Panggung yang Setara
Panggung Grammy Awards tahun ini menjadi catatan penting dalam perjalanan para perempuan penyanyi di dunia musik global. Di panggung musik paling prestisius itu, para perempuan penyanyi membuktikan bahwa mereka tak bisa dipandang sebelah mata lagi. Dunia musik sepantasnya jadi panggung yang setara.
Penyanyi asal New York, Amerika Serikat, Lady Gaga (32), tahun ini menjadi salah satu perempuan penyanyi yang berjaya di ajang Grammy Awards ke-61 yang digelar di Staples Center, Los Angeles, California, Amerika Serikat. Perempuan bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta ini meraih tiga Grammy untuk kategori Best Pop Duo/Group Performance berkat lagu ”Shallow” yang dibawakan Gaga bersama aktor Bradley Cooper.
Dari lagu yang sama, Gaga juga membawa pulang Grammy untuk kategori Best Song Written For Visual Media. Satu lagi Grammy dari kategori Best Pop Solo Performance untuk lagu ”Joanne (Where Do You Think You’re Goin\'?)”. Total, sepanjang kariernya di dunia musik selama hampir 17 tahun, Gaga meraih sembilan Grammy.
Di luar itu, Gaga juga mencatat sejumlah prestasi yang tidak main-main. Tahun 2015, Gaga menyabet gelar Billboard’s Woman of The Year. Di atas panggung, Gaga menyampaikan pidato menggugah tentang posisi perempuan di industri musik. Hal serupa dilakukan Madonna saat meraih Billboard’s Woman of The Year tahun 2016.
Gaga juga menjadi satu-satunya perempuan penyanyi dengan penjualan terlaris dalam sejarah. Tahun 2016, Gaga berhasil menjual 27 juta album dan 146 juta singel. Masih banyak prestasi lainnya, termasuk nominasi Best Actress di ajang Oscar 2019 untuk perannya di film A Star is Born, juga nominasi Best Song, lagi-lagi untuk ”Shallow”.
Akan tetapi, siapa sangka, di awal kariernya, Gaga sempat diremehkan, dipandang sebelah mata. ”Mereka mengatakan bahwa aku aneh. Penampilanku, pilihan-pilihanku, musikku. Menurut mereka, semua yang kulakukan itu tak akan berhasil,” kata Gaga.
Namun, Gaga berkeras. ”Musik telah mengambil alih telingaku, tanganku, suara dan jiwaku, dan membawaku kepada kalian semua serta kepada monster-monster kecilku yang sangat kucintai,” ujar Gaga saat berada di panggung Grammy. ”Little Monster” adalah sebutan bagi penggemar fanatik Gaga.
Gaga bersanding dengan Michelle Obama, Jada Pinkett Smith, Jlo, dan Alicia Keys yang berperan sebagai host, menyuarakan isu kesetaraan di dunia musik. Tahun lalu, penyelenggaraan Grammy mendapat kritik tajam karena dinilai menutup mata terhadap kiprah perempuan di dunia musik.
Sepak terjang Gaga di dunia musik itu juga menjadi inspirasi bagi Cardi B (26), penyanyi rap yang juga berasal dari New York. Cardi yang sangat mengidolakan Gaga meraih Grammy pertamanya di ajang Grammy Awards tahun ini untuk kategori Best Rap Album dari album Invasion of Privacy.
Cardi menjadi satu-satunya perempuan penyanyi, juga penyanyi solo yang pernah menyabet Grammy untuk kategori tersebut. Tahun ini Cardi dinominasikan untuk lima kategori Grammy Awards, termasuk kategori bergengsi Album of The Year, Best Rap Album, dan Record of The Year.
Dia juga jadi perempuan rapper ketiga dalam sejarah yang dinominasikan dalam kategori Album of The Year. Sebelumnya ada nama Lauryn Hill (1999) dan Missy Elliott (2004). Sebuah pencapaian yang tidak main-main di usia kariernya yang baru seumur jagung.
Bekerja lebih keras
Di jajaran pendatang baru, ada penyanyi asal London, Inggris, Dua Lipa (23), yang meraih Grammy untuk kategori Best New Artist. Lipa juga membawa pulang Grammy untuk kategori Best Dance Recording.
”Tahun ini, kami (perempuan) benar-benar telah ’berkembang’,” ujar Lipa saat menerima Grammy. Kalimat itu merujuk pada jumlah perempuan penyanyi yang bersinar di panggung Grammy sekaligus merujuk pada ucapan Chief Executive Recording Academy Neil Portnow pada penyelenggaraan Grammy tahun lalu.
Menurut Portnow, perempuan di dunia musik perlu lebih berkembang untuk memajukan karier mereka. Kalimat Portnow tersebut menuai kritik pedas, terutama dari para perempuan di dunia musik, hingga Portnow harus meminta maaf dan mencabut kata-katanya.
Lipa adalah contoh dari sedikit anak keluarga imigran yang berhasil meraih kesuksesan di dunia musik. Karier perempuan berdarah Albania ini dimulai dari kanal YouTube yang melejitkan namanya bak meteor.
Meski terlihat nyaris tanpa halangan, Lipa sempat ingin meninggalkan London dan kembali ke Kosovo karena statusnya sebagai anak keluarga imigran berpotensi menimbulkan masalah. Namun, keinginannya itu pupus karena karier musik yang ingin dikejarnya.
Kerja kerasnya berbuah manis. Baru tiga tahun terjun di dunia musik, Lipa telah merajai panggung musik dunia dengan lagu-lagu yang terus meledak di pasaran. Lagu ”New Rules” dengan segera merajai tangga lagu di Amerika. Disusul lagu-lagu lain, seperti ”Be The One”, ”Hotter Than Hell”, dan ”Blow Your Mind (Mwah)”.
Awal tahun lalu Lipa menyabet Brit Awards untuk British Female Solo Artist dan British Breakthrough Act. Awal tahun ini ia sudah menyabet dua Grammy. ”Bagi siapa saja yang belum menyadari betapa istimewanya mereka dengan kisah dan latar belakang berbeda, juga nama untuk menghormati akar mereka karena mereka hanya ingin jadi normal atau apa pun alasan lainnya, jangan biarkan itu semua menghalangimu dan mimpimu. Kamu pantas mendapatkannya,” kata Lipa.
Penyanyi yang sama-sama berdarah Albania dan juga dinominasikan untuk kategori Best New Actress di Grammy, Bebe Rexha (29), memiliki pengalaman berbeda saat memulai karier di musik. Dalam wawancara dengan Kompas di Jakarta dua tahun lalu, Rexha mengungkapkan kerasnya persaingan di industri musik.
Di awal kariernya, Rexha mendapat banyak perlakuan tak menyenangkan. Suaranya dianggap jelek, penampilannya dianggap tak masuk kategori artis pop, juga karena rambutnya yang berwarna gelap ”Ini sungguh membuatku kesal,” kata Rexha.
Dia bukannya tak sadar dengan kompetisi di dunia musik yang sangat berat. Namun, untuk perempuan penyanyi, kompetisinya selalu lebih berat. ”Perempuan selalu dituntut lebih dari sekadar musik. Juga penampilan,” ujarnya.
Namun, Rexha pantang putus asa. Daripada cemas memikirkan beratnya kompetisi, dia memilih fokus pada kelebihannya. ”Kalau kamu ikut lomba lari dan terus melihat ke belakang, kamu bisa tersandung, lalu jatuh atau bahkan lebih buruk lagi. Jadi, lebih baik fokus pada dirimu,” kata pemilik lagu ”Last Hurrah” ini.
Masih banyak nama lain yang bersinar di panggung Grammy tahun ini. H.E.R yang tahun ini membawa pulang Grammy untuk kategori Best R & B Performance dan Best R & B Album, Ariana Grande untuk kategori Best pop Vocal Album, serta Kacey Musgraves yang menyabet Grammy untuk Album of The Year dan tiga kategori lainnya. (Dwi As Setianingsih)