Mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sugiri Syarief mengembuskan napas terakhir di Yogyakarta, Minggu (30/6/2019) malam. Kepergiannya mengejutkan banyak pihak lantaran kondisi almarhum yang tampak bugar dalam beberapa hari terakhir.
Oleh
Fajar Ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Mantan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief mengembuskan napas terakhir di Yogyakarta, Minggu (30/6/2019) malam. Kepergiannya mengejutkan banyak pihak lantaran kondisi almarhum yang tampak bugar dalam beberapa hari terakhir.
Sugiri Syarief meninggal pukul 22.30 di Rumah Sakit Ludira Husada Tama, Yogyakarta. Almarhum dimakamkan di Al Azhar Memorial Park Karawang pada Senin (1/7/2019) sore. Sebelumnya, almarhum disemayamkan di Gedung Serbaguna BKKBN Pusat, Jakarta.
Mantan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) dan Mantan Kepala BKKBN Haryono Suyono mengatakan, kepergian almarhum mengejutkan banyak pihak, terutama keluarga besar BKKBN. Meski begitu, ada satu pesan almarhum yang masih membekas bagi mereka.
”Saat acara halalbihalal, beliau menyampaikan agar BKKBN dikelola dengan sebaik-baiknya dan bangkit kembali,” ujarnya.
Menurut Haryono, pesan dalam pidato almarhum tersebut disampaikan secara berapi-api sehingga tidak ada firasat bahwa hal itu menjadi pesan terakhir almarhum. Terlebih raut wajah almarhum yang terlihat segar dan bugar.
Di mata Haryono, sosok almarhum merupakan sosok kader BKKBN yang andal bergaul dengan sekitarnya. Kelebihan tersebut pula yang mampu mengantarkan almarhum menduduki posisi-posisi penting di sejumlah instansi.
”Sebelum menjadi Kepala BKKBN, almarhum sempat menduduki sejumlah posisi penting di biro-biro sebelum menjadi Kepala Kantor Wilayah BKKBN Sulawesi Utara dan Jawa Timur,” ucapnya.
Sebelum menjabat Kepala BKKBN Pusat pada 2006, almarhum Sugiri pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2004-2006. Hal itu mengejutkan keluarga besar BKKBN karena ada pejabat eselon II yang mampu naik menjadi eselon I di tingkat KPK.
”Saat di BKKBN, almarhum mengubah logo dan tagline sehingga perhatian terhadap BKKBN meningkat kembali,” kata Haryono.
Kakak kandung almarhum, Sugito Syarief, menjelaskan, sebelum meninggal di Rumah Sakit Ludira Husada Tama, Yogyakarta, almarhum mengeluhkan sakit di hotel. Almarhum kemudian diantar ke rumah sakit oleh staf hotel. Hingga kini penyebab meninggalnya almarhum belum diketahui secara pasti.
”Almarhum ke Yogyakarta dalam rangka menghadiri pernikahan anak dari temannya semasa di Amerika,” ungkapnya.
Mewakili keluarga, Sugito menyampaikan terima kasih dan permohonan maaf kepada keluarga besar BKKBN. Adapun almarhum wafat pada usia 66 tahun dan meninggalkan seorang istri, dua anak, serta dua cucu.