Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional semakin kuat menyasar remaja dan usia muda sebagai target pendekatan program yang dijalankan. Pendekatan baru ini merupakan keniscayaan untuk mencapai bonus demografi.
Oleh
dionisia arlinta
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional semakin kuat menyasar remaja dan usia muda sebagai target pendekatan program yang dijalankan. Pendekatan baru ini merupakan keniscayaan untuk mencapai bonus demografi bangsa.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menuturkan, upaya pertama yang akan dilakukan agar pendekatan kepada remaja bisa berhasil adalah mengubah persepsi mengenai BKKBN. Berbagai perubahan pun dilakukan, mulai dari mengubah logo, slogan, dan jingle agar lebih ramah dengan remaja.
”Selama ini BKKBN masih identik dengan KB kontrasepsi (pengaturan kelahiran menggunakan alat kontrasepsi). Padahal, peran yang harus dijalankan lebih dari itu, yakni membangun ketahanan keluarga,” tuturnya di sela-sela acara peluncuran awal ”Rebranding BKKBN dan Penobatan Duta Generasi Berencana Tingkat Nasional”, di Jakarta, Kamis (19/12/2019).
Menurut Hasto, BKKBN harus bisa diterima oleh generasi muda. Hal ini penting karena capaian bonus demografi bangsa Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kualitas generasi muda saat ini. Itu termasuk kesiapan mereka untuk merencanakan keluarga yang akan dibangun.
BKKBN harus bisa diterima oleh generasi muda. Hal ini penting karena capaian bonus demografi bangsa Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kualitas generasi muda saat ini.
Untuk itulah, pola komunikasi menjadi tantangan yang dihadapi untuk mendekati remaja. Perilaku dan kebiasaan yang berbeda menuntut cara berkomunikasi yang berbeda pula.
”Di masa serba digital saat ini, BKKBN pun berupaya untuk lebih gencar memanfaatkan media sosial sebagai sarana berkomunikasi,” katanya.
Hasto menambahkan, ada orientasi baru yang akan dicapai dari rebranding BKKBN. BKKBN akan menyuguhkan orientasi dan pendekatan baru pada masyarakat, terutama generasi muda.
”Mereka (generasi muda) adalah target penting yang paling banyak mewarnai populasi bangsa ketika bonus demografi tiba,” tegasnya.
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Yani, menambahkan, secara teknis, rebranding yang dilakukan BKKBN akan melibatkan sejumlah pihak yang dinilai kompeten. Untuk pemilihan jingle baru, misalnya, akan melibatkan Adi MS, Eka Guatiwana, dan Tya Subiakto.
Tujuannya adalah agar remaja saat ini punya kesiapan untuk berkeluarga sehingga menghasilkan keturunan yang berkualitas sehingga masalah tengkes atau stunting juga bisa diselesaikan.
Hal itu dilakukan agar persepsi mengenai BKKBN lebih ramah dan dekat dengan remaja. Selanjutnya, program-program yang dijalankan juga akan lebih menekankan pada remaja.
”Tujuannya adalah agar remaja saat ini punya kesiapan untuk berkeluarga sehingga menghasilkan keturunan yang berkualitas sehingga masalah tengkes atau stunting juga bisa diselesaikan,” katanya.