Sebagian Besar Wilayah Indonesia Masih Rawan Covid-19
Pemetaan hingga 21 Juni 2020 menunjukkan 112 kabupaten/kota tidak terdampak Covid-19 atau tidak ada penambahan kasus baru. Kendati data menunjukkan Indonesia bisa optimistis, kewaspadaan tidak bisa dikendurkan.
Oleh
NINA SUSILO
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 112 kabupaten/kota di Indonesia sudah masuk kategori zona hijau, yakni tidak ada kasus positif Covid-19 atau tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 selama empat minggu terakhir. Kendati demikian, sebagian besar wilayah Indonesia masih dalam kategori rawan Covid-19, baik dalam kelompok risiko tinggi, sedang, maupun rendah.
Hal tersebut mengemuka dalam paparan Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dan anggota tim, Dewi Nur Aisyah, di hadapan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (24/6/2020).
Wiku menjelaskan, pandemi Covid-19 mendorong Indonesia membangun sistem informasi terpadu yang dinamakan Bersatu Lawan Covid (BLC). Dari sistem ini, bisa ditentukan zonasi tingkat penularan Covid-19, berapa kabupaten/kota dan berapa provinsi yang berubah statusnya membaik atau memburuk dalam menangani Covid-19.
Dari sistem tersebut, menurut Dewi, bisa diketahui laju penularan di Indonesia. Kendati jumlah kasus positif di Indonesia terus menanjak, ahli epidemiologi dan anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia ini menilai laju penularan Covid-19 di Indonesia tetap sama.
Sepanjang 11-17 Mei, ada 26.000 orang diperiksa dengan hasil sebanyak 13 persen positif Covid-19. Adapun dalam sepekan hingga 21 Juni, jumlah pemeriksaan spesimen mencapai 53.000, tetapi laju penularan masih 13-14 persen. Oleh karena itu, penambahan kasus harian dinilai sama dengan sebelumnya.
”Kita tidak bisa bilang bahwa kondisinya memburuk, tidak. Kondisinya sama, tetapi dengan testing yang lebih baik, lebih banyak, kita bisa mengisolasi pasien-pasien yang berpotensi dapat menularkan kepada kelompok rentan,” tutur Dewi.
Sepanjang 11-17 Mei, jumlah penambahan kasus per hari secara berurutan adalah 233, 484, 689, 568, 490, 529, dan 489. Adapun sepanjang 15-21 Juni, jumlah penambahan kasus per hari adalah 1.017, 1.106, 1.031, 1.331, 1.041, 1.226, dan 862.
Selain itu, dari data di sistem informasi BLC, diketahui beberapa wilayah sudah mulai mampu meredam penularan Covid-19. Daerah yang sudah tidak memiliki penambahan kasus positif selama empat pekan, tidak ada kasus positif Covid-19 yang meninggal, dan mengubah status dari zona kuning ke hijau mencapai 38 kabupaten/kota.
Adanya 38 kota/kabupaten zona hijau ini, menurut Wiku, adalah keberhasilan aparatur sipil negara dan pimpinan daerah dalam mengamankan masyarakat serta menekan kasus-kasus baru dan membuat tidak ada korban meninggal di wilayah ini.
Secara keseluruhan, menurut Dewi, pemetaan sampai 21 Juni 2020 menunjukkan terdapat 112 kabupaten/kota yang tidak terdampak Covid-19 atau tidak ada penambahan kasus baru. Jumlah ini termasuk 38 kabupaten/kota yang berhasil memperbaiki status dari zona kuning ke zona hijau. Selain itu, 188 kabupaten/kota masuk kelompok berisiko rendah, 157 berisiko sedang, dan 57 kabupaten/kota berisiko tinggi.
Pemetaan sampai 21 Juni 2020 menunjukkan terdapat 112 kabupaten/kota yang tidak terdampak Covid-19 atau tidak ada penambahan kasus baru. Jumlah ini termasuk 38 kabupaten/kota yang berhasil memperbaiki status dari zona kuning ke zona hijau.
Pemetaan wilayah ini menggunakan 15 indikator utama dengan 11 indikator epidemiologi, 2 indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan 2 indikator pelayanan kesehatan. Indikator-indikator ini adalah penurunan jumlah kasus positif pada minggu terakhir sebesar lebih dari atau sama dengan 50 persen dari puncak dan penurunan jumlah kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sama dengan atau lebih besar dari 50 persen dari puncak.
Selain itu juga penurunan jumlah meninggal kasus positif pada minggu terakhir sebesar lebih dari atau sama dengan 50 persen dari puncak, penurunan jumlah meninggal kasus ODP dan PDP pada minggu terakhir sebesar lebih dari atau sama dengan 50 persen dari puncak. Indikator lain ialah penurunan jumlah kasus positif yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih dari atau sama dengan 50 persen dari puncak. Selain itu, penurunan jumlah kasus ODP dan PDP yang dirawat di RS pada minggu terakhir sebesar lebih dari atau sama dengan 50 persen dari puncak, dan persentase kumulatif kasus sembuh dari seluruh kasus positif.
Indikator lainnya adalah laju penambahan kasus positif per 100.000 penduduk, tingkat kematian kasus positif per 100.000 penduduk, jumlah pemeriksaan sampel diagnosis meningkat selama dua pekan terakhir, tingkat penularan (positivity rate) rendah dengan target kurang atau sama dengan 5 persen dari seluruh orang yang diperiksa, jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat di RS, jumlah tempat tidur di RS rujukan mampu menampung lebih dari 20 persen jumlah ODP, PDP, dan pasien positif yang dirawat di RS, serta angka reproduksi efektif (Rt) di bawah satu.
Kecamatan berkategori rawan ini dikelompokkan menjadi 552 kecamatan dengan kerawanan tinggi, 2.505 kerawanan sedang, dan 2.164 dengan kerawanan rendah.
Secara mayoritas, kabupaten/kota di Indonesia yang berjumlah 514 kabupaten/kota masih dalam kategori rawan, baik berisiko tinggi, rendah, maupun sedang. Selain itu, dalam paparan Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, terlihat masih ada 5.201 dari 7.230 kecamatan di Indonesia yang masuk kategori rawan. Kecamatan berkategori rawan ini dikelompokkan menjadi 552 kecamatan dengan kerawanan tinggi, 2.505 kerawanan sedang, dan 2.164 dengan kerawanan rendah.
Namun, Wiku menggabungkan wilayah zona hijau dan wilayah dengan tingkat kerawanan rendah. Menurut dia, sejak 13 Mei sampai 21 Juni, jumlah daerah di kedua kategori itu terus meningkat dari awalnya 46,7 persen, menjadi 44 persen, kemudian meningkat terus menjadi 52 persen dan 58,3 persen serta saat ini sekitar 58 persen daerah di Indonesia. Karenanya, beberapa sektor dinilai sudah aman dan mulai dibuka.
Dengan basis data dan kajian ilmiah ini, Presiden Joko Widodo mengatakan kebijakan diambil. Namun, diingatkan pula bahwa masyarakat berperan besar dalam menekan jumlah kasus dan mencegah penyebaran Covid-19. Untuk itu, semua masih tetap harus berdisiplin mematuhi anjuran untuk mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak aman, dan menghindari kerumunan.
”Kita harus menyadari bahwa ancaman Covid-19 belum berakhir. Dalam beberapa hari terakhir ini, penambahan kasus positif Covid-19 masih meningkat di beberapa daerah dan di satu, dua, tiga provinsi masih tinggi angka positifnya,” kata Presiden.
Oleh karena itu, kendati data menunjukkan Indonesia bisa optimistis, kewaspadaan tidak bisa dikendurkan.