Teknologi Medis Sudah Melompat Jauh Membuat Pemerataan Layanan Kesehatan
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Penggunaan teknologi sebagai alat bantu pemeriksaan kesehatan dan komunikasi antar tenaga medis, kini telah begitu jauh. Digambarkan seperti lompatan katak. Hampir di setiap bidang teknologi medis meningkatkan kualitas pemeriksaan yang belu dialami sebelum ini. Kemajuan teknologi medis juga menjamin aksesibilitas masyarakat tidak mampu atau di kawasan tak terlayani, menjadi kian dekat.
Pada diskusi yang diselenggarakan oleh Philips, Belanda, Manajer Umum Philips untuk ASEAN dan Pasifik Diederik Zeven mengatakan, di Surabaya (16/11/2018) contoh praktiknya sangat banyak saat ini. Misalnya sudah tersedianya tablet dengan sambungan internet untuk alat kerja bidan, yang akan sangat berguna untuk memantau kondisi kesehatan ibu dan anak di daerah terpencil.
"Teknologi membantu data-data status kesehatan pasien dan ibu di wilayah Puskesmas untuk tersinkronisasi dengan data rumah sakit dan dokter spesialis. Bidan yang dulu sendirian menghadapi kondisi pasien, kini sudah didampingi dokter melalui bantuan tablet pemantauan itu," kata Diederik.
Kepala Seksi Alat Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Muhammad Arif Zaidi mengatakan, teknologi komputerisasi yang berkemampuan online juga telah membuat manajemen pasien dan rumah sakit terkelola dengan jauh lebih baik dibandingkan sebelum masa jaminan kesehatan masyarakat.
"Sistem rujukan berjenjang dari fasiltas kesehatan primer, lalu dirujuk ke arah sekunder dan tersier menimbulkan pemerataan layanan antara pasien tidak mampu dan mampu serta pasien di desa dan kota. Teknologi memungkinkan layanan menjadi lebih baik," katanya.
Perubahan layanan dengan bantuan teknologi medis itu menggeser paradigma layanan dari berbasis volume menjadi berbasis nilai. Yaitu perubahan layanan yang memperluas akses kepada kwalitas perawatan dan meningkatkan perawatan bagi pasien lebih bermanfaat dan lebih murah. Bukan hanya memperrbanyak jumlah yang dirawat.
"Teknologi yang sudah digunakan saat ini bisa melakukan pemantauan dari rumah sakit terhadap pasien rawat jalan yang hidup mandiri yang perlu dipantau kondisi faalnya setiap saat.
Perawatan secara remote ini kini sudah nyata diterapkan. Bahkan dokter dari jarak jauh bisa memantau kondisi kehamilan pasiden dengan bantuan ultra sonografi (USG) yang ditancapkan ke telepon seluler," katanya.