Pemerintah Segera Impor Alat ”Rapid Test” Covid-19
Menyusul instruksi Presiden Joko Widodo agar pemeriksaan Covid-19 dilakukan secara cepat dan massal, pemerintah akan segera mengimpor alat tes cepat atau rapid test Covid-19.
JAKARTA, KOMPAS — Setelah 25 orang meninggal dan jumlah pasien positif Covid-19 melebihi 300 orang, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pemeriksaan Covid-19 dilakukan secara cepat atau rapid test dan massal. Namun, alat tes cepat tersebut baru akan diimpor.
Dalam rapat terbatas yang diselenggarakan secara daring, Kamis (19/3/2020), Presiden meminta tes cepat dengan cakupan yang lebih luas dilakukan. Hal ini untuk mendeteksi dini indikasi seseorang terpapar coronavirus disease (Covid)-19. Alat untuk tes cepat juga diminta diperbanyak, termasuk tempat-tempat untuk melakukan tes.
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo seusai rapat terbatas menambahkan, Presiden menekankan supaya barang dan peralatan yang dibutuhkan untuk keperluan medis segera didatangkan dan disiapkan baik dari luar negeri maupun dari penyedia lokal. Beberapa barang yang harus segera diadakan adalah alat tes cepat, alat pelindung diri, reagen, ventilator, masker, hand sanitizer, dan cairan disinfektan.
”Menteri Kesehatan sudah setuju kita melakukan rapid test,” ujar Doni.
Baca juga : Presiden Perintahkan ”Rapid Test”, Ahli Ingatkan Validasi Hasil Tes Covid-19
Penerapan tes cepat ini mengikuti langkah sejumlah negara dalam menghadapi mewabahnya Covid-19 seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. Kendati demikian, Doni mengakui saat ini alat tes cepat belum tersedia. Pemerintah akan mendatangkan dari beberapa negara.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 juga akan meminta kepada Bea dan Cukai, Kementerian Perdagangan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan untuk mempermudah akses impor barang-barang tersebut.
Menurut Doni, tes cepat nantinya akan menyasar mereka yang kontak fisik dengan pasien positif Covid-19. Lebih lanjut terkait hal ini akan dibahas lagi bersama tim gabungan yang terdiri atas tim medis, TNI, Polri, dan BIN.
Menjaga jarak
Presiden, dalam pengantar rapat terbatas, juga kembali mengingatkan agar penyebaran Covid-19 dicegah dengan mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan. Karena itu, Presiden berharap kebijakan bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah harus dijalankan secara efektif. Kalaupun karyawan masih harus bekerja di kantor, saling menjaga jarak tetap harus dilakukan.
Baca juga : Derita Pasien Korona, Kecemasan Kita
Diakui, masih banyak warga yang salah memahami kebijakan tersebut dan malah menjadikannya kesempatan untuk berlibur ke tempat wisata. Hal ini justru memperbesar risiko penyebaran Covid-19.
Dalam hal ini, kata Doni, Presiden juga menekankan kemandirian daerah supaya fokus pada edukasi, sosialisasi, dan mitigasi. Jajaran pemda sampai kelurahan/desa dan RT/RW serta PKK dan karang taruna diharapkan ikut membantu.
Untuk memastikan masyarakat mengikuti langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19, menurut Doni, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD memberikan masukan mengenai pentingnya penegakan hukum.
Secara terpisah, Wakil Presiden Ma’ruf Amin juga meminta masyarakat mengutamakan pencegahan penularan virus SARS-COV-2. Karena itu, dia mengharapkan acara pertemuan berskala besar seperti ijtima ulama di Gowa, Sulawesi Selatan, ditunda dulu. Sebab, di keramaian virus bisa cepat menyebar.
Baca juga : Pemerintah Kebut Kesiapan Rumah Sakit
Bagi umat Islam, kata Wapres, agama mengajarkan untuk menjauhi bahaya dan mengutamakan keselamatan baik keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. ”Jangan ceburkan diri kalian pada kerusakan. Ada kaidah yang menyebutkan dahulukan menghindari kerusakan ketimbang menjalankan kebaikan. Islam adalah agama salam, menebar keselamatan, menyebar rahmat bagi seluruh alam,” tuturnya seperti disampaikan dalam siaran pers yang diterima Kompas.
Wapres Amin juga mengajak umat beragama ataupun tokoh-tokoh agama untuk bekerja sama mencegah penyebaran dan menangani wabah Covid-19.
”Saya mengajak para tokoh agama, pimpinan majelis-majelis agama, untuk sama-sama merumuskan pedoman keagamaan dan menjelaskan kepada pemeluk agama masing-masing tentang pelaksanaan ibadah, khususnya yang bersifat massal,” ujarnya.
Layanan kesehatan
Adapun terkait layanan kesehatan yang diminta Presiden Joko Widodo untuk dioptimalkan, Doni mengatakan, rumah sakit dan lokasi perawatan pasien positif Covid-19 akan terus ditambah.
Baca juga : Melawan Korona, Melawan Ketidakjelasan
Selain rumah sakit pemerintah, rumah sakit TNI/Polri dan milik BUMN, serta 20 rumah sakit Muhammadiyah yang sudah disiapkan, saat ini terdapat tiga rumah sakit swasta yang juga bersedia merawat pasien Covid-19. ”Menyusul (akan ada) dua RS (swasta) yang akan datang,” ucapnya.
Selain itu, Wisma Atlet di Jakarta, yang tahun lalu disiapkan untuk menampung atlet Asian Games 2019, akan dialihkan sebagai lokasi perawatan pasien Covid-19. Pada Senin (23/3/2020), Wisma Atlet disebutkan sudah siap untuk menampung hingga 2.000 pasien.
Di Wisma Atlet ini,pasien akan ditangani tim dari Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan). Tim ini teruji saat menangani WNI yang baru kembali dari Wuhan, China, WNI anak buah kapal Diamond Princess dan World Dream. Tim Kogabwilhan juga akan didukung tim Kementerian Kesehatan.
Selain itu, kata Doni, sejumlah pengusaha menawarkan hotel yang dimiliki untuk menjadi fasilitas penanganan pasien Covid-19.
Presiden pun meminta supaya ada mobilisasi dokter, tenaga medis, mahasiswa kedokteran semester akhir, dan petugas ambulans. Tak hanya itu, Presiden memerintahkan supaya para dokter, tenaga medis, karyawan rumah sakit, dan semua unsur yang terlibat langsung dalam penanganan Covid-19 mendapatkan perlindungan maksimal termasuk penyiapan alat medis, makanan, vitamin, dan istirahat yang cukup untuk mereka.
Presiden negatif
Sementara itu, hasil tes Covid-19 pada Presiden Jokowi dan Nyonya Iriana telah keluar, pagi ini. Hasil tes diumumkan Presiden di Istana Kepresidenan Bogor.
”Saya dan Ibu Iriana sudah melaksanakan tes deteksi Covid-19 empat hari yang lalu, dan sudah keluar hasil tesnya. Alhamdulillah dinyatakan negatif,” kata Presiden.
Sebelumnya, Presiden dan Nyonya Iriana serta semua menteri Kabinet Indonesia Maju menjalani tes deteksi Covid-19. Ini setelah Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi positif menderita Covid-19.
Dari tes yang dilakukan, Wakil Presiden Ma\'ruf Amin juga dinyatakan negatif.
Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada tenaga medis yang sedang bekerja menangani para pasien Covid-19. ”Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya, kepada para dokter, para perawat dan seluruh jajaran rumah sakit, yang sedang bekerja keras penuh dedikasi dalam melayani dan merawat para pasien yang terinfeksi Covid-19,” kata Presiden seperti disampaikan dalam siaran pers Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.