Sentimental Lagu-lagu Natal
Setiap bulan Desember, lagu-lagu bertema Natal dan liburan selalu bergema. Ada lagu ciptaan baru, tak sedikit pula karya-karya klasik dengan interpretasi masa kini. Apa pun coraknya, lagu Natal cenderung sentimental.
Meski bertema seragam, lirik lagu-lagu Natal umumnya bernuansa sentimental; libur akhir tahun yang lebih berarti jika dirayakan bersama keluarga atau sepinya Natal tanpa kehadiran orang kesayangan. Ragam pernak-pernik Natal terangkum dalam lagu yang bergema di ujung tahun. Iramanya macam-macam, mulai dari pop disko yang riang, R&B, indie rock yang sepi, hingga rock yang lantang; semua merayakan kemeriahan Natal dan akhir tahun.
Diva pop Mariah Carey selalu mendulang pundi-pundi atas lagunya ”All I Want for Christmas is You” setiap tahun. Padahal, lagu itu dirilis pada 1994 dalam album Merry Christmas.
Semenjak itu, lagunya selalu bergema pada bulan Desember, sejajar dengan nomor-nomor klasik Natal. ”All I Want for Christmas is You” menjadi lagu klasik Natal masa kini. Pusat perbelanjaan di mana-mana, termasuk Jakarta, memutar lagu ini.
Pada lagu bercorak pop riang itu, Carey menyanyikan keinginannya pada hari Natal. Dari liriknya tersirat bahwa dia tak peduli pada kado-kado yang berserakan di bawah pohon natal, sinterklas pun tak membuatnya bahagia meski membawa mainan. Yang dia mau cuma kehadiranmu. Entah siapa yang dia maksud, tetapi bisa dianggap sebagai orang spesial. Natal membuat Carey sentimental.
Namun, jika merujuk pada film animasi bertajuk ”All I Want Christmas is You” (2017), keinginan Carey kecil yang disebut menginspirasi lagu ini adalah memperoleh seekor anak anjing. Sebelum diadaptasi ke dalam bentuk film. Carey juga mengalih versikan lagu fenomenalnya ini ke dalam bentuk buku pada 2015.
Baca juga : Christmas Carol, Tradisi Natal Pelipur Lara
Tak hanya wajib muncul dalam suasana Natal di ruang publik, sejumlah film bertema Natal pun memanfaatkan lagu ini sebagai salah satu daftar musiknya. Ada ”Love Actually” (2003) dan serial musikal Glee yang memasukkan lagu ini dalam episode ”Extraordinary Merry Christmas” (2011).
Di era musik streaming sekarang, lagu dari Mariah Carey ini tak tergoyahkan. Berdasarkan catatan Billboard, lagu ini kembali memuncaki tangga lagu Billboard Hot 100 sejak 2 Desember. Lagu ini diputar secara streaming sebanyak 36,2 juta kali, dan diputar di radio sebanyak 29,9 juta kali di seantero Amerika Serikat saja, dalam pencatatan waktu satu pekan.
Nomor lawas dari duo Wham! berjudul ”Last Christmas” juga tetap moncer hingga hari ini sejak dirilis pada 1984. Tahun lalu, lagu bertema patah hati di musim libur Natal ini merangsek lagi ke posisi ke-7 di jenjang Billboard Hot 100. Lagu yang dinyanyikan duo Andrew Ridgeley dan mendiang Goerge Michael ini bersaing dengan penyanyi-penyanyi masa kini, seperti Drake, Sam Smith, dan 21 Savages
Lagu ”Last Christmas” dan ”All I Want for Christmas is You” bisa dianggap sebagai lagu Natal kontemporer, ditulis di era modern dengan warna musik yang juga modern pada masanya.
Seperti ”All I Want For Christmas is You”, lagu milik Wham! ini juga jadi langganan muncul di film komedi romantis dan serial bertema Natal. Lagi-lagi serial Glee dalam episode ”A Very Glee Christmas” (2010). Film teranyar yang menggunakan lagu ini adalah film berjudul sama, ”The Last Christmas” (2019), yang dibintangi Emilia Clarke, si pemeran Daenerys Targaryen dalam serial Game of Throne.
Tak Kehilangan Sentuhan
Di setiap Natal, lagu-lagu, seperti ”All I Want for Christmas is You” dan ”Last Christmas” bersanding dengan lagu-lagu klasik-tak-tergantikan semacam ”White Christmas”, ”Little Drummer Boy”, ”O Holy Night”, dan tentu saja ”Jingle Bells” yang telah berusia lebih dari 50 tahun.
Lagu-lagu lawas itu tetap dinyanyikan. Interpretasinya saja yang memberi warna berbeda. Nuansa Natal yang lekat dengan kado, kumpul keluarga, makan bersama, salju putih, kekudusan malam, dan suasana hati yang melankolis disuguhkan dalam wujud yang berbeda-beda. Setiap pengusung punya caranya sendiri-sendiri.
Band power pop Weezer, misalnya, mengeluarkan minialbum bertema Natal berjudul ”Christmas with Weezer” pada 2008. Enam lagu dalam album merupakan lagu-lagu klasik Natal yang diinterpretasi ulang dengan gaya Rivers Cuomo dan kawan-kawan. Lagu ”We Wish You a Merry Christmas” tetap ceria dengan bunyi gitar berdistorsi tipis khas kuartet ini. Sementara pada nomor ”Silent Night”, bunyi akor gitar tak digenjreng kuat- kuat, sekali-sekali saja supaya tetap syahdu.
Masih dari kancah musik alternatif, duo Low juga pernah mengeluarkan minialbum bertema Natal dengan judul Christmas pada 1999. Albumnya berisi delapan lagu, perpaduan dari nomor klasik Natal, dan lagu bertema Natal ciptaan duo Al Sparhawk dan mendiang Mimi Jo Carter ini.
Salah satu lagu klasik yang mereka bawakan adalah ”Little Drummer Boy”. Biasanya, lagu ini disajikan dalam nuansa rancak. Namun, versi Low berbeda. Sesuai dengan namanya, band ini sering menciptakan lagu yang cenderung suram, reflektif, dengan tempo lambat. Gaya ini pula yang terdengar dari ”Little Drummer Boy” versi Low.
Pada lagu ”Long Way Around the Sea”, yang menceritakan kekudusan malam ketika Yesus dilahirkan, nuansa musiknya juga cenderung temaram. Lagu ini adalah ciptaan Low sendiri.
Nuansa temaram kembali terdengar di lagu ”Blue Christmas” yang pernah dikondangkan Elvis Presley. Potongan liriknya kira-kira begini, ”Kau akan baik-baik saja dengan Natal putihmu, sementara aku hanya merasakan Natal yang biru.” Ah, pilu sekali.
Di jajaran rilisan terbaru, penyanyi R&B Lizzo melepas lagu ”Someday at Christmas” ciptaan Stevie Wonder. Seperti dikutip Billboard, Lizzo menyatakan alasannya memilih lagu itu. ”Tak hanya lagu itu tergolong klasik, tetapi bisa jadi pengingat bahwa hampir 60 tahun kemudian (setelah lagunya ditulis Wonder), kita masih menghadapi masalah yang sama, yaitu perdamaian, kasih sayang, dan kesetaraan,” kata Lizzo.
Band punk rock veteran The Offspring juga merilis lagu tentang betapa sendunya Natal berjudul ”Bells will be Ringing (Please Come Home for Christmas)” ciptaan Charles Brown dan Gene Redd.
Mendengar lagu itu, para penggemar lawasnya, yang kini rata-rata berumur di atas 35 tahun, bisa jadi langsung semangat mengepak koper dan pulang kampung, merayakan Natal dan berlibur bersama orang tua dan sanak saudara tersayangnya.
Baca juga: "Christmas Carol" Hangatkan Suasana Jelang Perayaan Natal di Jakarta
Sementara itu, duo Zooey Deschanel dan M Ward lewat She & Him menghadirkan lagu-lagu Natal lawas dengan sentuhan gemas dan manis bernuansa klasik akustik. Ada dua album Natal yang dirilisnya, yakni ”A Very She & Him Christmas” (2011) dan ”Christmas Party” (2016).
Di album yang rilis tahun 2011, lagu-lagu yang ditawarkan cukup unik. Beberapa pilihannya adalah ”The Christmas Waltz” milik Frank Sinatra hingga ”Christmas Day” milik Brian Wilson yang merupakan anggota kelompok musik Beach Boys. Lagu jadul ini dibawakan lebih ringan dengan paduan ukulele, piano, dan gitar sebagai latar dan suara mezzosopran milik Deschanel, tapi sentuhan klasiknya tak hilang.
Sisanya di album itu adalah lagu wajib yang telah dimainkan ulang oleh banyak musisi, seperti ”Have Yourself A Merry Little Christmas” dan ”I’ll Be Home For Christmas”, yang nyaman dinikmati sendirian sambil menyeruput secangkir cokelat hangat di atas sofa empuk dan di bawah lampu temaram ruang santai.
Di beberapa nomor akhir, muncul ”Baby, It;s Cold Outside” ceria, tetapi tetap sentimental. Apalagi ketika mendengarkan Deschanel dan Ward saling berbalas lirik, terbayang bagaimana Deschanel dan Ward merepresentasikan dalam bentuk dansa klasik, seperti film musikal era 50an-60an milik Dean Martin.
Pada album ”Christmas Party”, She & Him tak mau ketinggalan dan membukanya dengan si legendaris, ”All I Want for Christmas is You”.
Ah, apa pun coraknya, lagu Natal selalu menyisakan rasa sentimental.