Sidang Umum International Council of Women Digelar di Yogyakarta
Oleh
Haris Firdaus
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Organisasi perempuan berskala internasional, International Council of Women, akan menggelar sidang umum di Yogyakarta pada 12-19 September 2018. Acara yang akan dihadiri sekitar 200 delegasi dari 80 negara itu bakal membahas sejumlah persoalan terkait dengan pemberdayaan perempuan.
Penyelenggaraan sidang umum International Council of Women (ICW) itu melibatkan sejumlah pihak, antara lain Kongres Wanita Indonesia (Kowani) yang juga merupakan anggota ICW, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan pemerintah daerah setempat.
Sekretaris Jenderal Kowani Titien Pamudji menuturkan, Yogyakarta dipilih sebagai tuan rumah sidang umum ICW karena tempat bersejarah bagi gerakan perempuan di Indonesia. Penyelenggaraan Kongres Perempuan Indonesia Ke-1 pada 1928 bertempat di Yogyakarta. ”Sebuah kehormatan Indonesia bisa menjadi tuan rumah sidang umum ICW,” katanya, Jumat (13/7/2018), di Yogyakarta.
Titien menyatakan, sidang umum ICW di Yogyakarta direncanakan dibuka oleh Presiden Joko Widodo dan akan dihadiri sejumlah menteri. Adapun tema sidang umum ICW di Yogyakarta adalah ”Transforming Society Through Women Empowerment”. ”ICW adalah organisasi yang berdiri tahun 1888 sehingga saat ini sudah berusia 130 tahun. Organisasi ini juga sudah diakui PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa),” ujarnya.
Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Kowani Uli Silalahi mengatakan, penyelenggaraan sidang umum ICW di Yogyakarta akan diikuti sejumlah acara lain. Salah satunya temu nasional organisasi perempuan di Indonesia yang akan dihadiri 1.000 orang perwakilan organisasi.
Selain itu, para perwakilan anggota ICW dari sejumlah negara juga akan diajak untuk mengunjungi Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Balkondes merupakan pusat pemberdayaan masyarakat desa yang diinisiasi Kementerian BUMN.
Uli menambahkan, sejumlah pembicara dari sejumlah negara, misalnya Filipina, Iran, Malaysia, dan Singapura, juga direncanakan hadir dalam acara tersebut. Selain untuk memilih presiden ICW periode berikutnya, pertemuan itu juga akan membahas sejumlah persoalan bertalian dengan pemberdayaan perempuan, misalnya pengembangan ekonomi perempuan melalui usaha kecil dan menengah serta penanganan kasus perdagangan orang yang kerap menjadikan perempuan sebagai korban.