Mengikat Emosi Penggemar Melalui Konser Virtual
Konser virtual bisa mengikat emosi penggemar musik yang haus akan hiburan. Penggemar musik tinggal pilih jenis konser yang ingin dilihatnya.
Di tengah pandemi, banyak orang yang kebingungan mencari hiburan. Namun, tak perlu kecewa, masih banyak tawaran konser virtual yang menarik.
Gitaris Dewa Budjana menyiarkan dokumentasi rilis album berjudul Zentuary pada Sabtu (13/6/2020). Konser yang berlangsung pada 2016 itu berlokasi di Taman Tebing Breksi kawasan perbukitan Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Taman Tebing Breksi terletak 200 meter di atas permukaan air laut. Lokasi cagar budaya dan kini menjadi salah satu destinasi wisata baru di Yogyakarta itu berada di atas endapan abu vulkanik gunung berapi purba Nglanggeran.
Menjelang siaran dokumentasi konser, Dewa Budjana menuturkan, hidup ini harus dijalani dengan santai. Seperti ketika persiapan konser Zentuary, ia menolak dipusingkan dengan hal-hal teknis di atas panggung. ”Kalau hujan, ya, biarkan hujan. Mana bisa kita melawan alam. Seperti sekarang ini, tiga bulan tidak main (musik), mau apa? Ya, santai saja,” katanya.
Konser Budjana ditayangkan eksklusif melalui Loket. Dalam konser itu, Budjana seolah membawa pesan dari alam untuk manusia agar hidup selaras dengan gerak semesta. Konser terasa magis ketika kabut turun seiring alunan nada. Warna lampu panggung ditambah gerimis yang membasahi tanah mengajak penonton menyatu dengan wajah asli jagat raya.
Menurut Budjana, apa pun yang terjadi, kehidupan harus terus bergerak. Ia mengingatkan generasi muda untuk bisa beradaptasi. Menurut dia, musisi muda dibekali ilmu, kelenturan jari-jemari yang lebih baik dari generasi sebelumnya, dan ide-ide cemerlang yang bisa menjadi modal berkarya. ”Tinggal bagaimana kontemplasi bermusik saja. Teknik penting, tetapi dibutuhkan juga kontemplasi.
Semua harus seimbang. ”Untuk bermusik, ada saatnya serius, ada saatnya kontemplasi, dan bercanda,” kata pria yang dikenal sebagai gitaris Gigi ini.
Selama sekitar dua jam, Budjana dan kawan-kawannya memainkan komposisi musik yang tak hanya berasal dari album Zentuary, tetapi juga dari beberapa album sebelumnya. Musik yang dimainkan menciptakan perasaan rileks, kadang sendu dan puitsk, kadang juga terasa magis karena efek kabut dan cahaya panggung. Perubahan suasana terasa dalam alunan nada ”Solas PM”, ”Dancing Tears”, ”Masa Kecil”, ”Manhattan Temple”, ”Kromatik Lagi”, dan ”Lamboya”.
Konser didukung beberapa musisi, antara lain, Sruti Respati, Cabrini Asteriska, Irsa Destiwi, Jalu Pratidina, Saat Syah, Shadu Rasjidi, Demas Narawangsa, Marthin Siahaan, Rega Dauna, Singgih Sanjaya String Orchestra, dan Anon Suneko Omah Gamelan, serta didukung kostum dari Nita Azhar.
Seniman Putu Sutawijaya mengatakan, konser Zentuary merupakan salah satu konser terbaik yang menggambarkan keinginan musisi untuk menyatu dengan alam. ”Saat konser berlangsung, kabut turun memberikan kesan ajaib. Konser terbaik yang membuat saya menyadari musisi harus punya keinginan melakukan sesuatu yang lain daripada yang lain. Ketika punya keinginan itu, kondisi alam pasti akan mendukung,” ujarnya.
Budjana mengatakan, ia memilih Taman Tebing Breksi untuk merilis album barunya karena ketika itu belum banyak yang mengenal. ”Seperti membuat album, saya ingin sesuatu yang lain saja. Terima kasih kepada tim pendukung, yang mau susah-susah naik tebing sambil membawa peralatan orkestra dan gamelan. Itulah tantangan yang kita lewati,” katanya.
Dari rumah
Dewa Budjana bukanlah satu-satunya musisi yang memindahkan konser musik ke ruang digital. Di tengah pandemi, beberapa musisi menyiarkan dokumentasi konser mereka untuk menghibur mereka yang beraktivitas di rumah.
Pada hari yang sama, grup band Slank mengadakan konser virtual bertajuk Silaturahmi Bareng Slank. Dua hari kemudian, Senin (15/6/2020), grup musik asal Korsel, BTS, menyiarkan konser virtual BANG BANG CON The Live yang disiarkan langsung dari negara asal mereka. Big Hit Entertainment, agen BTS, mengumumkan, tercatat lebih dari 756.600 orang dari 107 wilayah berbeda di seluruh dunia menyaksikan konser yang berlangsung selama 100 menit ini.
Ini bukan pertama kali BTS menjaga ikatan emosional dengan Army, julukan untuk para penggemarnya. April lalu, grup musik ini menyiarkan secara maraton konser virtual melalui Youtube. Dokumentasi konser yang ditayangkan oleh grup musik yang dijuluki BANG BANG CON ini terdiri dari 2015 BTS Live (Most Beautiful Moment In Life On Stage), 2016 BTS Live (Most Beautiful Moment In Life On Stage: Epilogue, BTS 2014 Live Trilogy: Episode II The Red Bullet (2014 Memories), and BTS 3rd Muster (ARMY.ZIP+).
Selain itu, ada beberapa musisi yang menggelar konser dari rumah. Salah satunya Sam Smith yang menyulap tampilan rumahnya menjadi panggung dengan latar belakang polos dan tata lampu keren berwarna biru keunguan. Ia menyanyikan lagu yang hit di radio, seperti ”I\'m Not The Only One”, ”Stay With Me”, dan singel terbaru ”How Do You Sleep?” Penampilannya ditayangkan secara virtual dalam acara Big Weekend UK 2020.
Chris Martin menggelar konser mini dari rumah bertajuk Together At Home yang ditayangkan melalui IG Live Streaming pada 16 Maret 2020. Video juga ditayangkan ulang melalui Youtube yang sudah disaksikan 2.203.578 penonton dan mendapatkan lebih dari 7.076 komentar. Sementara itu, Josh Groban menggelar konser virtual mini yang ditayangkan melalui Facebook untuk membantu masyarakat terdampak pandemi Covid-19.
Chris Martin menggelar konser mini dari rumah bertajuk Together At Home yang ditayangkan melalui IG Live Streaming pada 16 Maret 2020. Video juga ditayangkan ulang melalui Youtube yang sudah disaksikan 2.203.578 penonton dan mendapatkan lebih dari 7.076 komentar.
Berbagai konser virtual ini dibuat untuk mendukung artis, baik secara emosional maupun finansial, sambil sekaligus menjaga kedekatan dengan penggemar. Musisi asal Amerika Serikat dan host Tiny Desk Concert, Bob Boilen, mengatakan, pertunjukan-pertunjukan ini dibuat untuk menjalin hubungan emosional antara musisi dan penggemar.
Selain konser, beberapa musisi mengadakan talkshow di mana mereka mengundang rekan sesama musisi untuk ngobrol bahkan berolahraga, seperti yang dilakukan oleh Miley Cyrus dan Charli XCX. Seperti yang dijelaskan Boilen kepada Vox, pertunjukan-pertunjukan ini menjalin ”hubungan emosional” antara musisi dan penggemar.
”Bagi sebagian orang, musik dan pertunjukan adalah hiburan yang sesungguhnya. Bagi banyak pencipta dan penggemar, konser ini adalah bagian yang sangat emosional dari kehidupan mereka, jendela ke berbagai cara berpikir, koneksi emosional, sumber inspirasi yang terasa lebih jauh penting saat ini, daripada sebulan yang lalu. Kehilangan koneksi itu, baik bagi artis maupun penonton, menjadi terasa terlalu menyedihkan untuk terjadi,” katanya. (BBC)