Pandemi Covid-19 tak hanya membawa kabar duka, tetapi juga kabar bermakna. Di balik dampak memprihatinkan, ada solidaritas yang dibangun. Tak hanya kalangan pemerintah, tetapi juga komunitas bahkan individu berbela rasa.
Oleh
INA dan NTA
·3 menit baca
Solidaritas terus tumbuh pada masa pandemi Caovid-19 yang disebabkan virus korona baru, seperti gerakan berbagi makanan dan rezeki yang terjadi di beberapa wilayah dan meluas di berbagai kalangan.
Wabah Covid-19 tidak hanya mengakibatkan lebih dari 2.200 orang terinfeksi, tetapi juga menghentikan pergerakan ekonomi. Para pekerja informal yang berpenghasilan harian adalah salah satu yang paling terimbas. Namun, solidaritas terus tumbuh pada masa pandemi yang disebabkan virus korona baru, seperti gerakan berbagi makanan dan rezeki yang terjadi di beberapa wilayah.
Sekretariat Presiden (Setpres) Kementerian Sekretariat Negara pun mulai membagikan paket nasi kota bagi para pengendara yang melewati Jalan Veteran, Jakarta Pusat, sejak Kamis (2/4/2020). Jumlahnya 300 paket pada hari pertama dan ditambah menjadi 500 paket pada hari kedua. Hal ini akan dilanjutkan sampai 20 April mendatang dengan 1.000 kotak nasi setiap hari kerja.
”Selain kita ingin memutus mata rantai Covid-19, kita juga melihat banyak profesi, seperti ojek daring, sopir taksi, ataupun tenaga harian yang mengalami penurunan pemasukan. Oleh karena itu, kita siapkan paket nasi ini,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono, dalam siaran pers yang dikirim kepada wartawan Istana, Minggu malam ini.
”Selain kita ingin memutus mata rantai Covid-19, kita juga melihat banyak profesi, seperti ojek daring, supir taksi, ataupun tenaga harian yang mengalami penurunan pemasukan. Oleh karena itu, kita siapkan paket nasi ini.”
Gerakan solidaritas dan berbela rasa memang sudah meluas pascapandemi yang ditimbulkan oleh virus korona baru. Para pengemudi ojek daring merasa bersyukur dengan adanya bantuan ini. Sebab, pemasukannya menurun drastis setelah banyak warga mengikuti imbauan untuk bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah di rumah demi menghentikan penyebaran Covid-19.
”Jauh banget (pendapatan) turunnya, mau menangis juga bagaimana, sudah tua malu kalau menangis,” kata Suparman, salah satu pengemudi ojek daring yang menerima paket nasi tersebut pada hari ini.
Solidaritas juga sudah terjadi di sejumlah wilayah lain. Komunitas Bogor Sahabat (Bobats), PGB Peduli, dibantu Korem 061 Suryakancana Bogor, Jawa Barat, juga membagikan ratusan nasi kotak setiap Selasa dan Jumat siang dari depan Klenteng Danagun, Bogor. Di Palembang, aksi serupa juga terjadi melalui pembagian paket sembako.
Universitas Tirtayasa dan Relawan Banten Melawan Korona juga mengadakan solidaritas pangan bagi warga Banten. Para sukarelawan ini mendorong masyarakat mengumpulkan beras dan sembako lainnya untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. Tagline gerakan ini adalah satu rumah satu liter beras.
Salah satu penggagas, Firman Hadiansyah, menceritakan, tagline dibuat untuk menggerakkan kepedulian warga Serang kepada warga lainnya. Pada praktiknya, ada yang menyumbang satu atau dua karung beras atau komoditas sembako lainnya. Ketika ada yang menyumbang, bantuan segera dibungkus dalam paket-paket dan langsung disalurkan kepada pekerja sektor informal dan berpenghasilan harian yang sangat terimbas dampak Covid-19.
Sumbangan juga bisa dijemput langsung oleh para sukarelawan. Warga yang merasa membutuhkan bantuan juga bisa menghubungi posko Solidaritas Pangan Banten yang berlokasi di kampus Untirta. Para sukarelawan ini juga terdiri dari berbagai latar, seperti alumni Untirta, mahasiswa, dosen, wartawan, dan karang taruna. ”Intinya, kami kerja bareng,” tutur Firman.
Dari Komunitas ke Individu
Tak hanya dilakukan komunitas, banyak pula individu yang memiliki rasa solidaritas tinggi. Di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Bali, misalnya, seorang ibu paruh baya menaruh bungkusan mi instan dan gula di depan rumahnya di dalam keranjang terbuka. Di atas keranjang tersebut terdapat selembar kertas bertulisan ”Silakan ambil yang Anda butuhkan saja. Sisihkan supaya yang lain kebagian.”
”Penyebaran virus korona baru yang semakin massif menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk membangkitkan semangat persatuan dan gotong royong. Semua elemen bangsa diharapkan ambil bagian dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19 beserta dampaknya.”
Ada pula yang menggantungkan paket-paket mi instan di pagar rumahnya untuk warga yang membutuhkan. Di Bandung, Jabar, beberapa pengusaha makanan juga memberikan paket-paket beras atau sembako lain kepada sopir ojek daring yang mengantarkan pesanan makanan kepada para konsumen.
Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir, sebagaimana disampaikan kepada harian Kompas baru-baru ini, menilai, penyebaran virus korona baru yang semakin massif menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk membangkitkan semangat persatuan dan gotong royong. Semua elemen bangsa diharapkan ambil bagian dalam penanganan dan penanggulangan Covid-19 beserta dampaknya.
”Kembangkan saling pengertian dan kebersamaan untuk menghadapi musibah besar ini. Jiwa gotong royong dan persatuan diuji saat krisis seperti ini,” tuturnya pada pertengahan Maret lalu.