Kreativitas dan kemampuan cepat beradaptasi dengan perubahan adalah kekuatan kaum muda untuk berkembang, bahkan memimpin bangsa. Kreativitas butuh perbedaan. Keberagaman menjadi daya untuk lahirkan kreasi.
”Tanpa ada keberbedaan, tidak ada kreativitas. Inovasi dan kreativitas itu selalu tumbuh dari percampuran budaya, dari dialog budaya,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta Bambang Kusumo Prihandono dalam acara Ngobrolin Bareng Sumpah Pemuda, Sabtu (27/10/2018) malam di Yogyakarta.
Anak muda Indonesia diharapkan terus memelihara semangat kreativitas dan inovasi agar mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat. ”Tanpa kreativitas dan inovasi, kita tidak mungkin bisa bersaing,” katanya.
Namun, Bambang mengingatkan, kreativitas dan inovasi hanya bisa tumbuh apabila keberagaman dalam masyarakat Indonesia terjaga. Kreativitas dan inovasi hanya bisa muncul dari dialog dan pertemuan dengan pihak lain yang berbeda.
Oleh karena itu, anak muda harus terlibat aktif dalam menjaga keberagaman yang dimiliki masyarakat Indonesia. Menurut Bambang, Sumpah Pemuda 1928 lahir dari pemuda dari berbagai wilayah Nusantara yang saat itu menerima keberagaman.
Di Jakarta, Direktur PT Royal Golden Eagle (RGE) Anderson Tanoto mengatakan, keberagaman juga penting untuk menumbuhkan kreativitas. Filosofi Sumpah Pemuda, yang menghargai keberagaman untuk persatuan dan kesatuan Indonesia, sejalan dengan filosofi perusahaan yang dipimpinnya.
”Sebagai anak muda, kita harus berperan aktif dalam pembangunan Indonesia melalui ide baru yang inovatif dan kreatif sehingga bisa memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara. Apa yang kami kerjakan pertama-tama harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan akhirnya bagi perusahaan,” katanya.
Pegiat Forum Jogja Damai, Andy Korinto, mengakui, masih ada kaum muda yang apatis atau bersikap pasif pada situasi Indonesia yang kini terbelit masalah keberagaman. Sikap apatis dan pasif itu harus dikikis supaya kaum muda bisa memajukan Indonesia.
Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Ricky Pesik di Bandung, Sabtu, menjelaskan, kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap pemasukan negara terus meningkat, mencapai Rp 1.000 triliun pada 2017. Ekonomi kreatif selama ini diprakarsai kaum muda. Ekonomi kreatif memiliki 16 subsektor industri, termasuk aplikasi dan pengembangan permainan, mode, desain interior, arsitektur, dan seni pertunjukan. (hrs/nca/tam/tra)