JAKARTA, KOMPAS -- Pendataan jumlah korban gempa 7.0 SR yang mengguncang Lombok, Bali, dan Jawa Timur bagian timur pada Minggu (5/8/2018) masih terus dilakukan oleh Tim SAR gabungan. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana hingga Senin (6/8/2018) siang, sebanyak 91 orang meninggal dunia akibat gempa tersebut.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, Lombok Utara adalah wilayah yang terdampak paling parah. Sebagian besar korban meninggal karena tertimpa bangunan yang roboh.
“Hingga kini sebanyak 72 orang meninggal dunia, 64 orang luka-luka. Jumlah tersebut tersebar di 10 wilayah. Masih banyak wilayah yang belum terjangkau oleh petugas. Dari total seluruh korban yang meninggal adalah warga negara Indonesia,” ungkapnya.
Jumlah korban di atas masih akan terus bertambah karena masih banyak wilayah terdampak gempa yang masih belum bisa terjangkau oleh Tim SAR gabungan. Selain korban meninggal, 209 orang dillaporkan mengalami luka-luka, ribuan rumah rusak dan ribuan korban masih mengungsi.
Sutopo menambahkan, petugas masih mengalami beberapa kendala di lapangan, antara lain banyaknya jalan yang mengalami kerusakan. “Ada juga jembatan yang rusak sehingga mengganggu akses masuk. Selain itu juga jumlah personel dan alat berat masih terbatas,” katanya.
Sejumlah upaya penanganan bencana terus dilakukan. Menurut Sutopo, Presiden telah memerintahkan beberapa pihak untuk menangani korban gempa secara cepat. “Menkopolhukam sudah diminta Presiden untuk mengkoordinir penanganan darurat. Kepala BNPB, Panglima TNI, Kapolri, dan beberapa Kementerian terkait untuk memenuhi kebutuhan pengungsi,” katanya.(E21)