Untuk mendukung program pembatasan sosial dari pemerintah, Eventori mengajak para seniman muda berkreasi di rumah dan diungah ke platform musik digital.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Platform digital Eventori mengajak para seniman muda untuk tetap berkreasi meskipun sedang menjalani pembatasan fisik dengan berdiam diri di rumah. Melalui program #DiRumahAjaChallenge Season 2, para seniman muda yang biasanya unjuk kebolehan di panggung, kini ditantang memindahkan aktivitasnya ke layar digital.
”Kami terpanggil untuk ikut mendukung usaha pemerintah menekan penyebaran Covid-19 dengan mendorong warga tetap berkarya di dalam rumah. Oleh karena itu, kami memberikan tantangan berkreasi bagi para pelaku seni saat mereka menjalani pembatasan fisik dan sosial,” kata Wahyu Ramadhan, Chief Operation Officer Eventori di Jakarta, Rabu (15/4/2020), di Jakarta, melalui siaran pers.
Sebagai platform kolaborasi industri hiburan di Indonesia, Eventori mengajak para peserta #DiRumahAjaChallenge Season 2 untuk berkolaborasi melalui video digital bersama Denny Chasmala, komposer dan arranger di balik sejumlah lagu hits di belantika musik Indonesia. Para peserta yang memenangi perlombaan akan mendapat hadiah total Rp 30 juta dan akan diorbitkan ke dunia rekaman.
”Belum ada yang seperti ini. Biasanya lomba atau talent search, setelah menang diberi hadiah uang, terus selesai. Ada juga yang memberikan program, tetapi hanya sebentar. Eventori serius dalam manajemen talenta. Pemenang akan diorbitkan dan didampingi agar jadi bintang. Itu yang membuat saya senang dapat kolaborasi di program ini,” ujar Denchas, nama panggilan Denny Chasmala.
Sebagai komposer dan arranger, Denchas turut memoles lagu ”Pilihlah Aku” yang dipopulerkan Krisdayanti dan ”Berharap Tak Berpisah” oleh Reza Artamevia—lagu lama yang hits kembali di kalangan milenial, dan masih banyak lagu lainnya. Denny juga orang di balik kesuksesan sejumlah soundtrack sinetron menjadi hits, seperti pada sinetron Si Cecep yang mengantarkan Anjasmara ke puncak kemasyhuran.
Wahyu menjelaskan, manajemen talenta memang merupakan satu dari tiga pilar utama Eventori. Pilar lainnya adalah booking platform dan digital marketing.
”Kita sering melihat talenta yang bagus di banyak tempat di Indonesia, tetapi tidak memiliki akses ke pasar, yakni industri rekaman, TV, dan sekarang platform-platform digital. Eventori ingin menyediakan akses itu sehingga dunia hiburan kita lebih semarak dan naik kelas,” ujar Wahyu.
Jadi pada season ke-2 ini peserta harus ”berkolaborasi digital” menyanyikan lagu yang sudah disiapkan Denchas sebelumnya. Bagi yang terpilih akan diunggah di akun media sosial Denchas dan Eventori, kemudian akan dipilih tiga orang sebagai pemenang.
Selain Denchas, yang akan menjadi juri program ini adalah Wahyu, yang berpengalaman dalam even, kafe, radio, dan TV, yang berhubungan dengan musik. Pada awal 2000-an, Wahyu juga aktif membuat band-band Top 40 untuk dijual ke jaringan Hard Rock Cafe se-Asia. Bersama Sony Music Indonesia, Wahyu sempat mengorbitkan band The Changcuters. Juri ketiga adalah Bedi Gunawan, manajer Kahitna dan Yovie Widianto Music Factory.
Sama dengan season 1, selain mengunggah video, peserta juga diminta untuk menulis teks yang mengimbau masyarakat untuk tetap di rumah sesuai anjuran pemerintah dan tagar yang sesuai.
Program ini didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia, dan Ikatan Manajer Artis Indonesia (IMARINDO), serta disponsori oleh Telkom, Telkomsel, dan Bank Mandiri.
”Jadi, selain berkreasi, kita juga mengajak para pelaku seni untuk menjadi juru kampanye agar masyarakat tetap di rumah. Ini nilai penting dari tantangan ini,” kata Wahyu.