Akibat Wabah Korona, Sejumlah Konser Musik di Indonesia Terpaksa Ditunda
”Permintaan penundaan berasal dari band karena mereka memperhatikan situasi yang berkembang. Kami telah mempersiapkan pertunjukan sesuai jadwal.”
Sejumlah acara pentas musik berskala internasional di Indonesia dan negara-negara lain ditunda terkait wabah akibat virus korona. Calon penonton yang telah memesan tiket umumnya bisa memilih: menunggu jadwal baru atau meminta pengembalian (refund).
Pada Kamis (5/3/2020), Ravel Entertainment selaku penyelenggara festival Hammersonic mengumumkan menunda acara tersebut. Menurut rencana, Hammersonic tahun ini akan berlangsung di Pantai Karnaval, Ancol, Jakarta Utara, pada 27-28 Maret. Festival musik cadas itu memanggungkan 27 penampil, lima di antaranya berasal dari Indonesia.
Kami selaku penyelenggara Hammersonic menyatakan secara resmi bahwa gelaran Hammersonic dijadwalkan ulang.
”Kami selaku penyelenggara Hammersonic menyatakan secara resmi bahwa gelaran Hammersonic dijadwalkan ulang menjadi 15-17 Januari 2021,” tulis penyelenggara melalui kanal media sosial resminya. Dalam pernyataan itu, disebutkan bahwa penundaan terkait dengan penyebaran wabah Covid-19 secara global dan telah dikoordinasikan dengan artis, pemerintah, dan instansi terkait.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mewacanakan menangguhkan izin acara yang melibatkan kumpulan massa. Menurut rencana, izin yang ditangguhkan adalah izin untuk acara yang berlangsung dalam kurun waktu Maret hingga April 2020 (Kompas, 4/3/2020).
Penundaan juga diumumkan oleh band terkait. Band Slipknot, yang semestinya jadi salah satu penampil utama di Hammersonic, mewartakan penundaan itu lewat media sosial mereka sejak Kamis pagi. ”Terkait dengan isu kesehatan global, Slipknot memutuskan menunda tur Asia, termasuk Knotfest di Jepang. Ini bukan keputusan mudah. Keselamatan dan kesehatan penggemar selalu kami utamakan. Slipknot dan Knotfest akan segera kembali ke Asia pada masa ketika semua orang terjamin merasakan pengalaman terbaiknya”.
Band metal asal Des Moines, Iowa, AS, ini semestinya tampil dua kali di ajang Knotfest di Tokyo, Jepang, pada 20-21 Maret; Singapore Rock Fest di Singapura pada 24 Maret; Hammersonic Festival di Jakarta pada 27 Maret; dan di Manila, Filipina, pada 29 Maret. Sementara band metal dari AS lainnya, Trivium, punya empat jadwal tampil di Asia yang juga terpaksa dibatalkan.
Dikarenakan kondisi berkembang di luar kontrol kami, terpaksa kami harus menunda seluruh jadwal band pada bulan Maret di Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia
”Dikarenakan kondisi berkembang di luar kontrol kami, terpaksa kami harus menunda seluruh jadwal band pada bulan Maret di Jepang, Singapura, Thailand, dan Indonesia. Kami berharap bisa menjadwalkan ulang. Terima kasih, dan tetap berhati-hati”, demikian pernyataan yang dikeluarkan Matt Heafy dan kawan-kawan.
Sebelum penyelenggara memastikan menunda, dua band pengisi acara telah mengundurkan diri. Mereka adalah Lacuna Coil dari Italia dan Vulvadynia dari Afrika Selatan.
Penyelenggara Hammersonic membuka kanal percakapan di aplikasi Whatsapp bernomor 87738360920 jika pemegang tiket membutuhkan klarifikasi lebih lanjut. Mereka juga menyatakan bakal menambah tiga penampil utama dan dua band pendamping lainnya pada jadwal baru festival nanti.
Bayaran lunas
Selain Hammersonic, pertunjukan band indie folk asal Chicago, AS, Whitney, juga dipastikan ditunda. Penyelenggaranya, Plainsong Live, mengumumkan penundaan itu sejak Rabu (4/3/2020) malam. Whitney direncanakan tampil di Soehanna Hall, SCBD, Jakarta Selatan, pada 29 Maret. Penyelenggara mulai menjual tiket sejak 10 Februari silam.
Sudah hampir 50 persen tiket terjual hingga Rabu petang. Malamnya kami terpaksa menunda.
”Sudah hampir 50 persen tiket terjual hingga Rabu petang. Malamnya kami terpaksa menunda. Permintaan penundaan berasal dari band karena mereka memperhatikan situasi yang berkembang. Kami telah mempersiapkan pertunjukan sesuai jadwal,” tutur Ferry Darmawan dari Plainsong Live.
Sebelum penundaan, penyelenggara telah mengeluarkan sejumlah biaya, di antaranya untuk melunasi fee artis, biaya pengurusan visa, dan sewa gedung pertunjukan. ”Tanggal 28 Februari itu kami melunasi biaya artis sesuai kontrak karena masih optimistis konser dapat berjalan. Sewa gedung pertunjukan pun sudah aman sejak jauh hari,” ujarnya.
Menurut Ferry, pengelola gedung tak memberi konsekuensi yang merugikan penyelenggara karena memahami kondisi yang terjadi. ”Katanya, ada 14 jadwal yang ditunda penyelenggaraannya di sana. Kami dimungkinkan untuk menggelar satu kali pertunjukan di tempat itu pada tanggal lain di tahun ini tanpa dikenai biaya tambahan,” lanjutnya.
Plainsong Live memberikan pilihan kepada pembeli tiket, apakah mau menguangkannya (refund) atau menunggu jadwal baru. Sejauh ini, baru belasan orang yang hendak menguangkan kembali tiket mereka. ”Mereka (manajemen Whitney) masih mencari tanggal baru, tapi tentu mempertimbangkan situasi,” kata Ferry.
Festival Head in the Clouds Jakarta, yang menurut rencana memanggungkan bintang rap Rich Brian, Niki, Joji, Stephanie Poetri, Chung Ha, dan Phum Vipurit, juga ditunda. Acara yang jadi panggung bagi musisi muda dari kawasan Asia ini semula bakal digelar pada 7 Maret di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat. Festival musik EDM We Are Connected di Pecatu Indah Resort, Bali, juga mengalami nasib sama.
Beberapa konser artis Eropa dan Amerika yang ditunda di negara Asia antara lain Green Day, Avril Lavigne, Khalid, New Order, dan Stormzy. Band K-pop populer BTS juga terpaksa menunda penampilan mereka di negaranya sendiri terkait promo album terbaru Map of The Soul: 7.
Dilansir dari situs Los Angeles Times, Joe Brechtold, Presiden Live Nation, salah satu promotor konser terbesar di dunia, mengatakan, pihaknya telah membatalkan 17 konser di Asia. ”Meski ada kemungkinan area terdampak akan meluas, sepertinya tak ada penurunan minat mendatangi konser di daerah yang tak terdampak,” kata Joe.
Luar Asia
Pembatalan atau penundaan konser musik tak hanya terjadi di negara-negara Asia. Festival musik elektronik di Miami, AS, Ultra Music Festival, disebut tak mungkin diselenggarakan pada 20 hingga Maret mendatang. Penyelenggaranya berencana mengumumkan jadwal baru pada Jumat, 6 Maret.
Sejak dimulai 21 tahun lalu, festival Ultra telah berlangsung di banyak negara, termasuk Indonesia. Nama-nama tenar yang rajin berpentas di festival ini antara lain DJ Snake, Zedd, dan Kygo. Abu Dhabi semestinya menyelenggarakan acara ini pada Selasa (3/3/2020) lalu, tetapi urung terjadi terkait pencegahan wabah Covid-19.
Di luar penundaan Ultra Music Festival di Miami, penyelenggaraan konser ataupun festival di Amerika Serikat belum terlalu terpengaruh wabah Covid-19. Salah satu festival terbesar di California, Coachella Valley Music and Arts Festival, tetap dijadwalkan berlangsung pada 10-12 dan 17-19 April. Dilansir dari situs Los Angeles Times, setidaknya ada 51 warga California yang terjangkit virus korona.
Festival besar lainnya, South by Southwest atau SXSW di Austin, Texas, dijadwalkan tetap berlangsung pada 13 hingga 22 Maret. Dilansir dari situs Straits Times, sebanyak 25.000 orang telah menandatangani petisi untuk membatalkan festival musik, film, dan teknologi ini. Beberapa perusahaan teknologi besar, seperti Facebook, TikTok, dan Netflix, menyatakan mundur.
Grrl Gang, band asal Yogyakarta, dijadwalkan tampil di SXSW tahun ini. Manajernya, Adi Adriandi, mengatakan, seluruh awak band telah mendapat visa dari Kedutaan Besar AS. Namun, kepastian keberangkatannya akan diputuskan Senin pekan depan.