Personel God Bless siap tampil maksimal jelang konser emas 50 tahun perjalanan karier bermusik mereka. Sampai ketemu di Istora Senayan!
Oleh
WISNU DEWABRATA
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Grup band rock legendaris God Bless siap mencatatkan momentum bersejarahnya berupa konser monumental separuh abad mereka berkarya di belantika musik Tanah Air. Konser bertajuk ”God Bless Konser Emas 50 Tahun with Tohpati Orchestra” itu menurut rencana digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 10 November 2023.
”Kesiapannya, ya, sudah 90 koma sekian-sekian persenlah. Sudah siap. Sejak tiga bulan terakhir ini kami rutin mempersiapkan diri dan latihan,” ujar gitaris God Bless, Ian Antono, Senin (6/11/2023) siang, saat ditemui di sela-sela latihan bersama orkestra pimpinan Tohpati dan sejumlah artis pendukung.
Latihan digelar di salah satu studio di kawasan Tangerang Selatan, Banten. Saat ditemui, Ian bersama dua rekannya, yakni Abadi Soesman (kibor) dan drumer sekaligus personel termuda God Bless, Fajar Satritama. Dua personel God Bless lain, Achmad Albar (vokal) dan Donny Fattah (bas), masih dalam perjalanan.
Selain diharapkan menjadi sesuatu yang monumental, konser besar bersama kelompok orkestra seperti ini, dinilai Ian, bisa menjadi semacam klimaks dari perjalanan bermusik mereka. Tampil di atas panggung secara live, membawakan karya-karya sepanjang perjalanan karier, apalagi dengan diiringi orkestra, bagi God Bless, adalah sesuatu yang belum pernah dilakukan.
”Jadi, ini semacam klimaksnya. Sebetulnya sudah kepingin lama. Namun, kan, yang selalu jadi persoalan (kendala) klasik selalu di soal (dukungan) sponsor. Sebab, untuk bisa konser dengan diiringi orkestra biayanya besar sekali,” tambah Ian.
Formasi pertama God Bless terbentuk pada tahun 1973. Akan tetapi, mereka baru masuk dapur rekaman tahun 1975 dan merilis album pertama, Huma di Atas Bukit, pada tahun 1976. Walau pernah punya beberapa kali pengalaman konser dengan iringan orkestra, God Bless, menurut Ian, baru kali ini menggelar konser utuh tampil bareng kelompok orkestra.
Sebelumnya, penampilan di atas panggung bareng kelompok orkestra biasanya tak lebih dari dua atau tiga lagu. Namun, bersama kelompok orkestra pimpinan Tohpati ini mereka akan membawakan sebagian besar karya God Bless, termasuk dari album terbaru, Anthology 50th Anniversary, yang juga digarap bersama kelompok orkestra pimpinan Tohpati.
Album dengan sentuhan orkestra tersebut terdiri dari 11 lagu dengan satu komposisi instrumental tambahan berupa medley dari lagu-lagu di enam album sebelumnya. Menurut Ian, bekerja sama dengan Tohpati sangatlah menyenangkan dan terbilang cepat proses penyesuaiannya. Hal itu, tambah Ian, lantaran Tohpati juga berangkat dari alat musik gitar, yang menjadi salah satu instrumen utama sebuah band rock macam God Bless.
Meski begitu, tetap ada satu kendala teknis, yang dinilai butuh perhatian khusus, terutama dari kelima personel. Hal itu, menurut Fajar, terkait penggunaan alat bantu metronom, yang tentu disesuaikan dengan kebutuhan setiap personel.
Alat itu berguna untuk menyinkronkan ketukan permainan instrumen band dengan seluruh instrumen orkestra. Setiap personel akan mendengar metronom melalui earphone masing-masing.
”Jadi, memang bukan lagi sulit, tetapi sulit sekali. Tingkat kesulitannya di (pakai) metronom ini. Khawatir juga copot, ha-ha-ha,” ujar Abadi Soesman berkelakar.
Menurut Fajar, bukan perkara mudah untuk bisa menyinkronkan setidaknya tempo permainan instrumen drum, gitar, bas, kibor, dan vokal dengan sekian banyak instrumen orkestra. Dengan jumlah personel dan alat musik yang banyak dan beragam, kelompok orkestra harus bermain secara presisi dan sinkron.
”Kami dulu bikin (lagu) secara otodidak. Berdasarkan naluri. Kalau dulu enggak perlu ditulis (notasi), apalagi dibuat tempo yang harus pas, malah jadinya enggak enak. Kadang harus mengalun pelan. Nah, sekarang ini (seolah) harus diformilkan dan diteorikan. Jadi, ini masalah rasa. Makanya, kami salut dengan kesabaran Tohpati,” ujar Ian.
Anugerah yang langgeng
Saat ditanya resep kelanggengan band legendaris ini, Ian mengaku semua yang mereka alami dan dapatkan selama ini merupakan sebuah anugerah yang berharga. Tak hanya bisa bertahan dan berkarier sebagai kelompok band dalam kurun waktu lama, hubungan antarpersonel dan keluarga juga saling mendukung.
”Bisa dibilang di antara kami enggak pernah ribut-ribut. Kalaupun lagi ribut, biasanya kami saling diam saja. Dan yang paling sering diam, ya, saya. Kalau lagi mangkel (kesal) mending diam, ha-ha-ha,” ujar Ian disambut gelak tawa Abadi dan Fajar.
Saat ditemui beberapa saat kemudian di lokasi dan momen yang sama, sang vokalis Achmad Albar, yang akrab dipanggil Iyek, mengaku sangat bersyukur God Bless bisa bertahan selama ini. Ia mengakui sepanjang setengah abad ini mereka banyak mengalami pasang surut hubungan dan juga dalam berkarier. Akan tetapi, masing-masing dari mereka berupaya agar tak sampai saling memberatkan.
”Kalau ada kekurangan, ya, saling memperbaiki dan tidak memberat-beratkan masalah yang ada. Dibuat mengalir saja terus. Semua bisa dibilang sama-sama bisa jadi penengah dan sabar-sabar kalau lagi ada masalah,” ujar Iyek.
Sementara saat ditanya bagaimana menghilangkan kebosanan berulang-ulang membawakan lagu-lagu karya mereka, terutama yang bersifat ikonik dan melegenda, menurut Iyek, hal itu bisa disiasati dengan mengaransemen lagu. Dengan beberapa pilihan aransemen, mereka bisa memainkan lagu secara lebih variatif, seperti dengan versi akustik atau irama baru yang lebih nge-beat.
Selain itu, saat membuat lirik lagu, khususnya di karya-karya terbaru mereka, God Bless mengupayakan dengan kata-kata atau kalimat yang bisa dinikmati kapan pun. Jadi, ketika dibawakan di tahun berapa pun, lagu tersebut tetap akan relate dan cocok dengan segala zaman.
Selain diiringi Tohpati Orchestra, sejumlah musisi papan atas juga dilibatkan dalam konser emas ini. Mereka antara lain Padi Reborn, yang bakal menjadi band pembuka konser. Selain itu, ada band Kotak; vokalis Slank, Kaka; dan mantan gitaris God Bless, Eet Sjahranie.
Tak hanya itu, ada dua nama besar yang pernah menjadi lady rocker Tanah Air di era 1990-an, yakni Nicky Astria dan Anggun. Keduanya pernah berkolaborasi secara musik, baik dengan God Bless sebagai band maupun dengan sejumlah personelnya secara individual.