”Siksa Kubur” menambah panjang deretan film horor besutan sutradara Joko Anwar.
Oleh
WISNU DEWABRATA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Dengan berbekal banyak bintang film papan atas, baik pemenang maupun nomine Piala Citra, film horor religiSiksa Kubur siap tayang di bioskop-bioskop dan meraup sebanyak mungkin penonton.
Menurut rencana, film garapan terbaru sutradara Joko Anwar itu akan tayang di layar lebar mulai 10 April 2024 atau bersamaan momen hari raya Idul Fitri. Hal itu diumumkan Joko di jumpa pers bersama seluruh jajaran pemain dan krunya, Rabu (13/3/2024). Acara juga diikuti pemutaran trailer film Siksa Kubur di Bioskop Epicentrum XXI, Jakarta.
”Bukannya sengaja mau mengumpulkan para aktor Piala Citra di film ini. Komitmen kami agar semua karakter yang ada di dalam film bisa dibangunkan sedemikian rupa, dihidupkan, oleh para aktor yang juga luar biasa,” ujar Joko Anwar.
Dari seluruh pemain yang dilibatkan, tambah Joko, ada sedikitnya 51 Piala Citra yang telah mereka raih. Beberapa aktor kawakan ini, antara lain, Reza Rahadian, Christine Hakim, Slamet Rahardjo, Jajang C Noer, Niniek L Karim, dan Happy Salma.
Joko mengelak jika disebut proyek filmnya kali ini menyedot biaya besar lantaran melibatkan para artis film papan atas tadi. ”Kalau dari sisi value-nya memang tinggi banget. Tetapi, kalau nominalnya, kami terus terang dapat banyak bantuan dari banyak pihak. Untuk segi range (harga), masih menengah ke bawah. Apalagi waktu shooting-nya juga singkat dan efektif,” ujar Joko.
Dalam sinopsis yang dibacakan Joko, diceritakan film Siksa Kubur berkisah tentang kehidupan seorang perempuan bernama Sita (diperankan Faradina Mufti). Dia menolak kebenaran agama pascakematian kedua orangtuanya akibat bom bunuh diri.
Sita, dengan dibantu rekan prianya, Adil (Reza Rahadian), coba membuktikan keberadaan siksa kubur. Caranya dengan menyediakan dirinya ikut dikubur bersama jasad seseorang yang di masa hidupnya dianggap sangat berdosa.
”Namun, begitu tentunya akan ada konsekuensi mengerikan bagi mereka yang tak percaya,” ujar Joko.
Beberapa nama bintang film terkenal lain ikut dilibatkan dalam film ini, seperti Arswendy Bening Swara, Djenar Maesa Ayu, dan Fachri Albar. Juga bintang anak, Widuri Puteri Sasono dan Muzakki Ramdhan.
Dalam siaran persnya, Joko juga menyebut telah melakukan berbagai kajian dan riset agama secara hati-hati. Hal itu dilakukan baik dalam bentuk sumber audio, buku, hingga berdiskusi dengan penceramah agama. Dengan begitu, diharapkan apa yang ingin disampaikan film ini tidak menyalahi ajaran agama sekaligus bisa menjadi bahan perenungan para penonton.
Para pemeran, tambah Joko, juga berdiskusi aktif sebelum proses shooting terkait tema siksa kubur secara serius. ”Kami berusaha untuk tidak ngaco saat membuat film ini karena nanti kalau ngaco jangan-jangan bisa kena siksa kubur,” ujar Joko berkelakar.
Hal yang sama disampaikan dua pemain utama di film ini, Faradina Mufti dan Reza Rahadian. Menurut Faradina, sebagai seorang Muslim, dirinya sudah sering mendengar tentang siksa kubur, bahkan sejak dari kecil. ”Cerita itu tumbuh dalam pikiran dan mindset kita. Jadi, kalau begitu, tinggal kita berbuat yang terbaik aja deh di dunia,” ujar Faradina Mufti.
Sementara Reza Rahadian mengaku tak pernah takut secara spesifik soal kematian lantaran hal itu pasti terjadi di dunia. ”Rasa takut akan kematian kayaknya enggak ada. Cuma apakah saya siap pada saat kematian itu datang, saya sudah melakukan apa-apa yang baik. Itu saja,” tambah Reza.
Bersaing ketat
Film horor religi garapan Joko Anwar di rumah produksi Come and See Pictures ini akan bersaing dengan film horor lain, yang juga akan tayang pada hari-hari yang sama. Salah satunya Badarawuhi di Desa Penari produksi MD Pictures, yang disutradarai Kimo Stamboel.
Selain itu, dari siaran pers yang diterima Kompas, juga dikabarkan rencana penayangan film horor psikologis terbaru produksi 20th Century Studios, The First Omen. Film prekuel waralaba horor klasik The Omen itu juga akan tayang pada April mendatang. Film disutradarai Arkasha Stevenson dan melibatkan pemain, seperti Nell Tiger Free, Tawfeek Barhom, dan Sonia Braga.
Menyikapi itu, Joko menyebut sudah seharusnya tak perlu terjadi persaingan antar-film Indonesia. Hal itu lantaran semua pihak sama-sama tengah belajar, baik para aktor, filmmaker, maupun filmnya sendiri. ”Buat saya, semua masih sama-sama belajar. Kita tumbuh bersama dan mudah-mudahan semua film yang main di bioskop nanti akan menemukan audiens sesuai potensinya. Semoga sama-sama bagus dan sukses,” ujar Joko.
Sebagai filmmaker dan pekerja film, Joko merasa semua pihak juga harus bisa saling memberikan dukungan. Joko juga mengatakan, pihaknya akan senang jika ada film horor Indonesia, seperti Siksa Kubur garapannya, sekarang bisa tayang bareng. ”Jika ada salah satu mendapatkan sukses, yang sebenarnya diuntungkan justru para penonton dan filmmaker Indonesia sendiri,” ujarnya.