MATARAM, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menyediakan beasiswa bagi sarjana Strata/S1 asal provinsi itu untuk melanjutkan pendidikan S2 di luar negeri. Untuk gelombang pertama ada 19 orang yang lolos seleksi mengikuti kuliah di Collegium Civitas dan Vistula Group University, Polandia.
Menurut Ketua Bappeda NTB, Ridwansyah, dalam jumpa pers Rabu (17/10) di Mataram, dari 19 lulusan berbagai universitas di dalam negeri itu, sebanyak lima orang yang diberangkatkan Sabtu (13/10/2018), dan sisanya 14 orang diberangkatkan Sabtu (27/10/2018). Dalam lima tahun mendatang, 2018-2023, ditargetkan 1.000 orang yang mendapat bea siswa ke dua universitas yang berada di Warsawa, Ibu Kota Polandia.
Sebelumnya Gubernur NTB, Zulkieflimansyah mengatakan, pengiriman mahasiswa asal NTB ke Polandia, merupakan hasil komunikasinya dengan pihak Collegium Civitas dan Vistula Group University, yang difasilitasi oleh Kedubes Indonesia di Polandia.
Dua perguruan tinggi itu bersedia menerima mahasiswa asal NTB. Gubernur NTB memanfaatkan peluang itu, mengingat 4,7 juta jiwa penduduk NTB dari sumber daya manusianya perlu ditingkat kualitasnya. "Kuliah di luar negeri meningkatkan kualitas sumber daya manusia lebih mumpuni sebagai pribadi dan bangsa," ujar Zulkieflimansyah.
Gubernur NTB lalu membentuk Tim Kerja Bea Siswa Pemprov NTB yang bertugas melakukan seleksi. Menurut Irwan Rahadi, Tim Kerja Bea Siswa NTB, proses seleksi berlangsung selama September. Ada 353 peserta yang mendaftar melalui on line. Dari jumlah itu, 93 peserta di antaranya lolos seleksi administrasi, kendati kemudian hanya 20 orang yang lolos seleksi wawancara.
Dari 20 orang yang lolos, seorang di antaranya mengundurkan diri karena alasan pribadi, tutur Irwan Rahadi. Mereka yang lolos dipersyaratkan bisa berbahasa Inggris berdasarkan kualifikasi TOEFL dan IELTS (International English Language Testing System). Sedang yang tidak lolos seleksi wawancara kebanyakan karena kurangnya kemampuan berbahasa Inggris.
Oleh sebab itu, dalam rekrutmen gelombang kedua Januari 2019, Pemprov NTB memberikan bimbingan gratis bahasa Inggris kepada para calon peserta bea siswa. “Tugas Pemprov NTB adalah membantu kelancaran seleksi termasuk kemampuan berbahasa Inggris sesuai standar perguruan tinggi tujuan,” ujar Ridwansyah.
Seluruh biaya pendidikan dan biaya hidup selama belajar ditanggung para sponsor, termasuk asuransi dan biaya hidup sebeasar 1.500 zloty polandia (1 zloty setara Rp 4.000), selain melakukan koordinasi dengan Persatuan Pelajar Polandia untuk mencarikan tempat tinggal mereka. ungkap Sri Hastuti Novila, anggota Tim Seleksi Bea Siswa NTB.
Mereka ditargetkan menyelesaikan pendidikan selama dua tahun. Jurusan yang dipilih di dua universitas di Polandia itu antara lain Master Of Computer Engineering (2 orang), Master of Energy Management (1), Master of International Peace and Conflict Studies (3), Master of International Relation (4), Master of Management (2) dan Master of Tiurism and Recreation (7). Tim kini juga menjajal kerja sama dengan Universitas di Korea, Al Azhar, Kairo, Mesir, Thailand dan Australia.
Pemprov NTB tidak mengharuskan mereka pulang mengabdi di daerah setelah menamatkan pendidikan di luar negeri. "Silahkan mau kerja di luar negeri dan di dalam negeri. Niat Pemprov NTB, sumber daya manusia asal NTB bisa berkontribusi kepada negara," ungkap Ridwansyah.