Hadapi Beban Psikologis, Hubungi Layanan Psikososial Kemensos
Kementerian Sosial membuka layanan hotline psikososial dan konseling daring bagi masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19
Oleh
Sonya Hellen Sinombor
·3 menit baca
Kebijakan pembatasan sosial yang berlangsung selama masa pandemi Covid-19 tidak hanya membuat perekonomian masyarakat terganggu, tapi mental dan psikologisnya juga terganggu. Menghadapi kondisi tersebut, pemerintah melalui Kementerian Sosial membuka layanan hotline psikososial dan konseling daring bagi masyarakat maupun tenaga medis, serta relawan yang berada di garda terdepan menghadapi pandemi Covid-19.
Layanan tersebut bisa diakses setiap hari, melalui nomor-nomor telepon yang tersedia. Pada hari Senin (082289184427), Selasa (087865783921), Rabu (082118619567), Kamis (081388335030), Jumat (081779413341), Sabtu (08128711019), dan Minggu (081335573778).
Program Layanan Psikososial Merespons Pandemi Covid-19 tersebut diluncurkan Menteri Sosial Juliari P Batubara, Selasa (12/5/2020), di Jakarta. Kehadiran layanan tersebut, menurut Juliari sangat penting, karena dampak pandemi sangat luas, hampir semua kelompok masyarakat terdampak.
Korban pandemi ini tidak hanya masyarakat level bawah. Sebab, kelompok masyarakat yang bekerja di sektor swasta yang biasanya mendapat pemasukan rutin juga bisa tiba-tiba kehilangan penghasilan pada masa pandemi saat ini. Bahkan, ada sejumlah pemilik usaha yang juga terancam karena usahanya harus tutup.
Kalau mereka tiba-tiba jatuh miskin, ini tentu bukan hanya masalah ekonomi dan sosial, melainkan juga ada masalah psikologis (Juliari P Batubara)
”Kalau mereka tiba-tiba jatuh miskin, ini tentu bukan hanya masalah ekonomi dan sosial, melainkan juga ada masalah psikologis,” papar Juliari.
Tekanan psikologis dan emosional juga muncul pada keluarga, saat salah satu anggotanya terkena Covid-19. Situasi itu bisa terjadi ketika mereka harus terpisah akibat isolasi. Belum lagi stigma dan perlakuan tidak pantas yang mungkin timbul dari lingkungan.
Oleh karena itulah, Juliari berharap, Program Layanan Psikososial dari Kemensos bisa mengurangi beban emosi individu ataupun masyarakat. Dengan kondisi emosi masyarakat yang bisa ditangani dengan baik, diyakini juga akan membantu kesiapan dan daya tahan masyarakat dalam situasi saat ini.
”Program Layanan Psikososial bisa mengurangi beban emosi individu ataupun masyarakat. Dengan kondisi emosi masyarakat yang bisa ditangani dengan baik, diyakini juga akan membantu kesiapan dan daya tahan masyarakat dalam situasi saat ini,” kata Mensos.
Untuk menjalankan layanan tersebut, tentu saja Kemensos tidak berjalan sendiri. Karena itu, Mensos Juliari mengajak semua pihak bersinergi dan berkolaborasi, baik pekerja sosial, asosiasi profesi, perguruan tinggi, para ahli, dan sebagainya diajak untuk bergandengan tangan, bersama-sama mengatasi masalah.
Program Layanan Psikososial Merespons Pandemi Covid-19 diselenggarakan Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S), Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial (Pusbangprof Peksos Pensos) dengan menggandeng Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI) dan Konsorsium Pekerjaan Sosial Indonesia (KPSI).
Ketua Umum DPP IPSPI Widodo Suhartoyo menyambut baik program tersebut. ”Manakala bangsa ini menghadapi situasi tidak berfungsinya tatanan sosial dalam masyarakat karena pandemi Covid-19, kami juga maju ke depan, membantu masyarakat sesuai fungsi dan tanggung jawab,” katanya.
Berdasarkan panduan
Karena itu, IPSPI meluncurkan panduan layanan psikososial yang merupakan protokol yang menjadi pegangan dan pedoman bagi pekerja sosial yang terjun di tengah pandemi Covid-19. Apalagi banyak pekerja sosial yang masih membantu masyarakat yang membutuhkan bantuan.
”Orang yang membutuhkan bantuan tidak bisa menunggu hingga pandemi selesai, yang kita tidak tahu selesainya kapan. Kita tidak bisa menunggu, semua klien dan orang yang membutuhkan bantuan bisa dibantu secara virtual dan daring, secara langsung. Itulah bagian dari tugas pekerja sosial, harus bekerja dengan panduan,” katanya.
Widodo mengakui bagi masyarakat bekerja dalam situasi pandemi seperti ini tentu sangat berat, karena itulah kehadiran layanan psikososial sangat berarti, untuk memberikan dukungan psikososial bagi semua pihak.
Pekerja sosial tidak hanya menjadi teman ”curhat”, tetapi juga membantu masyarakat yang menghubungi layanan tersebut memecahkan persoalan, termasuk memberikan informasi layanan lain.
Kepala BP3S Syahabuddin menyatakan, untuk bisa memberikan pendampingan layanan psikososial bagi masyarakat yang terdampak Covid-19 ini, para sukarelawan akan mengikuti bimbingan teknis.