Migrant Care: Banyak Pekerja Indonesia di Wuhan yang Belum Bisa Pulang
Para pekerja migran Indonesia di Wuhan, China, dan daerah lain di sekitarnya khawatir terinfeksi korona dan ingin pulang ke Indonesia. Namun, keinginan pulang terkendala. Mereka masuk ke China melalui jalur ilegal.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Migrant Care melaporkan masih banyak pekerja migran Indonesia di Wuhan, China, dan daerah-daerah lain di sekitarnya yang tidak ikut dalam rombongan pemulangan warga negara Indonesia di daerah tersebut, beberapa waktu lalu. Mereka sesungguhnya ingin pulang ke Indonesia, tetapi terkendala karena masuk ke China melalui jalur ilegal.
Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant Care Anis Hidayah di Jakarta, Selasa (18/2/2020), mengatakan, Migrant Care memonitor dan terhubung dengan para pekerja tersebut melalui media sosial. Para pekerja itu sebenarnya ingin pulang ke Indonesia seperti warga negara Indonesia yang sudah dipulangkan oleh pemerintah, beberapa waktu lalu. Setelah virus korona tipe baru merebak, mereka khawatir akan ikut terinfeksi virus tersebut.
Namun, para pekerja itu ketakutan karena tidak memiliki dokumen lengkap. Jika tertangkap oleh otoritas di China, mereka terancam didenda, bahkan dipenjara.
Selain itu, tak sedikit yang terkendala oleh aturan majikannya yang melarang mereka keluar rumah.
”Namun, sebenarnya kami sampaikan kepada pemerintah untuk lebih proaktif menginfokan kepada pekerja domestik di sana supaya jangan takut. Sebab, kondisinya force majeur, kejadian luar biasa, dan itu menjadikan mereka signifikan harus dipulangkan ke Indonesia,” kata Anis.
Oleh karena itu, dia mendorong Kedutaan Besar RI (KBRI) di China dan Kementerian Luar Negeri mencari solusi atas kesulitan para pekerja tersebut. Dia pun mendorong para pekerja untuk tidak takut melapor ke KBRI.
Migrant Care telah membuka posko pengaduan masyarakat untuk membantu para pekerja itu. Jika warga yang berada di Indonesia merasa ada keluarganya bekerja di Wuhan dan sekitarnya, mereka bisa melaporkan hal itu ke Migrant Care.
Sementara itu, terkait rencana pemerintah mengevakuasi 78 WNI awak kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang, Ketua MPR Bambang Soesatyo mendorong Kementerian Luar Negeri bersama Kementerian Kesehatan memastikan kesiapan evakuasi dan pemulangan mereka. Langkah yang dilakukan antara lain dengan mengirimkan tim kesehatan ke Jepang dan terus mendampingi proses pemulangan 78 WNI ke daerah asal.
Sebelum upaya itu dilakukan, dia mendorong Kementerian Luar Negeri melalui KBRI di Tokyo untuk terus memantau kondisi terkini 78 awak kapal WNI tersebut hingga masa karantina berakhir pada 19 Februari.
”Kami juga mengimbau pemerintah untuk memberikan informasi kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa 78 WNI tersebut hingga kini dalam keadaan sehat, tidak terindikasi terjangkit virus Covid-19, dan telah menjalani proses observasi kesehatan yang dilakukan otoritas atau tim kesehatan Jepang,” tambah Bambang.