Tiga fotografer Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Biro Bali, Nyoman Budhiana, I Gede Wira Suryantala, dan Naufal Fikri Yusuf, menggelar pameran foto ”Rwa Bhineda”. Ini merupakan pameran foto tahun kedua dan menjadi salah satu acara tahunan perayaan hari jadi Antara. Tahun ini, rangkaian peristiwa singkat itu diwakili 30 bingkai foto.
Dua foto kebakaran 29 kapal tuna di kawasan Pelabuhan Benoa, Kota Denpasar, dari jepretan Naufal Fikri Yusuf dan erupsi strombolian Gunung Agung, Kabupaten Karangasem, yang merupakan jepretan I Nyoman Budhiana mengawali pameran ”Rwa Bhineda”. Terkesan gelap, tetapi foto itu menjadi menarik dalam rangkaian berbagai peristiwa selama setahun terakhir.
Kedua foto ini istimewa karena merupakan peristiwa yang sama-sama (pastinya) tak terencana. ”Wah, motret kebakaran ini posisi sedang tidak di Denpasar, tetapi di Karangasem. Nah, ngebut naik motor. Untungnya, peristiwa belum berlalu,” cerita Fikri saat pembukaan pada Kamis (13/12/2018).
Ya, bagi Fikri, dan mungkin fotografer lainnya, merekam peristiwa itu begitu berharga dalam satu pigura. Apalagi peristiwa itu tidak bakal terulang dan menjadi rekam sejarah. Foto pun penting.
Kepala Antara Biro Bali Edy M Yakub bertutur bagaimana mengurasi ratusan foto selama hampir setahun itu. Dan, terpilihlah 30 foto dengan satu foto di antaranya bercerita tentang kampung Bali di China. Tahun lalu, ”Rwa Bhineda” memamerkan 10 foto.
”Ya, semakin sedikit kalau buat kelakar ringan sebenarnya semakin sedikit peristiwa bersejarah di Bali. Semakin banyak foto dipamerkan, mungkin menandakan banyaknya sejarah yang diabadikan di Bali. Mari kita lihat tahun depan,” katanya.
Apa sebenarnya arti ”rwa bhineda” dalam pameran ini? Rwa bhineda untuk budaya Bali dimaknai ’suka dan duka’. Kitab Ramayana dari situs Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) memuat kegelapan atau kebingungan ada dua macam, gelap hati berarti gelisah. Lawan kegelapan adalah terang, yakni pikiran tenang dan terang hati. Maka, rwa bhineda dalam agama Hindu Bali adalah suka duka.
Oleh karena itu, pameran foto Antara memuat kaleidoskop suka duka Bali.
Pameran 30 foto tunggal yang terbuka untuk umum ini berlangsung pada 13-16 Desember 2018. Pameran berlokasi di Kantor Antara Biro Bali di kawasan Lumintang, Kota Denpasar.
Media terdepan
Pembukaan berlangsung meriah dengan dihadiri istri Gubernur Bali yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Ni Luh Putu Putri Suastini Koster. Antara, menurut Putri Koster dalam sambutan pembukaan pameran, harus tetap menjadi media yang terdepan dalam edukasi melalui pemberitaan utamanya terkait kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.
”Dari dulu, kini, dan masa datang, Antara harus tetap ada di antara kita karena dukungan semua komponen masyarakat adalah yang terpenting. Optimalkan peran dalam membimbing dan menjembatani hubungan antara masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.
”Intinya, kalau ada kekurangan, sampaikan kepada pemerintah. Begitu juga jika ada kelebihan, sampaikan kepada masyarakat. Kalau dibalik, justru tidak tepat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Putri Koster berharap, peran Antara penting menjadi pusat atau referensi bagi media massa lain, termasuk bersinergi dengan semua media di tengah mencuatnya era teknologi yang melahirkan media dalam jaringan (daring).
”Begitu juga kehadiran Antara seirama dengan para pejuang terdahulu yang mengorbankan pikiran, tenaga, dan nyawa, Antara ada di sana,” ucapnya.
Selain membuka pameran, pada peringatan HUT Ke81 Antara itu, Putri Koster juga memberikan hadiah khusus kepada Antara berupa puisi singkat bertajuk ”Sumpah Kumbakarna”. Intinya, puisi itu berpesan, rasa nasionalisme kepada negara melalui peran media tidak boleh luntur.
Acara pembukaan pameran juga dimeriahkan dengan pemberian penghargaan ”Sertifikat Tjatranata” kepada pihak eksternal Antara yang selama ini menjadi mitra cukup lama dan baik, yaitu Humas Pemerintah Provinsi Bali, Humas Pemerintah Kabupaten Badung, Undiksha Singaraja, Bank Indonesia Provinsi Bali, serta BPJS Ketenagakerjaan Bali Nusa Tenggara dan Papua.
Ada cerita di balik nama ”Sertifikat Tjatranata”. Nama ini diambil dari I Wayan Tjatranata yang merupakan wartawan RRI Stasiun Denpasar yang juga koresponden Antara di Bali.
Tjatranata adalah seorang perintis LKBN Antara di Bali dengan menjadikan rumah pribadinya di Jalan Pulau Bawean 23, Sanglah, Denpasar, sebagai Kantor Perwakilan Antara Bali. Karena itu, LKBN Antara Jakarta menjadikannya Kepala Cabang LKBN Antara Bali yang pertama pada 1972 hingga berakhir 23 Oktober 1979.
Atas jasanya itu, LKBN Antara Biro Bali memberikan penghargaan kepada kalangan internal dan eksternal yang memiliki kontribusi terhadap kantor berita nasional itu dengan nama ”Sertifikat Tjatranata”.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.