Waspada Penyakit Jantung pada Perempuan dan Usia Muda
Oleh
E15
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Penyakit jantung dan pembuluh darah kian banyak diderita masyarakat, termasuk kaum muda dan perempuan. Untuk mengurangi risiko terkena penyakit tersebut, warga diimbau agar menjalani gaya hidup sehat, termasuk berolah raga secara rutin, serta periksa kesehatan berkala.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dari Rumah Sakit Siloam, Vito A Damay, mengatakan, meski paling banyak terjadi pada usia lanjut dan laki-laki, penyakit jantung kini juga dapat menyerang perempuan dan golongan usia muda, yaitu kurang dari umur 35 tahun.
Penyebab kematian perempuan paling banyak di dunia adalah penyakit jantung, yang selanjutnya disusul oleh kanker payudara maupun serviks atau leher rahim. Pada perempuan usia lanjut, hormon estrogen yang melindungi pembuluh darah menurun sehingga rentan terkena penyakit jantung.
Pada golongan usia muda, penyakit jantung disebabkan keturunan atau gaya hidup tak sehat. Aktivitas padat pada golongan usia produktif menyebabkan tak ada waktu untuk olahraga yang mendukung kesehatan jantung. Pola makan tidak sehat dan kebiasaan merokok juga jadi faktor risiko penyakit itu.
“Hindari makanan berkolesterol dan merokok karena dapat menyebabkan penyakit jantung koroner,” kata Vito, saat unjuk bincang tentang kesehatan jantung, di Pacific Place, Jakarta, Jumat (3/8/2018). Jantung koroner terjadi saat terdapat sumbatan pada aliran pembuluh darah menuju jantung akibat ada tumpukan kolesterol sehingga perlu memperhatikan gizi seimbang.
Hindari makanan berkolesterol dan merokok karena dapat menyebabkan penyakit jantung koroner.Berolah raga
Vice President Golds Gym, Scott Brown, mengatakan perawatan kesehatan jantung dapat dilakukan dengan melakukan olahraga secara rutin dan teratur, yaitu selama 30 menit per hari selama satu minggu atau lima kali dalam seminggu. Olahraga yang disarankan adalah aerobik, yaitu lari, renang, tenis, golf, dan sebagainya.“Olahraga penting untuk menstimulasi jantung,” kata Scott.
Scott mengatakan, sebelum berolahraga, hendaknya dilakukan pemeriksaan kondisi jantung. Hal itu bertujuan mengukur kemampuan dan kapasitas jantung terlebih bagi seseorang yang memiliki kelainan pada organ tersebut.
Vito menambahkan, jika tidak memungkinkan berolahraga secara rutin, kesehatan jantung dapat dijaga dengan aktivitas fisik sehari-hari, yaitu naik tangga, peregangan, maupun senam pada jam istirahat. Manajemen stres juga diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit jantung.
“Harus pintar mengatasi stres, agar tidak melampiaskan pada kegiatan yang berisiko bagi jantung seperti merokok, atau makan tidak bergizi,” kata Vito. Stres dapat dihilangkan dengan melakukan hobi, maupun olahraga. Saat berolahraga, tubuh akan melepaskan hormon endorfin yang memberi rasa kebahagiaan.
Kenali gejala
Hingga kini terkadang masih ada masyarakat yang tidak menyadari jika mereka memiliki penyakit jantung sejak lahir. Hal itu mengakibatkan lemahnya jantung saat dewasa. Lemah jantung ditandai dengan rasa sesak yang dirasakan setiap melakukan aktivitas fisik. Jika terjadi pembiaran secara terus-menerus maka dapat terjadi serangan jantung.
Pemeriksaan jantung sejak dini pada masa kanak-kanak perlu dilakukan bagi seseorang yang lahir di keluarga dengan risiko turunan penyakit jantung. Khususnya jika terdapat gejala lemah jantung pada anak, yaitu terengah-engah saat minum ASI dan berkeringat dingin.
“Penyakit jantung harus diwaspadai sejak dini meski tidak ada bawaan lahir, di usia 20 tahun hendaknya sudah memeriksakan kesehatan jantung,” kata Vito.
Pada orang dewasa atau lanjut usia, gejala serangan jantung ditandai dengan adanya rasa sesak, nyeri, dan keringat dingin. Penanganan terlambat pada serangan jantung dapat mengakibatkan kematian. (DIONISIA GUSDA PRIMADITA PUTRI)