JAKARTA, KOMPAS – Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) menggelar drama musikal “Rasa” Caring from The Heart di Ciputra Artpreneur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/7/2018). Drama yang dibawakan oleh beberapa penyintas kanker ini dipentaskan untuk memberikan semangat pada anak-anak penderita kanker yang hadir.
Sutradara Drama Musikal “Rasa” Caring from The Heart, Rama Soeprapto, mengatakan, lewat drama itu, semangat para pemain yang merupakan penyintas kanker diharapkan mampu ditularkan pada anak.
“Saya juga dedikasikan kepada sepupu saya yang meninggal karena kanker beberapa waktu lalu. Semangat para pemain sangat luar bisa, kami harap penonton mampu terbawa,” kata Rama.
Setidaknya ada sekitar 200 anak penderita kanker yang hadir dalam acara tersebut. Drama musikal yang berdurasi sekitar 45 menit tersebut dikonsep secara sederhana agar pesan yang disampaikan dapat mudah diterima anak penderita kanker dan masyarakat umum.
Rama menambahkan, ide cerita juga terinspirasi dari kisah lima orang penyintas kanker. Mereka selalu merasa sakit. Hal yang mereka takutkan adalah berita bahwa mereka menderita kanker.
“Dari situ kami ingin menunjukkan bahwa ada harapan. Dari harapan mereka akan tahu penyakit itu bisa sembuh. Mereka masih anak-anak,” ungkap Rama.
Saat pentas masih berjalan, salah satu penyintas kanker yang juga penulis buku, Cindy Audina meminta penonton menyalakan lampu flash sebagai ungkapan dukungan kepada anak penderita kanker.
Lukman Sardi, sutradara sekaligus aktor yang juga terlibat dalam drama tersebut juga mengungkapkan simpatinya pada anak penderita kanker. Ia mengatakan orangtua wajib mendukung mereka.
“Aku tidak bisa memberi apa-apa lagi, hanya bisa memberi hati dan perasaan. Bukan hanya penampilan seperti ini, tapi juga doa dan semangat,” ungkap Lukman.
Kepedulian Anak
Kepedulian kepada anak penderita kanker juga ditunjukkan oleh teman-teman sebaya mereka yang juga penderita kanker.
“Aku selalu ajarkan anakku untuk peduli dengan teman-temannya. Saya juga merasakan ketakutan itu (kanker) bisa terjadi ke anakku sendiri,” tambah Lukman.
Selain menampilkan drama musikal, YOAI juga menggelar pameran karya seni pasien kanker anak dan penyintas. Karya seni itu telah dibuat saat acara Hari Kanker Anak Internasional (HKAI) pada 18 Februari 2018. Beberapa karya seni yang dihasilkan diantaranya lukisan, buku, tas, foto, dan kaos.
Ketua YOAI, mengatakan, orang tua harus senantiasa memberi dukungan serta perawatan medis yang rutin. “Melalui drama musikal tersebut, diharapkan orang tua dan anak bisa mendapat inspirasi dari kakak-kakak mereka yang sudah sembuh,” katanya.
Nila Zahra, ibu dari salah satu anak penderita kanker bola mata, mengatakan, acara tersebut semakin menumbuhkan semangatnya untuk terus mendampingi anak. Ia juga senang bisa berkumpul dengan orang tua lain melalui pertunjukan drama tersebut.
“Keren banget dramanya, pesannya sampai ke kita. Anak saya sudah menjalani pengangkatan bola mata sejak Februari lalu. Kalau di rumah sempat merasa hilang semangat. Tapi setelah bertemu orang tua lain saya bangkit lagi,” ungkap Nila. (E21)