Indonesia Siap 290 Juta Dosis Vaksin hingga Akhir 2021
Pemerintah mencari vaksin baik dari luar negeri maupun mendorong produksi vaksin di dalam negeri. Jika vaksin yang tersedia kelak melebihi kebutuhan dalam negeri, tak tertutup kemungkinan akan dijual ke negara lain.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyebutkan, pemerintah telah mengamankan pengadaan vaksin Covid-19 hingga 290 juta dosis hingga akhir 2021. Pemerintah mencari vaksin baik dari luar negeri maupun mendorong produksi vaksin di dalam negeri. Jika vaksin yang tersedia kelak melebihi kebutuhan dalam negeri, tak tertutup kemungkinan akan dijual ke negara lain.
”Sampai akhir 2020, kita akan dapat 20-30 juta (dosis) vaksin, tetapi sampai akhir 2021 sekitar 290 juta vaksin,” kata Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas mengenai penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (24/8/2020).
Pemerintah juga terus mendorong pengembangan vaksin merah putih, vaksin Covid-19 yang diteliti Lembaga Biomolekuler Eijkman. Namun, bibit vaksin ini baru akan diserahkan kepada Bio Farma pada Februari 2021 dan harus melalui fase uji klinis.
”Kalau vaksin merah putih kita ketemu, kita bisa produksi lebih banyak. Kalau apa yang kita miliki berlebih dari yang ingin digunakan, bisa dijual ke negara lain,” tutur Presiden Jokowi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, seusai rapat terbatas, menjelaskan upaya mengamankan pemenuhan vaksin oleh pemerintah dilakukan untuk jangka pendek, yakni tahun 2020 dan 2021, serta jangka panjang menuju kemandirian vaksin. Untuk pemenuhan vaksin jangka pendek, Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan China dan Uni Emirat Arab.
Hingga akhir 2020, sudah diamankan komitmen penyediaan 20-30 juta dosis vaksin. Adapun pada kuartal pertama 2021 akan tersedia 80-130 juta vaksin. Pada kuartal kedua sampai keempat 2021, vaksin yang akan diimpor mencapai 210 juta.
”Dengan demikian, pada 2021, bisa kita amankan 290 juta sampai 340 juta (dosis vaksin),” ujar Retno didampingi Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
”Menurut saya, track kita sudah betul. Saat negara lain belum (bergerak), kita sudah ke sana ke sini mencari vaksin,” ucap Presiden Jokowi.
Diharapkan, upaya penanganan Covid-19 di Indonesia memberi keyakinan kepada pasar dan dunia usaha untuk kembali berinvestasi dan beraktivitas di Indonesia.
China dan UEA
Pekan lalu, Retno Marsudi dan Erick Thohir melawat ke China dan Uni Emirat Arab (UEA).
Dari kunjungan ke China, Indonesia melalui PT Bio Farma akan mendapatkan 50 juta konsentrat vaksin Covid-19 dari Sinovac. Paket pertama akan dikirim pada November 2020 sebanyak 10 juta dosis. Sinovac akan mengirimkan konsentrat vaksin Covid-19 secara bertahap setiap bulannya. Adapun pada Maret 2021, jumlah keseluruhan konsentrat vaksin yang dikirimkan menjadi 50 juta.
Selain itu, Sinovac berkomitmen menjadikan Bio Farma sebagai prioritas dalam pasokan konsentrat vaksin Covid-19 sampai akhir 2021. Hal ini tercantum dalam perjanjian Sinovac dengan PT Bio Farma yang ditandatangani di Hainan, China, Kamis (20/8/2020), antara Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir dan GM Sinovac Gao Xiang. Penandatanganan ini disaksikan Erick Thohir dan Retno.
Erick menyebutkan perjanjian tersebut tidak hanya sekadar memberikan konsentrat, tetapi di dalamnya terdapat pula transfer teknologi. Dengan demikian, kerja sama dipastikan saling menguntungkan.
Kendati demikian, Honesti Basyir mengatakan, konsentrat awal yang dikirim pada November ini tidak akan langsung diproduksi. Sebab, akan ada serangkaian pengujian oleh Bio Farma dan proses registrasi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sementara itu, Bio Farma sudah menyiapkan fasilitas produksi vaksin dengan kapasitas 100 juta dosis pada Agustus 2020 ini. Pada akhir Desember 2020, kapasitas produksi akan ditambah menjadi 150 juta dosis.
Dari kunjungan ke UEA, Pemerintah Indonesia mendapatkan tambahan pasokan vaksin sebanyak 10 juta dosis dari perusahaan farmasi China, Sinopharm. Vaksin ini hasil kerja sama Sinopharm dengan perusahaan produk kesehatan lokal, G42 Health Care AI Holding Rsc Ltd.
Perusahaan farmasi Indonesia, Indo Farma, juga bekerja sama dengan G42 untuk mengembangkan produk dan distribusi teknologi berbasis laser dan kecerdasan buatan untuk pemindaian penyakit Covid-19.
Kerja sama lain yang disepakati Indonesia dan UEA terkait distribusi vaksin. Nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Kimia Farma dengan G42 Health Care AI Holding Rsc Ltd berisi kerja sama pengembangan produk farmasi dan vaksin, mulai dari riset, uji klinis, hingga produksi dan distribusi.
Selain itu, Pemerintah Indonesia berharap produk farmasi dan vaksin asal Indonesia bisa diedarkan ke Timur Tengah dan Afrika melalui UEA.