Banjir Bandang Terjang Ijen, Tanggap Darurat Ditetapkan 14 Hari
Pantauan sementara BPBD setempat menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan 2019 lalu menjadi faktor penyebab banjir bandang tersebut.
Oleh
Fajar Ramadhan
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Banjir bandang menerjang kawasan Gunung Ijen pada Rabu (29/1/2020) siang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari ke depan.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan, banjir di Gunung Ijen dipicu hujan berintensitas tinggi. Pada saat bersamaan, vegetasi di kawasan hulu juga rusak akibat kebakaran hutan dan lahan.
”Pantauan sementara BPBD setempat menyebutkan bahwa kebakaran hutan dan lahan 2019 lalu menjadi faktor penyebab banjir bandang tersebut,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
Banjir bandang melanda Desa Sempol, Kecamatan Ijen, Bondowoso, pukul 13.00. Ketinggian air yang bercampur lumpur diperkirakan mencapai sekitar 60 sentimeter. Berdasarkan data BPBD, setidaknya 200 keluarga terdampak.
”Korban langsung mengungsi ke rumah tetangga atau kerabat terdekat setelah kejadian,” katanya.
Banjir dilaporkan surut pukul 17.50. Saat ini, BPBD Bondowoso bersama aparat TNI, Polri, masyarakat, dan instansi terkait terus bergotong royong membersihkan sisa material lumpur banjir.
”Saat ini cuaca di lapangan cerah,” kata Kepala BPBD Bondowoso Kukuh Kalak.
Mendata kerusakan
Data sementara menunjukkan, dua orang mengalami luka ringan dalam bencana tersebut. Sementara itu, satu orang lanjut usia, yang sebelumnya dirawat di puskesmas setempat, juga membaik. Hingga kini BPBD Bondowoso masih mendata bangunan yang rusak.
BPBD Bondowoso menetapkan surat keputusan tanggap darurat selama 14 hari terhitung 29 Januari -11 Februari 2020. Saat ini, untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, dapur umum telah dibuka di Kecamatan Ijen.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, hujan dengan intensitas tinggi disertai petir dan angin kencang berpotensi terjadi di Jawa Timur pada 31 Januari-3 Februari 2020. Masyarakat diminta mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologis.
”Masyarakat diimbau berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin,” kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG R Mulyono R Prabowo.