena konferensi pers, awak media diberi kartu pengenal. Tepat sebelum acara dimulai, beberapa panitia membisiki kami agar foto kartu itu jangan diunggah ke media sosial. ”Demi alasan keamanan,” kilah salah seorang petugas.
Sejumlah rekan yang telanjur mengunggah foto kartu itu pun terpaksa menghapus.
Sepanjang acara, awak media boleh mengambil foto dari jauh selama tidak memakai lampu kilat. Menyiarkan acara lewat platform siaran langsung di media sosial juga diizinkan. Maka, beberapa orang mengacungkan ponselnya sepanjang acara demi siaran langsung.
Setelah konferensi pers, awak media tulis bergegas menuju ruangan lain untuk mengikuti dua sesi wawancara khusus. Sesi pertama adalah mewawancarai Benedict dan Karen. Keduanya sangat ramah dan sering mengumbar senyum.
Itu berbeda dengan panitia pengiringnya yang tampak serius menghitung waktu. Durasi wawancara setiap sesi hanya 20 menit, sementara wartawan yang ikut ada 21 orang. Sebelum mulai, para panitia ini mengingatkan bahwa alat perekam yang boleh dipakai di ruangan itu hanya perekam audio.
Kamera foto dan video tidak boleh dikeluarkan. ”Strictly no selfie allowed,” ujar salah satu dari mereka, melarang swafoto (selfie).
Bagi jurnalis televisi, wawancara hanya boleh dilakukan pembawa acara atau presenter. Juru kamera tidak boleh ikut. Seusai wawancara, mereka diberi kartu berisi video rekaman itu. Kualitas gambar—pencahayaan, ketajaman, dan komposisi—jadi amat seragam.
Jaga rahasia
Sesi kedua bagi wartawan tulis adalah mewawancarai Joe Russo dan Trinh Tran. Mereka berdua disiplin menjaga rahasia film itu rapat-rapat. Pertanyaan seputar karakter Hawkeye (karena tidak muncul di poster) dan ponsel yang dipakai Tony Stark (Iron Man) dijawab normatif. ”Ha-ha-ha, spoiler alert!” ujar Joe, yang kurang lebih berarti ”awas bocor”.
Merahasiakan cerita, bagi Joe, adalah cara dia menghargai para penggemar. Ia ingin film ini dinikmati secara kolektif, berbarengan. ”Penggemar berhak merasakan pengalaman yang sama serunya ketika menonton,” kata Joe yang sebelumnya membesut Captain America: Civil War (2016) dan Captain America: The Winter Soldier (2014) ini.
Kerahasiaan itu, rupanya, tak hanya berlaku bagi awak media. Misteri itu juga menyelubungi para bintang filmnya. Benedict maupun Karen sama-sama mengaku tidak tahu keseluruhan naskah filmnya. Masing-masing hanya melakoni apa yang jadi bagiannya.
”Aku tidak tahu seberapa besar porsiku dalam film ini. Aku belum menontonnya. Kalau aku beri tahu, berarti aku membocorkan film ini,” kata Karen. Hal paling detail yang dijelaskan Karen terkait karakter Nebula dalam film adalah bahwa ia anak Thanos, si musuh besar. ”Dia punya agenda besar terhadap Thanos, sama seperti para Avengers,” lanjutnya.
Pernyataan itu merupakan kode bahwa di Infinity War,kelompok Avengers, dipimpin Iron Man, bakal berkongsi dengan para Guardians of the Galaxy pimpinan Star Lord memerangi Thanos yang digambarkan Joe berkarakter bengis, keras, sekaligus rapuh.
Penggemar
Selama sesi wawancara pada hari Minggu itu, sejumlah penggemar menunggu di lantai dasar Marina Bay Sands Hotel. Mereka berharap bisa bertemu langsung para pemeran film. Harapan itu baru bisa terwujud keesokan petangnya di acara pentas terbuka di pelataran Marina Bay Sands. Ada 4.000 penggemar yang beruntung dapat tiket gratis. Sementara 3.000 lainnya menonton dari layar besar di luar arena.
Para bintang, termasuk sutradara dan produser, berjalan di atas karpet ungu menuju panggung. Di acara itu, penggemar, terutama yang di barisan depan, berkesempatan meminta tanda tangan juga berswafoto. Mereka bebas mengunggah foto di internet. Joe, Trinh, Karen, Benedict, juga Robert telaten betul melayani permintaan mereka. Tak heran, unggahan bertema Infinity War sempat jadi tren tertinggi di media sosial.
Dari panggung, menjelang acara usai, Joe menggoda para penggemar. Ia bercerita bahwa para tokoh di film itu mencari batu bernama infinity. ”Kalian tahu di mana batu itu sebenarnya berada? (jeda) Di sini, di Singapura,” katanya.
Penggemar bersorak. Avengers: Infinity War sudah meraup ribuan penonton jauh sebelum filmnya tayang. Segala aturan embargo dan upaya maksimal menjaga kerahasiaan tadi sepertinya menjadi karisma tersendiri yang mendongkrak popularitas film ini. Bagi awak media ini rasanya seperti tercekik oleh misi rahasia....