Drama Keluarga Manusia Istimewa
Tujuh anak istimewa disatukan menjadi keluarga. Mereka ditempa oleh sang ”ayah” untuk jadi pahlawan pembasmi kejahatan. Alih-alih adu jotos sejak awal cerita, serial ini lebih dulu menyuguhkan drama pergulatan tokohnya sekaligus perjuangan bersama menghindari katastrofi.
Bayangkan sebuah kumpulan anak dengan kemampuan jauh lebih unggul dari manusia biasa berada dalam satu tim serupa satuan gugus pembasmi kejahatan. Seorang anak memiliki kekuatan fisik tidak terkira, seorang lainnya punya kemampuan berpindah ruang. Ada yang mampu menghipnotis lawan dengan mudah atau mampu melempar dengan selalu tepat sasaran.
Anak-anak yang dikumpulkan dari seluruh dunia ini digembleng dengan dingin selayaknya orang dewasa. Mereka berjuang menemukan jati diri dan kekuatan masing-masing lengkap dengan emblem manusia super. Para anak ini bergabung dalam Umbrella Academy yang dibentuk oleh seorang miliarder eksentrik.
Umbrella Academy adalah judul serial Netflix terbaru yang diadaptasi dari komik berjudul sama, terbit pertama pada 2007. Serial ini mulai tayang pada Jumat (15/2/2019) sebanyak 10 episode untuk sesi pertama. Serial ini ditulis salah satunya oleh Gerard Way, penulis komik yang juga mantan vokalis band emo My Chemical Romance yang telah bubar itu.
Kisah dalam serial ini dibuka dengan cerita kelahiran anak- anak ajaib di penjuru dunia pada awal Oktober 1989. Seorang perempuan muda yang sedang berlatih di kolam renang di Rusia tiba-tiba mengandung besar dan melahirkan seorang bayi setelahnya. Total ada 43 anak ajaib yang lahir bersamaan dengan cara luar biasa di seluruh muka bumi.
Sir Reginald Hargrevees, sang miliarder eksentrik yang diperankan oleh Colm Freo, mencoba mengumpulkan anak-anak ini. Ia berhasil menemukan tujuh di antaranya dan menamai setiap anak dengan nomor satu hingga tujuh. Di sinilah kisah itu dimulai.
Cerita lalu melompat ke masa sekarang ketika anak-anak ajaib tadi telah beranjak dewasa. Sang ayah yang meninggal membuat anak-anak ini berkumpul kembali di rumah masa kecil mereka.
Luther Hargrevees (Tom Hopper), si nomor satu, yang menetap di bulan, ikut datang. Ia menemukan aroma yang tidak wajar dari kematian sang ayah. Menurut dia, sang ayah dibunuh oleh salah satu orang dekatnya. Namun, saudara-saudaranya tidak setuju dan menganggap Luther berlebihan. Perdebatan tidak terhindarkan dan mereka saling menyalahkan.
Perkelahian antarsaudara bahkan berlangsung saat penaburan abu sang ayah. Diego Hargrevees (David Castaneda), si nomor dua yang ahli melempar pisau, memang tidak pernah akur dengan sang kakak. Drama perseteruan di antara mereka semakin menjadi.
Kisah bertambah kompleks saat salah satu saudara mereka yang hilang selama belasan tahun tiba-tiba muncul dari masa depan. Si nomor lima (Aidan Gallagher) yang mempunyai kemampuan berpindah ruang dan waktu datang dari masa depan meski dalam tubuh bocah.
Si nomor lima membawa kabar yang tidak menyenangkan. Kepada si bontot Vanya Hargrevees (Ellen Page), ia bercerita tentang kehancuran dunia masa depan. Dalam beberapa hari ke depan, rentetan peristiwa katastrofi itu akan terjadi. Dua agen pembunuh juga datang dan menjadi pelengkap ketegangan.
Cerita lalu berlangsung memperlihatkan kisah hidup setiap anak dan sekelumit problema hidup tokohnya.
Drama dan drama
Buang jauh-jauh pikiran Anda jika menginginkan adu kuat pahlawan super, efek ciamik, akting baku pukul yang dahsyat sejak awal kisah awal serial ini dimulai. Sebab, serial yang diproduseri oleh Steve Blackman ini seakan ingin bilang, setiap orang, baik orang biasa maupun manusia istimewa, mempunyai drama dalam hidupnya dan itu amatlah penting.
Adu jotos dan pertarungan bocah super baru tampil sekilas di pertengahan cerita episode pertama. Baku tembak dan muncratan darah tersaji kembali beberapa menit di episode setelahnya.
Serial Umbrella Academy yang diadaptasi dari volume I komik terbitan Dark Horse ini seperti ingin mengantar penonton lekat ke dalam kehidupan setiap tokoh. Alur cerita serial ini sesekali menunjukkan secuil masalah yang dihadapi setiap tokoh.
Robert Sheehan, yang memerankan Klaus Hargrevees, si anak nomor empat, adalah pemadat yang superslengean. Tingkahnya yang absurd sesekali membuat segar cerita yang berlatar gloomy ini. Klaus memiliki kemampuan melayang dan telekinetis. Ia juga bisa berbicara dengan orang yang telah meninggal.
Lain lagi kisah Allison, si anak nomor tiga yang diperankan Emmy Raver-Lampman, sang pengubah kenyataan dengan kemampuan rumor. Allison yang terlihat selalu tersenyum menyimpan kerinduan mendalam terhadap anak semata wayangnya.
Tokoh Vanya yang menjadi violis andal sekaligus guru privat mungkin termasuk paling misterius. Sejak kecil ia dikucilkan oleh sang ayah. Meski menyandang status anak ajaib, ia terlihat tidak memiliki kemampuan seperti saudara-saudaranya.
Saat saudaranya berlatih fisik, ia hanya menjadi pencatat waktu. Ketika yang lain diberi tato logo khusus, ia menggambar sendiri lengannya dengan spidol. Ia adalah anak angkat yang dianaktirikan sejak kecil.
Allan Page mampu memerankan karakter Vanya yang dingin dan sedikit kikuk. Konflik Vanya bersama keluarga bertambah saat ia menulis biografi tentang diri dan keluarganya di Umbrella Academy.
Kisah para tokoh ini disajikan secara perlahan dalam cerita yang berdurasi satu jam setiap episodenya. Penonton diantar untuk mengetahui sedikit demi sedikit latar belakang setiap tokoh, permasalahan, bahkan kemampuan yang dimiliki. Si bocah nomor enam bahkan hanya muncul beberapa scene di dua episode pertama.
Dengan pola penceritaan yang lambat, alur pun berjalan begitu. Pola seperti ini menyimpan sisi gelap karena dibutuhkan narasi penceritaan yang kuat dan setiap adegan harus dijaga ketat. Celakanya, tidak semua bagian mampu berjalan baik.
Dalam beberapa bagian, cerita terasa ngalor-ngidul, banyak basa-basi, dan tidak padat. Dialog beberapa tokoh juga terkesan mubazir dan tidak perlu. Akibatnya, bisa jadi ada bagian yang terkesan membosankan.
Di balik semua itu, drama pahlawan super ini mengirim pesan yang dalam. Para manusia luar biasa itu adalah bagian dari orang pada umumnya yang tidak terhindar dari masalah hidup.
Iringan musik opera, lagu ”Don’t Stop Me Now” milik Queen, ”Never Tear Us Apart”oleh Paloma Faith, atau potongan ”Istanbul (Not Constantinople)” menambah cita rasa, menjadi bumbu drama sekaligus penumbuh sisi liar serial ini.